Jip melaju dari Dalangan, titik awal pendakian jip dan motor, yang berada di Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jip terus merayapi lereng selatan Gunung Telomoyo, dengan jalan yang terus menanjak ke arah barat laut.
Sampai di batas hutan, jalan aspal itu membelah kebun sayur yang setiap tiga bulan sekali dipanen. Jalan semakin menanjak mulai batas hutan. Setelah melaju sejauh 1,5 km dari titik keberangkatan, di ketinggian antara +1.460 m dpl sampai +1.500 m dpl, di pinggir jalan sisi timur, ada dinding batu pejal yang masif.
Masyarakat menyebutnya Watu Tlatar. Bila musim penghujan, ada anak sungai yang dialasi batu pejal ini membentuk air terjun. Lokasi ini sekitar 800 m dari kawah yang menjadi pusat letusan.
Setelah menanjak berliku sejauh 6,5 km, akan tiba di landasan gantole. Sepanjang satu kilometer antara landasan gantole ke arah puncak sampai Triangle Sky Telomoyo, jalannya dibangun di bibir kawah purba berdiameter 654 m. 530 m dari puncak Gunung Telomoyo arah tenggara, ada cekungan di ketinggian antara +1.540 m sampai +1.600 m dpl, yang diduga itulah kawah Gunung Telomoyo.
Beberapa kali Gunung Telomoyo meletus menghancurkan dinding timur laut, membentuk kawah dengan diameter 450 m, terbuka ke arah Rawa Pening. Adanya aliran lava seperti yang tersingkap di Watu Tlatar, adanya endapan material letusan, dan mata air panas, itulah jejak Gunung Telomoyo sebagai gunungapi.
Dari cekungan di puncak gunung itu ada satu dari sekian sungai yang panjangnya 6 km, bermuara di Rawa Pening. Di sepanjang alirannya terdapat airterjun, seperti Airterjun Nogosaren, Air terjun Kalipancur, dan Curug Watu Tumpuk.
Dari kejauhan, puncak Gunung Telomoyo terlihat jelas, karena berdiri menara-menara pemancar radio dan pemancar sinyal telepon genggam. Antara titik awal parkir jep wisata (+1.240 m dpl) hingga puncak Gunung Telomoyo (+1.894 m dpl), jarak lurusnya hanya 1,61 km. Namun, karena jalan dibuat berliku seperti huruf Z, maka jaraknya menjadi 6,75 km. Kelebihannya, berkendara menjadi lebih nyaman dan aman.
Angin yang membawa uap air subuh itu, mengusap wajah dan jari-jemari tangan yang tak terlindung terasa kaku. Air di kamar mandi seperti es batu. Di kaki langit berpendar cahaya lampu dari perumahan di kecamatan Banyubiru dan Kecamatan Getasan. Segaris cahaya merah kekuningan menggores di ufuk timur, yang makin lama semakin nyata.
Langit timur menguning, dan bola api raksasa muncul dari cakrawala. 92 km arah timur dari puncak Gunung Telomoyo, bayangan hitam Gunung Lawu terlihat jelas. Hanya sebentar, akhirnya matahari yang menjadi sumber cahaya itu tidak dapat dilihat kembali secara langsung, karena terlalu silau.
Matahari semakin meninggi, lekuk bumi semakin nyata. Lembah, dinding, bukit, gunung, perkampungan, dan danau menjadi terlihat jelas. Gunung yang berada dalam satu garis lurus berarah tenggara – barat laut, yaitu Gunung Merbabu (+3.145 m dpl), begitu terlihat sangat dekat, seolah terjangkau dengan uluran tangan. Padahal jaraknya 11,18 km di selatan - tenggara Gunung Telomoyo.
Sementara Gunung Andong yang jaraknya hanya 4,3 km, terkesan jauh dan kecil, karena tingginya hanya 1.726 m dpl. Gunung Telomoyo dan kaldera gunung api raksasa Suropati menjadi titik tengahnya. 20,5 km di ujung barat laut dari Gunung Telomoyo ada Gunung Ungaran (+2.050 m dpl).
Gunung-gunung yang segaris dan masih jelas terlihat jelas dari puncak Gunung Telomoyo adalah Gunung Sumbing (+3.371 m dpl), jaraknya 35,5 km. 44,8 km arah barat – barat laut ada Gunung Sindoro (+3.153 m dpl). 56 km arah barat – barat laut ada Gunung Prau, di kompleks Gunung Dieng (+2.565 m dpl).
8,5 km timur laut dari Gunung Telomoyo, terlihat Rawa Pening. Rawa ini bagian kecil dari dari kaldera Gunung Suropati. Air hujan dan air sungai yang tertampung di dalam kaldera menjadi rawa yang sangat luas. Dinamailah Ambarawa, rawa yang besar, rawa yang luas.
Baca Juga: Ci Sanggiri Sungai yang Menggentarkan
Rawa ini dipagari oleh rangkaian gunung-gunung yang melengkung setengah lingkaran. Lengkungan di timur rawa, titik tertingginya +600 m dpl, hingga di lengkungan barat, dengan titik tertingginya di Watu Blabak (+785 m dpl).
Lengkungan sepanjang 23 km itu merupakan dinding kaldera Gunung Suropati, jejak dari letusan dahsyat yang menyebabkan tubuh gunung ini runtuh membentuk kaldera dengan diameter 14,5 km. Di dasar kaldera itu ada Ambarawa, rawa yang sangat luas, yang sekarang semakin menciut menjadi Rawa Pening.
4,8 km sebelah barat laut puncak Gunung Telomoyo, terlihat lengkungan sepanjang 6 km, itulah dinding kawah Gunung Kelir yang tersisa, dengan titik tertinggi +1.320 m dpl.
Di lembah lengkungan dinding Gunung Kelir, tumbuh Dusun Wirogomo Lor, Kendal Duwur, Dusun Ngiser, Dusun Wirogomo Tengah, Dusun Seseh, Dusun Tlumpak, Dusun Pagergedog, di Kabupaten Semarang. Permukiman yang masuk ke Kabupaten Magelang, yaitu Dusun Pranten, Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak. Berhadapan dengan lengkungan Gunung Kelir adalah lengkungan Gunung Kendil (+1.210 m dpl).
Wisata Gunung Telomoyo terus berbenah, semoga tetap menjaga keserasian alamnya. Penting artinya bagi pengunjung adanya informasi sejarah alam terbentuknya gunung-gunung di seputar Gunung Telomoyo. (*)