Tampak depan bangunan Museum Geologi berdiri megah di Jalan Diponegoro No. 57, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nazira Tazkiya)

Ayo Netizen

Museum Geologi Menghidupkan Perjalanan Bumi di Kota Bandung

Kamis 13 Nov 2025, 09:52 WIB

Di era sekarang yang serba modern, manusia sering lupa akan dari mana semuanya berawal, mereka seolah-olah lupa akan kisah tentang bumi. Dari abu vulkanik pertama yang menciptakan daratan, hingga langkah hewan-hewan purba yang menapaki bumi.

Namun di bangunan tua di Kota Bandung, waktu seakan berhenti. Semuanya kembali melihat ke belakang, bagaimana semua awalnya bermula di Museum Geologi Jl. Dipenegoro No.57, Kota Bandung,Senin (10/11/2025).

Torry Agus Prianto, atau biasa dikenal dengan Torry, sebagai Humas Museum Geologi Kota Bandung menjelaskan bahwa berdirinya museum ini untuk mengenalkan koleksi, khususnya di ke geologian, seperti fosil, batuan, mineral dan informasi terkait kebencanaan. Dan Torry menjelaskan bahwa museum ini masuk kedalam bangunan yang menjadi cagar budaya.

"Selain kita ingin mengenalkan koleksi yang kita punya, kita juga ingin mengenalkan beberapa produk, di antaranya bangunan ini termasuk dalam bagunan yang menjadi cagar budaya dan sudah punya grade A untuk bangunan heritage," ujarnya.

Museum Geologi ini memiliki karya unggulan yang spektakuler di salah satu koleksi mereka, seperti koleksi Pithecanthropus Erectus 8, koleksi yang berupa kepala manusia yang ditemukan di Sangiran, dan koleksi ini menjadi koleksi satu-satunya di dunia. Ada juga Fosil Gajah Blora yang ditemukan di Bengawan Solo, dan yang terakhir ada Batuan Ametis.

Semua koleksi tadi termasuk dalam koleksi masterpiece yang museum ini miliki, tetapi dari koleksi Pithecanthropus Erectus 8 dan Fosil Gajah Blora yang dipajang hanyalah replikannya saja, sebab yang asli terlalu rentan untuk ditampilkan dan menjadi buruan dunia.

Fosil T-rex memang menjadi favorit pengunjung, terutama anak-anak, namun Torry menjalaskan bahwa fosil tersebut bukan koleksi unggulan karena tidak ditemukan di Indonesia.

"Day & Night at the Museum" menjadi agenda rutin yang dilakukan Museum Geologi, seperti sebulan sekali atau sebulan dua kali.

"Day & Night at the Museum" ini mengadakan layanan dari pukul 09.00-22.00 WIB, dan dalam selingan waktu tersebut diadakannya beberapa rangkaian acara seperti belajar dan bermain anak, pada malam hari juga akan ada night perform.

Selain itu, Museum Geologi pun konsisten untuk mengadakan pameran di Museum Geologi lantai 2 maupun luar kota, bila mana ada undagan dari beberapa museum atau dari Dinas Pariwisata, ada juga agenda seperti live report, pojok kolaborasi, dan lainnya.

"Waktu itu kita mengadakan live report di Flores, jadi di ruang auditorium kita melakukan seminar pengenalan secara detail koleksi tersebut, lalu kita tampilkan dimana koleksi tersebut ditemukan,"ujarnya.

Baca Juga: Bandung dan Krisis Sunyi: Menyuarakan Kesadaran Kesehatan Mental di Kota Urban

"Cukup banyak kegiatan-kegiatan yang bisa diikuti oleh masyarakat sebenernya, apalagi kegiatan merdeka belajar dan bermain itu selalu ramai pengunjung, dengan pembukaan registrasi yang hanya dalam waktu 10-15 menit itu sudah full kuotanya," tambahnya.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Museum geologi dalam segala cangkupan umur tentunya. Melalui kegiatan tersebut, museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah,, tetapi juga menghadirkan pengalaman yang edukatif, menarik dan menyenangkan.

Torry menegaskan bahwa Museum Geologi ini ramah untuk siapa saja yang ingin berkunjung, dari anak-anak, remaja, dewasa, turis, keluarga bahkan teman-teman disabilitas, karena Museum Geologi terus menginovasikan wisata yang tidak hanya edukatif tetapi juga entertaiment. (*)

Tags:
wisata sejarahKota Bandung Museum Geologi

Nazira Tazkiya

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor