AYOBANDUNG.ID -- Di tengah lahan terbatas dan tidak memiliki bekal pendidikan formal di bidang pertanian, Himawan Lestoro membuktikan bahwa ketekunan dan rasa ingin tahu bisa berbuah manis. Bahkan hasil dari kerja kerasnya membuahkan hasil secara finansial.
Warga asal Soreang, Kabupaten Bandung ini dikenal sebagai pembudidaya anggur yang tidak menjual buahnya. Ia hanya menjual bibit buat berbentuk bulan lonjong tersebut.
Namun uniknya, dari bisnis tersebut, Himawan mampu mengantongi keuntungan yang signifikan. Harga bibit yang dijualnya bervariasi, bergantung pada ukuran batang.
Bibit sepanjang 50 sentimeter misalnya, dibanderol Rp50 ribu per batang. Sementara batang bibit yang telah mencapai panjang lima meter, bisa tembus hingga Rp2 juta.
"Semakin panjang batangnya, nilainya pun makin tinggi," ujar Himawan.
Himawan sendiri belajar secara otodidak dalam berbudidaya angur, hingga menemukan pola suksesnya sendiri. Menurutnya, penentuan lokasi sangat krusial dalam budidaya anggur.
Ia menjelaskan bahwa tanaman ini membutuhkan paparan sinar matahari penuh dari pagi hingga sore agar pertumbuhannya maksimal. Maka itu, pemilihan tempat menanam pun tidak bisa sembarangan.
Meski begitu, ada tantangan tersendiri dalam berbudidaya anggur. Tanaman ini sangat rentan terhadap serangan jamur yang dipicu oleh air hujan. Oleh karena itu, Himawan menyarankan agar tanaman dinaungi plastik transparan.
“Plastik ini fungsinya ganda, menjaga dari hujan tapi tetap membiarkan sinar matahari masuk,” ungkapnya.
Soal media tanam, Himawan menggunakan bahan yang tergolong mudah didapat. Ia mencampurkan sekam bakar dengan pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan.
Kombinasi sederhana ini, menurutnya, cukup memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur. Bahkan, anggur bisa tumbuh lama dalam media tanam tersebut.
Yang menarik, dalam hitungan beberapa bulan saja, tanaman anggur sudah bisa berbuah. Namun Himawan menekankan pentingnya seleksi jumlah buah yang tumbuh di satu pohon.
"Kalau terlalu banyak buahnya, malah bisa membuat pohonnya stres dan mati," jelasnya.
Meski tidak menjual buah anggur hasil panen, permintaan terhadap bibit yang dibudidayakan Himawan terus meningkat. Ia memanfaatkan metode perbanyakan tanaman seperti stek batang dan sambung pucuk (grafting) yang terbukti efisien dan tidak rumit.
Dengan pendekatan yang terukur dan minim biaya, Himawan berhasil menjadikan lahan sempit di pekarangan rumahnya sebagai ladang emas hijau. Kesuksesannya menjadi bukti bahwa ketekunan selalu membuahkan hasil yang sepadan.
Alternatif Produk Serupa
1. https://s.shopee.co.id/6Ktktyfdms
2. https://s.shopee.co.id/5pxUJ4cjyM
3. https://s.shopee.co.id/3Awj8Bi5YX
4. https://s.shopee.co.id/AKPtfMtEbF
5. https://s.shopee.co.id/3Awj8D3kgi