Menjadi mahasiswa itu hal yang menyenangkan dalam hidup, tetapi juga penuh tantangan. Salah satunya, urusan keuangan. Apalagi buat kita yang merantau dan jadi anak kos.
Jauh dari orang tua, semuanya harus mandiri termasuk hal keuangan. Dulu, waktu awal ngekos, saya sempat kaget. Uang bulanan cepat banget habis, padahal baru pertengahan bulan. Dari situ saya sadar, gaya hidup hemat itu bukan cuma pilihan, tetapi kebutuhan.
Masalah keuangan memang menjadi masalah mahasiswa ketika ngekos. Mulai dari bayar kuliah, bayar kos, makan, transportasi, atau print tugas, semua butuh biaya. Kalau kita tidak pintar-pintar mengatur, bisa-bisa tanggal tua datang lebih cepat.
Nah, gaya hidup hemat bukan soal pelit, tapi tentang bagaimana kita pakai uang dengan bijak, biar hidup tetap jalan tanpa harus ngutang atau nunggu kiriman tambahan.
Apa Sih Hidup Hemat Itu?
Buat saya, hidup hemat itu soal menahan diri. Bukan berarti tidak boleh bersenang-senang, tapi lebih ke tahu mana yang penting dan mana yang bisa ditunda.
Makan enak boleh saja, asal jangan setiap hari. Nongkrong? Silakan, tapi jangan sampai boros. Soalnya sebagai mahasiswa yang belum punya penghasilan tetap, kita harus pintar-pintar bertahan dengan uang kiriman bulanan.
Jujur saja, dulu saya juga susah banget untuk menabung. Alasannya Cuma karena pas-pasan. Tapi ternyata bukan cuman itu. Saya tidak punya anggaran, suka sering jajan, dan gampang tergoda promo online. Kadang cuma karena teman mengajak kita, saya ikut-ikutan beli ini-itu yang sebenarnya tidak butuh.
Akhirnya, uang habis buat hal-hal yang tidak penting. Beberapa kebiasaan boros mahasiswa antara lain: tidak membuat anggaran harian, terlalu sering jajan di luar atau memesan makanan online tanpa promo, mudah terpengaruh tren dan gaya hidup teman, serta kurang mampu menentukan prioritas.
Baca Juga: Ketentuan Kirim Artikel ke Ayobandung.id, Total Hadiah Rp1,5 Juta per Bulan
Tips Bertahan Hidup dengan Hemat (versi Mahasiswa)

Dengan memahami penyebab tersebut, Berikut ini beberapa hal yang mulai saya terapkan dan lumayan membantu untuk menjaga dompet tetap “sehat” sampai akhir bulan. Salah satu langkah awal yang saya lakukan adalah mencatat pengeluaran bulanan, cukup dengan catatan sederhana di HP agar saya tahu ke mana saja uang saya pergi.
Selain itu, juga belajar untuk memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Sekarang saya lebih berpikir dua kali sebelum beli sesuatu, apakah benar-benar butuh atau hanya sekedar keinginan. Mencoba untuk mulai belajar memasak sendiri, meskipun dulu rasanya sangat malas.
Setidaknya saya usahakan untuk memasak sarapan atau makan malam. Ternyata, selain lebih hemat, rasanya juga lebih puas dan tentunya lebih sehat. Hal kecil lainnya yang cukup berdampak adalah membawa bekal dan air minum sendiri. Ini kelihatannya sepele, tetapi bisa sangat mengurangi pengeluaran harian. Untuk urusan belanja, sekarang saya lebih cermat dengan membandingkan harga dulu sebelum membeli dan menunggu momen promo jika memang butuh.
Terakhir, kalau ada waktu luang, bisa mencoba mencari tambahan penghasilan, seperti ikut freelance, bantu-bantu jualan online, atau kerja part time. Lumayan buat menambah uang jajan, tapi tanpa mengganggu jadwal kuliah.
Baca Juga: Cara Baru Menulis di Ayobandung.id, Tak Perlu Kirim Tulisan ke Email
Hidup Hemat Itu Investasi Masa Depan
Hidup hemat bukan hanya pilihan, tapi jadi kebutuhan utama bagi mahasiswa.
Di tengah kondisi keuangan yang pas-pasan, kemampuan mengatur pengeluaran menjadi skill penting yang akan berguna seumur hidup.
Gaya hidup hemat bukan berarti serba kekurangan, tapi tentang bagaimana caranya menyesuaikan antara kebutuhan dan kemampuan.
Kalau gaya hidup hemat dibiasakan sejak awal, kuliah pun bisa dijalani dengan lebih tenang dan tertata. Kebiasaan ini juga melatih kita jadi pribadi yang mandiri, disiplin, dan siap menghadapi berbagai tantangan ke depan. (*)