AYOBANDUNG.ID -- Nama Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, sudah lama dikenal sebagai pusat produksi senapan angin atau bedil di Indonesia.
Meskipun citranya tak sekuat dulu, geliat industri bedil di desa ini masih terus hidup lewat tangan-tangan terampil para pengrajin rumahan.
Di sepanjang jalur utama Jalan Raya Bandung–Garut menuju Cipacing, toko-toko senapan angin masih berdiri dengan deretan etalase.
Namun, saat memasuki kawasan permukiman Jalan Cipacing, nuansa tersebut meredup. Jejak Cipacing sebagai sentra bedil seolah hilang, kecuali sebuah patung lelaki memegang senapan angin.
“Kalau baru pertama ke sini, orang pasti enggak akan tahu kalau di dalam banyak bengkel bedil,” ungkap Yayan Mulyana (22), salah satu perajin senapan angin lokal, saat ditemui di bengkelnya yang hanya berukuran 2 kali 4 meter.
Sebagian besar bengkel produksi senapan tersebar di rumah warga yang tersembunyi di gang-gang kecil. Aktivitas produksinya pun cenderung senyap.
Yayan memulai aktivitasnya dengan membuat laras senapan, melubanginya dengan mesin bor dan membubut ujungnya agar presisi. Proses produksi satu senapan bisa memakan waktu hingga seminggu. Adapun kapasitas produksi rata-rata 5–6 pucuk per minggu.
“Biasanya dikerjakan bareng-bareng, jadi sekaligus jadi. Habis itu langsung dikirim ke toko,” ujarnya.
Industri senapan di Cipacing cukup beragam. Terdapat tiga tipe senapan yang umum dijual, yaitu bedil per, bedil pompa, dan PCP atau pre-charged pneumatic. Masing-masing memiliki kekuatan dan mekanisme kerja yang berbeda.
Meski merupakan tiruan dari produk luar negeri, para pengrajin telah mengembangkan variasi unik agar berbeda dari versi aslinya.
“Semua legal. Kita buat modifikasi supaya punya ciri khas sendiri,” ujar Idih Sunaedi (73), Ketua Koperasi Bina Karya yang membawahi para pelaku industri di wilayah tersebut.
Senapan-senapan rakitan Cipacing diberi berbagai label merek yang sudah dikenal, seperti Meteor, Mercury, Diana, hingga Benjamin dan Predator.
Pembelinya pun datang dari berbagai penjuru Indonesia, terutama luar Jawa seperti Sumatra dan Kalimantan. Biasanya senapan dari Cipacing digunakan untuk berburu atau olahraga menembak.
Namun jangan salah, tidak semua produk senapan di toko Cipacing berasal dari pengrajin lokal. Beberapa senapan didatangkan dari daerah lain seperti Surabaya dan dari luar negeri, seperti Amerika Serikat, Jerman, serta Korea Selatan.
Namun, produk lokal tetap bersaing. “Bedil PCP lokal paling mahal Rp11 juta. Kalau buatan Korea bisa sampai Rp32 juta. Bedil pompa paling murah bisa Rp200 ribuan,” kata Idih.
Meski industri ini sudah meredup, permintaan terhadap senapan Cipacing tetap stabil. Setiap jenis senapan telah memiliki segmen pasarnya masing-masing, dari kolektor hingga pengguna fungsional.
Informasi Umum Bedil
Alamat: Jalan Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Jam Operasional: 09.00 - 17.00 WIB
Telepon: 082219090786