Ilustrasi Foto Dapros. (Foto: Dok. Shopee)

Ayo Biz

Mengenal Dapros, Kerupuk Tradisional dengan Bentuk Unik dan Citarasa Khas

Selasa 02 Sep 2025, 11:07 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Di meja makan orang Indonesia, kerupuk hampir selalu hadir sebagai pelengkap. Di antara ragam jenisnya, ada satu yang masih bertahan hingga kini meski dibuat dengan cara tradisional, yaitu kerupuk dapros.

Nama dapros terdengar unik. Ternyata, istilah ini merupakan singkatan dari sedap dan ngepros. Filosofi sederhana yang menggambarkan rasa gurih sekaligus sensasi 'kletuk' khas saat digigit.

Tak heran, dapros kerap disebut sebagai kerupuk yang tidak hanya mengenyangkan mulut, tetapi juga menghadirkan pengalaman berbeda bagi penikmatnya.

Bahan dasarnya sederhana, tepung beras dan tepung kanji. Namun proses pembuatannya penuh detail yang menentukan kualitas.

Beras harus ditumbuk hingga halus, sering kali ditambah bawang putih dan kencur agar harum. Setelah dicampur dengan penyedap, kanji, dan air panas, adonan dikukus menggunakan langseng besar di atas tungku tradisional.

Dari sana, dapros mulai bertransformasi. Adonan dibentuk menyerupai kembang sepatu menggunakan alat seadanya, yaitu alas daun pisang, plastik, dan sedikit minyak sayur agar tidak lengket.

"Tahap menumbuk dan membentuk adonan itu yang paling berat. Kadang sampai ketiduran di tengah proses karena kecapekan. Punggung dan tangan sakit semua,” ujar Juwariah, pengrajin Dapros dari Bandung Timur, dilansir dari Ayobandung.com pada, Selasa, 2 September 2025.

Pengolahan Dapros secara tradisional. (Foto: Dok. Ayobandung.com)

Warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau kerap ditambahkan supaya kerupuk terlihat lebih menarik saat dijual. Pengeringan menjadi tahap penting lain yang menentukan renyah atau tidaknya dapros.

Setelah dikukus kembali, kerupuk dipindahkan ke ayakan besar lalu dijemur langsung di bawah matahari. Cuaca cerah bisa membuatnya kering dalam sehari, tapi saat hujan proses ini bisa memakan waktu hingga dua hari.

Satu bungkus dapros biasanya berisi 20 keping, dijual sekitar Rp8.000 sampai Rp35.000. Meski harganya terjangkau, kerupuk ini punya nilai lebih dari sekadar camilan.

Dapros kerap menjadi bagian penting dalam acara hajatan, lebaran, hingga jamuan keluarga. Keberadaannya memberi nuansa nostalgia pada hidangan, seolah membawa kembali kenangan makan bersama di masa lalu.

"Biasanya yang beli itu kebanyakan untuk hajatan atau cemilan untuk tamu," ungkap Juwariah.

Kerupuk dapros mungkin tidak diproduksi massal di pabrik besar, tetapi justru di situlah keistimewaannya. Setiap kepingnya adalah hasil kerja tangan, kesabaran, dan cinta pada tradisi.

Link Pembelian Produk

1. https://s.shopee.co.id/BK5q9w4ER

2. https://s.shopee.co.id/8zvUMOta5p

3. https://s.shopee.co.id/10fdrsrPf

4. https://s.shopee.co.id/6KujBW3k25

5. https://s.shopee.co.id/6KujBWUgpP

Tags:
Kerupuk kembangKerupuk UnikDaproskuliner bandung

Rizma Riyandi

Reporter

Rizma Riyandi

Editor