Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat. (Sumber: Pexels/Brett Jordan)

Ayo Netizen

Huruf Kapital Tak Boleh Diabaikan, tapi Kapan Jangan Digunakan?

Selasa 16 Sep 2025, 18:31 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Dalam rimba belantara aksara maya yang membanjiri media sosial kita, huruf kapital sering kali menjadi korban pertama.

Status WhatsApp tanpa huruf besar di awal kalimat, tweet yang mengabaikan huruf kapital pada nama diri, atau caption Instagram yang semrawut. Fenomena ini memang sepele (pada ranah yang tak formal), tapi jadi masalah berabe jika jadi terbawa ke bidang formal.

Simpelnya huruf kapital adalah penanda keapikan dalam sistem tulisan. Ia memberi hierarki, menunjukkan penghormatan, dan menciptakan ketertiban makna.

Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat.

Kapan Menggunakan Huruf Kapital

1. Awal Kalimat dan Petikan Langsung

2. Nama Orang dan Julukan

3. Agama dan Ketuhanan

4. Gelar dan Jabatan

5. Suku, Bahasa, dan Aksara

6. Waktu dan Peristiwa Bersejarah

7. Nama Tempat Geografi

8. Organisasi dan Dokumen

9. Judul dan Media

10. Singkatan dan Gelar

11. Sapaan dan Panggilan

Kapan Jangan Menggunakan Huruf Kapital

Ilustrasi penggunaan huruf kapital. (Sumber: Pexels/Brett Jordan)

1. Nama Orang yang Menjadi Satuan

2. Kata Hubungan Kekerabatan Khusus

3. Kata Turunan dari Nama Bangsa/Bahasa

4. Istilah historis Bukan sebagai Nama Peristiwa Sejarah

5. Lokasi Tanpa Nama Geografi

6. Nama Tempat yang Menjadi Nama Jenis

7. Kata Tugas dalam Nama Negara, Lembaga, Badan, Organisasi, atau Dokumen

dan, atau, yang, di, ke, dari (kecuali di awal nama)

8. Kata Tugas dalam Judul

9. Hubungan Kekerabatan Bukan Sapaan

10. Unsur Geografi dalam Kontras

Baca Juga: Seni Menggunakan Huruf Miring dalam Bahasa Indonesia

Tentu saja kita tak harus selalu terikat pada penggunaan huruf kapital dalam situasi santai.

Namun dalam kondisi formal, bahasa Indonesia yang baik dan benar bukan soal kaku atau ketinggalan zaman. Ia adalah cermin peradaban kita—cara kita menghormati identitas, mengakui keberagaman, dan menjaga martabat komunikasi. (*)

Tags:
tips menulishuruf kapitalEjaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Aris Abdulsalam

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor