Pebulutu tangkis Indonesia, Alwi Farhan. (Sumber: Dok. PBSI)

Ayo Netizen

‘Membaca’ Masa Depan Tunggal Putra Indonesia

Senin 04 Agu 2025, 17:02 WIB

SEKTOR bulu tangkis Tunggal Putra Indonesia–perlahan tapi pasti–sedang mengalami transisi dari era seniornya, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie dan kawan-kawan, ke era juniornya, Alwi Farhan (23) dan Muhamad Zaki Ubaidillah (45) dan kawan-kawan. 

Padahal sebelumnya–hingga berakhirnya China Open 2025 bulan Juli lalu–banyak pengamat yang tidak sabar menyebut sektor Tunggal Putra Indonesia tengah mengalami krisis menyusul belum adanya Tunggal Putra yang muncul dengan prestasi membanggakan pengganti Ginting, panggilan akrab Anthony Sinisuka Ginting, dan Jojo, panggilan akrab Jonatan Christie, yang kian hari prestasinya kian meredup. 

Tetapi, di Macau Open 2025 minggu kemarin, “sang putra fajar” Alwi Farhan yang baru berusia 20 tahun itu menjawab keraguan sejumlah pengamat dan netizen yang “tidak sabar” akan masa transisi ini dengan membuktikan menyabet gelar bergengsi juara seri BWF Tour Super 300.

Bagi Alwi, ini adalah gelar pertamanya di level Super 300 dan ia membawa hadiah uang hampir 500 juta. Dan ia berharap prestasinya ini terus berlanjut da level super 500 dan 750.

Ubed pun begitu. Sebelum tampil di Macau Open 2025, atlet yang baru berusia 17 tahun asal Bangkalan, Madura itu, menjuarai turnamen yang tak kalah bergengsi, Junior Asia Badminton Championship 2025 di Solo.

Sayang, Alwi dan Ubed di Macau Open 2025 harus bertemu di babak 16 besar dan kita harus mengikhlaskan siapa pun di antara keduanya yang harus melaju terus. Dan ternyata Alwi lebih siap menjawab tantangan itu.

Tanda-tanda Alwi akan duluan moncer sebenarnya sudah terbaca. Atlet asal Solo itu mampu bersaing di tingkat pemain elit dunia dengan menumbangkan dan merepotkan pemain-pemain elit dunia. June Wei Cheam, Anders Antonsen, Lakshya Sen, Jason Gunawan, Justin Ho pernah ditumbangkan Alwi. Juga Alwi—di beberapa turnamen--hampir menang dengan Viktor Axelsen, Alex Lanier, hingga Kunlavut Vitadsarn.

Berbeda dengan nasib dua seniornya, Jojo dan Ginting. Update terbaru, hanya Jojo dan Ginting dua pemain Tunggal Putra Indonesia yang mendapat undangan BWF untuk tampil di Kejuaraan Dunia 25-31 Agustus di Porte de La Chapelle Arena alias Adidas Arena, Paris, Prancis.

Pebulu tangkis Indonesia, Muhamad Zaki Ubaidillah. (Sumber: Dok. PBSI)

Konon, sempat ada kabar memilukan di mana Ginting tak mendapat undangan tampil di Kejuaraan Dunia 2025 karena rangking BWF Ginting terjun bebas—kini, ia berada di peringkat 74-an. Tetapi, akhirnya terjawab sudah, Ginting ikut. Artinya, ini menjadi kesempatan bagi keduanya untuk menghilangkan rasa penasaran di mana keduanya belum pernah merasakan juara dunia.

Jojo akan tampil mewakili Indonesia—di tengah prestasinya yang terus melorot--kini ranking 8 dunia—sejak meraih gelar All England 2024 tahun lalu. Saat itu Jojo dan Ginting menciptakan All Indonesian Final setelah Indonesia puasa gelar selama 30 tahun di turnamen yang paling tua itu. Jojo menaklukkan Ginting dua gim langsung 21-15 21-14.

Sejak saat itu prestasi keduanya terus menurun. Jojo sibuk dengan keluarganya. Istrinya, Junianatha (Shanju) melahirkan anak pertamanya, Leander Jayden Christie, pada akhir Agustus 2024. Lalu, Mei 2025. Jojo dan Chico Aura Dwi Wardoyo—rekannya di pelatnas—menyampaikan niatnya untuk menjalani model latihan berbasis klub di luar pelatnas.

Niat keduanya diluluskan PBSI. Namun begitu, PBSI tetap akan memberikan dukungan dan koordinasi teknis kepada kedua atlet tersebut, yang akan terus dipanggil untuk membela tim nasional Indonesia dalam ajang-ajang internasional resmi. 

"Ini bukan perpisahan. Ini bentuk kolaborasi. Model seperti ini lazim diterapkan di negara-negara besar dan kini Indonesia juga sedang bergerak menuju sistem pembinaan yang lebih fleksibel," kata Taufik Hidayat wakil ketum PBSI. 

Prestasi Jojo terbaik adalah runner up Indonesia Master 2025 dan semifinal India Open 2025.

Sementara, Ginting--saat persiapan Olimpiade Paris 2024—atlet asal Cimahi itu mengalami cedera tulang rawan dan peradangan otot di bagian bahu kanan hampir 6 bulan lamanya hingga ia mencoba comeback di Japan Open 2025 dan China Open 2025.

Hasilnya jeblok, di Japan Open di babak pertama Ginting didepak wakil tuan rumah Kodai Naraoka 21-13, 21-19.  Dan di China Open 2025 juga terhenti di babak pertama dijegal Brian Yang dari Kanada. Ginting sempat menang telak pada gim pertama. Namun, ia lantas banyak melakukan kesalahan sendiri dan berakhir kalah 21-9, 16-21, 14-21. 

Di bawah Ginting dan Jojo masih ada Chico. Tapi, prestasi Chico belum bisa diharapkan. Kini, atlet asal Papua itu menempati rangking 47 dunia. 

Selain nama-nama itu, di ranking 100 besar dunia masih ada Yohanes Saut Marcellyno (74) dan Pradiska Bagas Sujiwo (85). Memang kedua atlet itu prestasinya belum bersinar seperti Alwi dan Ubed.

Tapi semoga saja melalui usaha keras pemain, pelatih, pengurus, dan kerja sama dengan stakeholder terkait masa transisi ini berjalan mulus dan menghasilkan prestasi yang membanggakan. (*)

Tags:
tunggal putrabulu tangkisbadminton

Dudung Ridwan

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor