AYOBANDUNG.ID -- Industri eSports di Indonesia tengah mengalami akselerasi yang signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif.
Di tengah momentum tersebut, Bandung muncul sebagai kota strategis yang dipilih untuk menjaring talenta-talenta atlet eSports berbakat, menandai babak baru dalam penguatan ekosistem gaming nasional.
Bandung bukan hanya dikenal sebagai kota kreatif, tetapi juga sebagai rumah bagi komunitas gamer yang aktif dan beragam. Dari pemain Dota 2 dan Valorant hingga cosplayer dan konten kreator, ekosistem gaming di kota ini tumbuh secara organik dan inklusif.
Penyelenggaraan berbagai event gaming, termasuk turnamen dan community meet-up, menjadi bukti bahwa Bandung memiliki daya tarik tersendiri dalam membentuk kultur eSports yang sehat dan kompetitif.
Salah satu inisiatif yang memperkuat posisi Bandung dalam peta eSports nasional adalah penyelenggaraan Road to APAC Predator League 2026 Roadshow di Bandung.
Kehadiran ajang tersebut di Bandung menjadi indikator bahwa kota ini memiliki potensi besar dalam melahirkan atlet eSports yang mampu bersaing di tingkat Asia Pasifik. Event ini juga menjadi ruang interaktif bagi komunitas untuk saling berbagi pengalaman dan membangun koneksi.
Marketing Communication Manager Acer Indonesia, Renaldy Felani menegaskan bahwa kompetisi bukanlah satu-satunya tujuan dari penyelenggaraan event tahunan ini.
“Road to APAC Predator League 2026 Roadshow ini bukan sekadar turnamen, tapi pengalaman menyeluruh bagi komunitas gamer. Kami ingin menciptakan ruang di mana mereka bisa bertemu, berkompetisi, dan tumbuh bersama,” ujar Renaldy kepada Ayobandung.
Menurut Renaldy, konsistensi penyelenggaraan selama tujuh tahun menjadi bukti komitmen terhadap pengembangan ekosistem eSports Indonesia.
“Kalau ngomongin olahraga, tanpa kompetisi tak akan berkembang. Kami ingin kompetisi ini jadi pemantik semangat dan regenerasi atlet eSports di Indonesia,” tambahnya.
Bandung dipilih secara khusus sebagai lokasi penjaringan karena dinilai memiliki komunitas gaming yang solid dan aktif. Hal ini menunjukkan bahwa Bandung memiliki ekosistem yang mendukung pembinaan sejak akar rumput.
“Kami sengaja pilih Bandung untuk kumpulin komunitas Dota, dan Valorant, hingga cosplayer. Event ini jadi wadah mereka untuk bertemu dan berkompetisi,” kata Renaldy.
Tak hanya ingin sekadar jadi penyedia perangkat gaming di Indonesia, Acer, kata Renaldy menggandeng RRQ Valorant sebagai brand ambassador Predator Gaming Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung ekosistem esports di Indonesia dan memberikan akses ke perangkat gaming terbaru dari Acer untuk tim tersebut.
“Kami sebagai produsen, selain buat produk, kami juga ingin menciptakan teknologi untuk semua. Dari kebutuhan perangkat kerja harian hingga perangkat yang mendukung gaming,” jelas Renaldy.
Dukungan terhadap ekosistem eSports juga tercermin dalam partisipasi Acer sebagai Official Technology Partner dalam PON Jayapura. Langkah ini menunjukkan sinergi antara industri dan olahraga prestasi.
“Kami menyediakan semua perangkat untuk mendukung gelaran eSports di PON. Semua PC pakai produk kami. Ini cara kami membantu mengembangkan ekosistem,” ungkap Renaldy.
Tak hanya berhenti di kompetisi, Acer juga aktif mendukung komunitas game development di Indonesia. Hal ini, menurut Renaldy untuk membuka peluang baru dalam industri kreatif digital.
“Kami ingin sejalan dengan program pemerintah, di mana kita jangan hanya jadi konsumen gaming tapi juga produsen. Komunitas developer lokal terus berkembang dan potensial,” katanya.
Menurut laporan dari Indonesia Esports Association (IESPA), jumlah pemain aktif eSports di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 50 juta pada 2025, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 25%.
Angka ini menunjukkan bahwa eSports bukan hanya tren, tetapi sektor ekonomi yang menjanjikan. Bandung, dengan modal sosial dan budaya yang kuat, memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan.
Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah stigma negatif terhadap dunia gaming yang masih melekat di sebagian masyarakat.
Banyak yang belum memahami bahwa eSports adalah olahraga prestasi yang membutuhkan strategi, kerja tim, dan disiplin tinggi. Literasi digital dan edukasi publik menjadi kunci untuk mengubah persepsi ini.
Distribusi infrastruktur teknologi yang belum merata juga menjadi hambatan. Di kota-kota besar seperti Bandung, akses terhadap perangkat gaming dan koneksi internet relatif baik.
Namun di daerah lain, banyak talenta muda yang belum bisa mengembangkan potensinya karena keterbatasan fasilitas. Pemerataan akses menjadi hal krusial untuk memastikan inklusivitas.
Peluang karier di industri eSports sangat luas. Tak hanya sebagai atlet, generasi muda bisa berkarier sebagai caster, analyst, coach, manajer tim, hingga pengembang game.
Platform seperti YouTube dan Twitch juga membuka jalur monetisasi bagi konten kreator yang mampu membangun audiens dan menghadirkan konten berkualitas.
Bandung memiliki keunggulan dalam hal kreativitas dan inovasi. Kehadiran komunitas cosplayer, developer indie, dan studio animasi lokal memperkaya ekosistem eSports dengan nuansa seni dan budaya yang khas. Hal ini menciptakan sinergi antara dunia gaming dan industri kreatif, membuka peluang kolaborasi lintas sektor.
Beberapa perguruan tinggi di Bandung mulai membuka program studi terkait game development dan eSports management. Hal ini menandai transisi dari hobi ke jalur akademik yang profesional. Dengan dukungan akademik, ekosistem eSports bisa tumbuh secara berkelanjutan dan menghasilkan talenta yang siap bersaing di tingkat global.
Masa depan eSports Indonesia sangat bergantung pada kemampuan membangun ekosistem yang sehat dan berkelanjutan. Dukungan kebijakan, investasi teknologi, dan pembinaan talenta harus berjalan beriringan. Bandung, dengan segala potensinya, bisa menjadi model pengembangan ekosistem eSports yang inklusif dan berdaya saing.
“Kami ingin ekosistem ini tumbuh bersama kami. Bukan hanya untuk gamer, tapi juga komunitas konten kreator hingga arsitek. Lewat event tahunan ini, kami optimis akan banyak menemukan talenta eSports terbaik yang bisa bersaing di level dunia,” pungkas Renaldy.
Alternatif produk kebutuhan gamers atau UMKM serupa: