Saya selalu kagum dengan mereka yang bisa berpikir all out of the box. Kagum dengan mereka yang bisa mengemas kritik lewat narasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Ketika berselancar di media sosial terkadang banyak hal-hal menarik dan menggelitik sanubari, membawa banyak pertanyaan dalam benak yang sayang jika tidak dituliskan dan berlalu begitu saja.
Seperti salah satu video yang dibagikan oleh konten kreator tiktok bernama @andrepuu. Video pertama yang muncul di fyp saya adalah sudut pandangnya perihal memanfaatkan hantu di Indonesia sebagai sumber energi listrik. Saya tertawa dengan pernyataannya sekaligus memantik nalar untuk berpikir lebih kritis, "Apa iyah bisa?".
Video tersebut membawa diri saya untuk berpikir tentang merubah rasa takut dari hal-hal mistis juga pertanyaan tentang sains mengenai energi suara yang bisa dirubah menjadi energi listrik.
Indonesia sendiri merupakan negara yang masih kental dengan hal-hal yang berbau mistik. Urband legend yang hingga hari ini tidak pernah kehilangan eksistensinya di tengah kepercayaan masyarakat. Meski zaman sudah semakin modern, masih banyak masyarakat yang mengamini keberadaan mereka di muka bumi ini.
Fenomena ini diperkuat dengan lahirnya konten kreator yang berfokus pada penulusuran hal-hal mistik contohnya kreator Jurnal Risa. Di Bandung sendiri cerita tentang urban legend tahun '90-an lahir dari siaran radio ardan yang saat itu tayang setiap malam jumat. Setiap narasi yang dibuat berhasil membangkitkan rasa takut pada setiap pendengarnya. Tagline seperti "Jangan pernah dengerin nightmare side sendirian" berhasil melahirkan sugesti pada setiap pendengar.
Ketakutan tersebut bertambah ketika radio ardan menceritakan sebuah kasus tentang pendengar ardan yang tidak percaya dengan tagline tersebut. Dirinya yakin kalau hantu hanyalah imajinasi dan tagline yang diberikan hanya stimulus yang bisa merangsang sugesti seolah hantu itu benar-benar berwujud di hadapan mata.
Cerita yang tayang di radio seolah mematahkan stigma bagi para pendengar yang skeptis terhadap kisah horor. Sehingga para pendengar yang mempercayai hal tersebut semakin takut dengan sosok yang disebut sebagai hantu. Cerita ardan berhasil membuat kengerian para pendengarnya untuk menahan panggilan alam ketika malam.
Cerita ardan berhasil membuat pendengar takut ketika melewati sebuah jalan yang dianggap mistis dan melakukan hal-hal konyol yang dipercaya bisa menangkal gangguan mahluk halus tersebut.
Begitu pun dengan penelusuran yang dilakukan oleh Jurnal Risa hingga hari ini masih digandrungi beberapa penggemar setianya. Meski banyak narasi yang mengatakan bahwa aksi kesurupan yang dialami tim Jurnal Risa adalah rekayasa tapi sebagian masyarakat masih ada yang mempercayai secara penuh konten tersebut.
Kembali pada konteks video di atas tentang memanfaatkan suara hantu sebagai sumber energi listrik. Dalam video tersebut kreator mengungkapkan keresahannya terhadap hantu indonesia yaitu kuntilanak yang sering mengganggu manusia dengan cara menakut-nakuti. Gangguannya beragam mulai dari mematikan ac, tv, listrik atau menjatuhkan dan memindahkan barang-barang.
Dari keresahan tersebut timbul sebuah ide menggelitik dari kreator untuk memanfaatkan suara kuntilanak, energi pocong yang melompat-lompat, hantu-hantu yang menangis, tertawa dan bersenandung. Kreator menganalogikan jika dalam satu shift malam ada sekitar 5.000 hantu mungkin outputnya bisa menyalakan listrik satu kabupaten.
Menurutnya ini merupakan solusi yang bisa ditawarkan kepada pemerintah sebagai alternatif energi yang underestimate dan tidak perlu menggunakan teknologi ciptaan luar negeri yang sangat mahal.
Terdengar nyeleneh tapi setelah saya cari tahu tentang potensi suara yang bisa dikonversi menjadi energi listrik ternyata bukan bualan semata. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnakan, energi hanya berubah bentuk. Meninjau dari hukum tersebut berarti suara memiliki potensi untuk dikonversi menjadi energi listrik yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut sebuah penelitian yang berjudul "Pegujian Sistem Konversi Energi Suara menjadi Energi Listrik menggunakan Piezoelektrik karya Eddy Wijanto, dkk disimpulkan bahwa, suara dalam frekuensi yang besar dapat dirubah menjadi energi listrik melalui teknologi piezoelektrik.
Dengan memanfaatkan kebisingan pada Sound-Driven Piezoelectric Nanowire, di mana penelitian tersebut sudah pernah dilakukan di Korea Selatan.
Pertama, memanfaatkan suara yang dihasilkan dari percakapan melalui sebuah telepon atau suara lain seperti kebisingan yang dihasilkan dari kendaraan yang melintas.
Kedua, memanfaatkan energi suara yang berasal dari udara. Prosesnya dilakukan dengan sebuah silinder yang ditempatkan di antara hot heat exchanger dan cold heat exchanger. Frekuensi yang dihasilkan bisa mendorong silinder bergerak dan menekan piezoelektrik sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
Selain memanfaatkan energi suara untuk dikonversi menjadi energi listrik, kreator tersebut juga memberikan ide alternatif dengan contoh kasus hantu. Bahkan ada beberapa videonya yang merupakan kritik sosial terhadap pemerintah melalui hantu.
Misalnya genderowo yang selama ini ditakuti oleh manusia karena wajahnya jelek kemungkinan karena stres seringkali dijadikan patner gelap untuk mendapatkan kekayaan secara instan oleh sebagian manusia. Peringatan bagi para hantu yang membayar ongkos menggunakan daun kepada driver ojol di tengah "In this economy". Hantu nenek gayung yang mungkin bukan berniat menakuti tapi mengingatkan kepada manusia bahwa kehidupan tidak kekal adanya.

Perihal hantu-hantu Indonesia yang sering kali diskriminasi karena hanya mengikuti, mengganggu dan merasuki seseorang yang buang air kecil sembarangan di pepohonan.
Sementara ketika ada pihak pemerintah yang membuka lahan, penggundulan hutan dan penambangan nikel tidak pernah terjadi peristiwa kerasukan saat momen peresmian dilaksanakan. Kemudian perihal kuyang yang dilarang untuk datang ke Jakarta karena polusi udara yang sangat kotor dan bisa mempengaruhi kesehatan kuyang.
Menurut saya ini bukan sekedar ocehan tapi kritik yang dibungkus melalui cara yang unik. Konten tersebut menjadi kritik sosial bagi masyarakat yang masih mempercayai hal-hal mistis dan mengindahkan logika berpikirnya. Kreator ingin menunjukkan bahwa kalaupun eksistensi keberadaan hantu itu ada maka seharusnya mereka bisa dimanfaatkan untuk kebaikan hidup manusia salah satunya dengan alternatif konversi energi suara menjadi listrik.
Bahkan sekali pun terlihat tidak masuk akal, ternyata berdasarkan sains energi suara memang bisa dikoversi menjadi energi listrik. Membuat saya yang menulis artikel ini pun berpikir
Meski terkesan seperti candaan tapi "Memanfaatkan Hantu" lebih dari sekedar istilah, dia mampu menembus ruang-ruang kritis pada masyarakat yang masih dibelenggu dengan pemahaman mistik yang membuat logika berpikir mereka tetap "stagnan". Membuat sebagian masyarakat mudah untuk dibohongi dengan membayar sejumlah uang kepada para penipu yang berkedok sebagai "Orang Pintar".
Lewat "Memanfaatkan Hantu" juga mampu menelisik sejumlah orasi yang dibungkus dengan cara yang ciamik. Tanpa perlu kampanye tentang climate change, istilah hantu menjadi sindiran halus yang bisa menembus sisi humanis untuk berkesadaran terhadap isu lingkungan.
Lewat tulisan ini menjadi bukti bahwa kegiatan menulis tidak semenakutkan yang dibayangkan. Sesederhana bahwa tulisan ini terinspirasi dari video yang dianggap receh tapi mampu menelusuri sisi rasa penasaran saya untuk mengonfirmasi sekaligus mengeksplorasi fenomena tersebut. Bahkan saya tidak menyangka bisa menulis 23 paragraf, menyusun 8255 karakter menjadi 1113 kata ini hanya untuk membahas sejumlah hantu yang ada di Indonesia.
Ayo menulis !, karena begitu banyak hal ajaib yang bisa kita selami kedalamannya melalui tulisan. (*)