Etika adalah napas bagi seorang jurnalis. Tanpa etika, berita bisa kehilangan makna dan merugikan banyak pihak.
Karena itu, jurnalis perlu memahami dan menerapkan etika dalam setiap langkah kerjanya.
Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan untuk menjaga etika jurnalistik:
1. Periksa Fakta Sebelum Menulis
Sebelum menayangkan berita, pastikan semua informasi sudah diverifikasi. Jangan tergoda untuk menjadi yang pertama kalau belum yakin kebenarannya.
Selalu lakukan konfirmasi kepada dua pihak agar berita seimbang dan tidak menyesatkan.
2. Pisahkan Fakta dan Opini
Tugas jurnalis adalah menyampaikan fakta, bukan menambah opini pribadi.
Jika ingin menulis pendapat, gunakan rubrik opini, bukan berita. Pembaca berhak mendapatkan informasi yang objektif.
3. Jaga Privasi Narasumber
Saat meliput kasus sensitif seperti kekerasan atau bencana, jaga identitas korban.
Jangan menampilkan wajah atau nama tanpa izin. Etika ini penting untuk menghormati martabat dan hak pribadi narasumber.

4. Gunakan Bahasa yang Sopan dan Netral
Bahasa jurnalis harus netral, tidak memihak, dan tidak provokatif. Hindari kata-kata yang menyinggung, menyudutkan, atau mengandung kebencian.
Pilih diksi yang jelas dan sopan agar berita tetap profesional.
5. Hindari Konflik Kepentingan
Jurnalis tidak boleh menerima imbalan atau hadiah dari narasumber yang bisa memengaruhi isi berita. Objektivitas harus dijaga agar kepercayaan publik tidak luntur.
6. Hormati Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers bukan sekadar aturan, tapi panduan moral.
Pahami isi dan tujuannya, lalu jadikan sebagai pedoman dalam setiap liputan dan penulisan berita.
Menjadi jurnalis beretika tidak sulit, asal ada niat dan kesadaran. Etika bukan hanya tanggung jawab profesional, tetapi juga wujud penghormatan terhadap kebenaran dan kemanusiaan.
Diharapkan dengan menerapkan langkah-langkah di atas, jurnalis dapat menjaga kepercayaan publik sekaligus marwah profesinya. (*)