Kecamatan Leuwigoong di Kabupaten Garut dan sekitarnya, ronabuminya datar, dengan lebarnya sekitar 11 km, yang membentang antara kaki Gunung Mandalawangi sampai aliran Ci Manuk.
Kawasan yang berada di ketinggian +600 m dpl ini ditoreh Ci Manuk, membentuk lembah di ketinggian +560 m dpl, dan ada ruas sungai yang berkelok-kelok.
Secara alami, lubuk umumnya terbentuk di kelokan sungai. Di sana arus sungai sedikit melambat, namun arus di dasarnya berpusar menggerus material yang semula diendapkan di sana. Inilah yang menyebabkan semakin lama lubuk atau leuwi akan semakin dalam.
Seluruh material yang semula berada di dasar sungai terbawa ke bagian hilirnya, membentuk dasar sungai yang sedikit dangkal, dengan kecepatan aliran yang deras.
Di ruas sungai inilah airnya lebih jernih, sehingga banyak dipilih menjadi tempat untuk membersihkan pakaian dan alat rumahtangga.
Leuwi di kelokan sungai, dengan dasar yang lebih dalam, dengan arus di permukaan yang berpusar sebelum lepas ke hilir. Pusaran arus di permukaan dan gerusan arus di dasar sungai itulah yang membentuk runabumi lubuk menjadi membulat.
Sangat mungkin, ketika leuwi itu dilihat dari atas, bentuknya menyerupai gong (dalam bahasa Sunda goong), maka lubuk itu dinamai Leuwi Goong.
Ketika penduduk menghuni kawasan di sekitar Leuwi Goong, maka di Jawa Barat sudah lazim, nama tempat bermukim baru itu menggunakan nama geografis yang sudah ada lebih awal. Nama lubuk di sungai itu ditulis dipisahkan, seperti Leuwi Goong.
Namun, ketika banyak yang datang di sekitar Leuwi Goong, kemudian membentuk perkampungan, berkembang menjadi desa, atau menjadi kecamatan, maka menulisnya menjadi Leuwigoong.

Ketika di sana dibuat rel kereta api dan ditetapkan halte, perhentian kereta api di sekitar Desa Leuwigoong, maka namanya Halte Leuwigoong (+617 m dpl), yang selesai dibangun tanggal 14 Agustus 1889.
Di stasiun inilah pada tanggal 4 Februari 1978 menjadi tempat dilumpuhkannya Mat Peci dengan peluru sampai meninggal.
Mat Peci alias Mamat, terkenal sebagai perampok yang kejam dalam melakukan perampokannya. Seperti membunuh polisi dan merampas pistol revolvernya. Pistol rampasannya oleh Mat Peci dijadikan senjata untuk melakukan perampokan di Bandung, Cirebon, dan Sukabumi.
Mat Peci berasal dari keluarga terpandang di Leuwigoong, namun patah hati karena lamarannya ditolak oleh orang tua gadis idamannya.
Merantaulah dia ke Bandung, dan itu menjadi sekolah baginya ketika banyak bertemu dengan kalangan yang biasa melakukan perampokan.
Mamat yang alumni pesantren di Garut, sudah biasa ke mana-mana memakai peci (kopeah). Inilah nama aliasnya berasal.
Kisah perampok ulung dengan ilmu kebalnya yang memendam luka patah hatinya, kemudian diangkat menjadi film dengan judul Mat Peci (Pembunuh Berdarah Dingin).
Keterkenalan dalam perampokannya yang brutal, dan romantisme Mat Peci dengan pacar masa remajanya saat dalam perburuan polisi, kemudian dibuat film komersial.
Popularitasnya mengalahkan film Hollywood yang sedang tayang di Bandung. Dan pada tahun 2019, kisah Mat Peci dijadikan lagu oleh Bendi Harmoni.
Baca Juga: 10 Tulisan Terbaik AYO NETIZEN Juni 2025, Total Hadiah Rp1,5 Juta
Di Jawa Barat, lubuk di sungai disebut leuwi, seperti beberapa contoh yang abadi menjadi nama geografis:
Desa Leuwigoong dan Kecamatan Leuwigoong di Kabupaten Garut
Leuwi Cingcin di Karyamukti, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat
Leuwi Dulang di Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung
Leuwi Jubleg di Cihikeu, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Leuwi Kancah di Kertamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta
Leuwi Seeng di Kaduwulung, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, dan Leuwi Muih di Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat
Leuwiabrul di Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung
Leuwi Areuy di Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor
Leuwigajah di Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Leuwi Hejo di Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor
Leuwi Kacapi di Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Leuwi Kancra di Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur
Leuwi Korsi di Bungbulang, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut. Leuwi Kuning di Desa Pameungpeuk, Kabupaten Garut
Leuwi Loa di Banjarwangi, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut
Leuwinanggung di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut
Leuwiodeng di Bojongpicung, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur
Leuwi Lieuk di Desa Karangtengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor
Leuwipanjang di Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung
Leuwi Tonjong di Jayamukti, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut. Leuwiurug di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
Leuwi, disebut juga kedung, seperti beberapa contoh yang abadi dalam nama geografis:
Kedungbunder di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon. Kedungcigadog di Cigadog, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya
Kedungcoet di Cemara, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu
Kecamatan Kedungwaringin di Kabupaten Bekasi, Kedungwuluh di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran
Kedungwungu di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu
Kedungcopong di Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut
Kedungjeruk di Kecamatan Cibuaya, Karawang
Kedungkole di Karangmekar, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Kedungsoga di Mekarpohaci, Kecamatan Cilebar, Karawang.
Dan masih banyak contoh toponim yang memakai kata kedung.
Itulah beberapa contoh toponimi di Jawa Barat yang memakai kata leuwi dan kata kedung. (*)