Manisan terung ungu Nyi Empol. (Sumber: Instagram @warung_bulienz)

Ayo Biz

Nyi Empol, Manisan Terung Ungu Warisan Ibu Pilihan Oleh-oleh Garut

Kamis 05 Jun 2025, 16:02 WIB

AYOBANDUNG.ID - Lina Marliana tak menyangka resep manisan terung ungu peninggalan almarhum ibunya bisa membawanya sejauh ini. Sejak 2018, ia memproduksi camilan tradisional itu di bawah merek Nyi Empol, sebuah nama yang ia pilih untuk menghormati sang ibu, yang akrab disapa Empol semasa kecil.

“Ini bukan cuma makanan, tapi warisan keluarga,” kata Lina belum lama ini. “Dulu kalau ada Lebaran atau hajatan, ibu selalu buat manisan terung ini.”

Manisan terung ungu bukanlah produk baru di Garut, terutama di daerah Karangpawitan, kampung halaman ibu Lina. Namun, popularitasnya kian surut, tergilas oleh tren makanan kekinian. Lina merasa ada yang harus diselamatkan dari kepunahan: rasa masa kecil yang khas, sederhana, namun punya daya tahan dalam ingatan.

Dengan modal keberanian dan semangat untuk melestarikan tradisi, Lina mulai bereksperimen. Butuh waktu tiga tahun sampai ia benar-benar yakin pada hasil akhirnya. Proses pembuatannya tak bisa instan—mulai dari perendaman, pemasakan, pengeringan, hingga pelapisan gula, semua dilakukan dengan penuh ketelatenan.

“Bikin satu batch bisa seminggu. Kalau versi kering, bisa sampai dua minggu,” katanya.

Tradisi Bertemu Inovasi

Di tengah gempuran camilan kekinian, Nyi Empol memilih jalur berbeda. Ia tak hanya mempertahankan resep lawas, tapi juga memberi sentuhan inovatif agar bisa bersaing di pasar oleh-oleh yang makin kompetitif. Salah satunya dengan membuat varian manisan terung versi kering yang lebih awet dan praktis dibawa bepergian.

“Kalau kering kan lebih tahan lama. Jadi cocok dijadikan oleh-oleh atau dikirim ke luar kota,” ujar Lina.

Selain manisan terung, Nyi Empol juga mengembangkan sejumlah produk turunan lain, seperti keripik kembang geulis, sumpia ebi, keripik singkong jadul, dan ju dodol—olahan berbahan dasar tape yang kini sedang dalam tahap uji coba.

Usaha Lina terus tumbuh meski perlahan. Pada 2022, ia berhasil mendaftarkan merek Nyi Empol secara resmi melalui fasilitasi dari Dinas Koperasi. Ia juga dua kali mendapatkan bantuan modal usaha pada 2024 dan 2025, yang ia gunakan untuk membeli alat produksi. Tak hanya itu, Lina aktif mengikuti berbagai program pendampingan usaha.

Salah satu pencapaian terbarunya adalah terpilih mewakili Garut dalam program pelatihan wirausaha Mekaar Preneur di Bandung. Di sana, ia belajar cara mengelola keuangan, strategi branding, hingga teknik digital marketing.

“Saya baru ngerti pentingnya cara posting foto produk. Jadi sekarang mulai belajar bikin TikTok Shop juga,” katanya antusias.

UMKM Kecil, Mimpi Besar

Meski omzet bulanan Nyi Empol masih berkisar di angka Rp1,5 juta, Lina tak berkecil hati. Ia sadar betul, produk berbasis tradisi memerlukan edukasi pasar dan konsistensi branding agar bisa tumbuh. Apalagi, proses produksinya belum bisa dilakukan massal karena bergantung pada pre-order.

Namun bagi Lina, ukuran sukses tak hanya dihitung dari omzet. Ada kepuasan batin yang tak ternilai: bisa memperkenalkan kuliner khas Garut yang mulai dilupakan, dan menyambung nilai-nilai keluarga lewat usaha kecilnya.

Ke depan, ia berharap bisa mewariskan bisnis ini ke anaknya. Tak hanya agar usaha terus berjalan, tapi juga agar semangat melestarikan kuliner tradisional tetap hidup.

“Anak saya lebih ngerti teknologi. Saya ingin dia nanti ikut bantu, apalagi sekarang saya fokus belajar pemasaran digital juga,” katanya.

Di tengah deretan brownies, batagor instan, dan keripik pedas, Nyi Empol hadir sebagai penyeimbang. Produk-produknya mengajak orang kembali ke akar. Bahwa oleh-oleh tak melulu soal rasa, tapi juga cerita. Cerita tentang ibu yang memasak manisan di dapur saat Lebaran, tentang kampung halaman yang akrab dengan aroma gula dan terung rebus, tentang perjuangan perempuan menjaga resep keluarga agar tak punah ditelan zaman.

Manisan terung ungu bukan sekadar camilan. Ia adalah kenangan yang bisa dikemas, dijual, dan diwariskan. Dan Nyi Empol, dengan kesederhanaannya, menjadi bukti bahwa usaha kecil bisa punya cita rasa besar.

Infomasi umum Manisan Terung Ungu Nyi Empol

Instagram: @warung_bulienz

WhatsApp: 085725786429

Tags:
Nyi Empolmanisan terong

Hengky Sulaksono

Reporter

Redaksi

Editor