Menuju stasiun kereta cepat Indonesia Cina (KCIC) Tegalluar bagi penumpang yang berdomisili di daerah timur seperti Rancaekek, Cicalengka, Garut penuh halang rintang yang tidak nyaman. Untuk menuju Stasiun Tegalluar ada dua pilihan. Yakni rute pertama kita mesti jalan melingkar melewati jalan raya Cileunyi menuju bunderan Cibiru Kota Bandung lalu memasuki jalan kampung melewati Masjid Raya Al Jabar dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) kemudian sampailah ke stasiun.
Melewati rute pertama kita akan disergap oleh kemacetan lalu lintas yang parah, sejak jalan raya Rancaekek-Cileunyi-Bundaran Cibiru. Kemacetan bisa memakan waktu lebih dari satu jam. Sering kali penulis tertinggal jadwal Whoosh karena disergap kemacetan.
Karena kapok disergap kemacetan,penulis memilih rute kedua untuk menuju stasiun Whoosh Tegalluar. Yakni rute lewat jalan desa yang dimulai dari seberang pintu gerbang utama Perumahan Bumi Rancaekek Kencana. Kemudian memasuki jalan menuju bengkel perawatan Whoosh Rancaekek disambung dengan jalan kampung Bobodolan yang kondisinya sempit dan penuh lubang. Kalau musim hujan becek dan sangat licin. Apalagi jalan desa itu menyusuri sempadan sungai yang kondisi jalannya sempit dan kalau tidak berhati-hati bisa terperosok tercebur ke sungai.

Jalan desa itu akhirnya tembus ke pintu masuk utama Stasiun Tegalluar setelah melewati halang rintang yang sangat tidak nyaman. Nampak jelas jalan becek penuh lubang itu dari tempat tunggu penumpang Whoosh. Penulis sendiri pernah mengalami insiden tercebur ke pematang sawah karena kendaraan ojek daring mengalami slip. Terpaksa mencuci dulu pakaian yang kena lumpur sebelum memasuki rangkaian Whoosh.
Pemerintah daerah, dalam hal ini Kabupaten Bandung mestinya memperbaiki jalan desa menuju tersebut. Apalagi kawasan Rancaekek hingga ruas jalan tol yang merupakan perbatasan dengan Kota Bandung merupakan kawasan strategis. Sehingga perbaikan dan perluasan jalan hingga perbaikan tanggul sungai dan saluran drainase sudah sangat mendesak. Selain menuju stasiun Whoosh, jalan desa tersebut juga merupakan rute menuju Stadion GBLA dan Masjid raya Al Jabar.
Kondisi saat memulai perjalanan, sangat kontradiksi dengan setelah menuruni Whoosh di stasiun Halim Jakarta Timur. Dari sini kondisinya sangat nyaman karena sudah tersedia moda kereta LRT menuju Dukuh Atas. Frekuensi perjalanan LRT yang hanya berselang 7 menit antara kereta satu dengan yang lain semakin mempercepat menuju Jakarta Pusat. Jika rapat diselenggarakan di daerah Jakarta Selatan, juga sudah tersedia moda MRT yang bisa melayani dengan cepat hingga Lebak Bulus.

Sepanjang bulan April dan Mei 2025 penulis telah melakukan enam kali perjalanan PP menggunakan kereta cepat Whoosh dari stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung ke stasiun Halim, Jakarta Timur dan sebaliknya.

Stasiun Tegalluar yang sangat luas dan megah terus menerus terlihat sepi. Penumpang enggan menuju stasiun karena hambatan kemacetan lalu lintas, kondisi jalan yang sempit dan faktor gangguan sosial, seperti adanya gesekan antara angkutan online dengan ojek pangkalan.
Saat ini ada ojek pangkalan atau ojek online yang bisa melayani penumpang menuju Stasiun Tegalluar lewat pematang sawah. Dari Perumnas Rancaekek hanya perlu waktu sepuluh menit sampai di pintu masuk Stasiun Tegalluar. Namun jika hari sudah gelap atau sehabis turun hujan, maka tukang ojek tidak berani melewati pematang sawah tersebut.
Pemerintah hanya perlu membangun jalan sekira 4 kilometer. Satu kilometer diantaranya berupa pematang sawah yang diperkeras batu. Sedang yang 3 kilometer berupa jalan desa. Di ruas jalan tersebut yang saat ini masih berupa sawah.
Baca Juga: Plagiat dan Duplikat, 2 Hal Beda yang Mesti Dihindari Penulis Ayobandung.id
Sebetulnya kawasan di sekitar Stasiun Tegalluar memiliki prospek yang sangat bagus sebagai destinasi wisata, perhotelan, perumahan, hingga kawasan pendidikan. Salah satu tantangan atau hambatan alam di sekitar stasiun adalah bencana banjir yang sering menyergap Kawasan tersebut. Namun hal itu bisa diatasi jika pemerintah daerah serius memperbaiki banjir kanal barat Rancaekek dan normalisasi tanggul anak Sungai yang ada agar alirannya bisa lancar menuju Sungai Citarik.
Ruas jalan desa yang rusak bertambah panjang akibat musim hujan yang berkepanjangan. Banjir menyebabkan kerusakan jalan semakin parah. Mesti ada solusi konkrit untuk memperbaiki jalan rusak baik itu yang menyangkut manajemen yang bebas penyelewengan anggaran perbaikan, bebas dari gangguan preman yang berkedok ormas, maupun inovasi teknologi untuk mengatasi jalan rusak sehingga kualitas lebih baik dan umur jalan lebih panjang.
Untuk lokasi jalan yang medannya kritis atau riskan terhadap bencana alam, diperlukan inovasi teknologi untuk mengatasinya. Mestinya tidak ada lagi istilah tambal sulam atau perbaikan jalan secara asal-asalan yang berulang-kali menghabiskan keuangan negara.

Penulis yang sudah tinggal di Rancaekek sejak tahun 1996 melihat potensi sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Bandung khususnya di sekitar Rancaekek yang luar biasa. Bila dikelola akan menghasilkan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Sederet potensi lokal telah tersedia. Saya mengambil contoh yang sederhana tetapi bisa menjadi kekuatan ekonomi lokal yang luar biasa, yakni potensi perikanan. Penulis berani mengatakan bahwa ikan air tawar di kabupaten Bandung khususnya di daerah Rancaekek paling enak dan gurih di negeri ini.
Saya sering membeli ikan gabus ukuran besar dari petani, rasanya paling enak diantara ikan gabus di daerah lain yang pernah saya rasakan. Itu semua karena kualitas tanah di kabupaten Bandung sangat luar biasa dan cocok untuk berbagai budidaya ikan dan binatang air lainnya. Oleh sebab itu, semua pihak harus menjaga agar tanah dan air di Kabupaten Bandung jangan sampai mengalami pencemaran berat akibat limbah industri. Penulis juga berharap agar komunitas burung blekok, kuntul dan satwa liar lainnya bisa lestari dan habitatnya dilindungi dengan baik. Keniscayaan Pembangunan hijau yang berkelanjutan serta proses kreatif yang menghasilkan bermacam produk bernilai tambah tinggi bisa tercapai. Yang pada gilirannya bisa memakmurkan masyarakat lokal.
Baca Juga: Ketentuan Kirim Artikel ke Ayobandung.id, Total Hadiah Rp1,5 Juta per Bulan
Pemkab Bandung tidak boleh mati langkah dalam membangun infrastruktur yang bisa memperlancar konektivitas perhubungan dan bisa menumbuhkan kreatifitas warga dan mengajarkan proses desain yang sesuai perkembangan zaman. (TS)