Pengalaman buruk di toilet umum masih menjadi keluhan klasik warga dan wisatawan di Kota Kembang. Kondisi yang kotor, bau, hingga tidak berfungsi kerap menyambut pengunjung tempat-tempat publik di Bandung.
Persoalan ini bukan hal baru. Pada 2020, Pikiran Rakyat pernah melaporkan kondisi toilet di Taman Tegalega yang memprihatinkan.
Saat ini pun bau pesing masih menyengat di lokasi tersebut, sampah berserakan, dan kebersihan yang sangat buruk menjadi pemandangan yang justru merusak tujuan rekreasi.
"Aduh, toiletnya jorok parah, bau nggak kuat. Anak saya sampe nangis nggak mau masuk" ungkap Ibu Siti, pengunjung Taman Tegalega yang ditemui akhir pekan lalu.
Saat itu, Oding Mulyana selaku pengelola taman mengakui minimnya fasilitas toilet dan berjanji akan melakukan perbaikan. Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah komitmen tersebut terealisasi.
Kondisi serupa tidak hanya terjadi di Tegalega. Terminal, stasiun, hingga area parkir umum memiliki masalah yang sama.
Pengguna fasilitas publik, seperti di Gasibu, pun kerap terpaksa menggunakan toilet dalam kondisi tidak layak.
"Sudah bayar parkir mahal, toiletnya seperti ini," keluh Dedi, pengemudi ojek online yang sering berada di area parkir Gasibu.
Seorang petugas parkir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, keluhan tentang toilet datang hampir setiap hari. Meski begitu, ia tak dapat banyak membantu.
"Tiap hari ada aja yang ngeluh soal toilet. Tapi kami Cuma petugas parkir, bukan petugas toilet. Itu tanggung jawab Dinas," ujarnya.
Menyediakan toilet layak sebenarnya bukan perkara sulit atau mahal. Yang dibutuhkan adalah komitmen pengelola untuk melakukan perawatan rutin dan pembersihan berkala.
Namun, tanggung jawab tidak hanya ada di pundak pengelola. Kesadaran pengguna juga menjadi kunci. Kebiasaan tidak membersihkan kloset setelah digunakan atau membuang sampah sembarangan turut memperparah kondisi toilet bersama.
Baca Juga: Belajar dari Jak Lingko: Harapan Saya untuk Program Angkot Pintar Bandung
Sebagai kota wisata, Bandung seharusnya memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung. Toilet yang kotor bisa merusak citra kota dan mengurangi kenyamanan wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Pemerintah kota perlu meningkatkan komitmen dengan menambah anggaran perawatan toilet dan memastikan petugas kebersihan bekerja secara optimal—bukan sekadar ada di atas kertas.
Kampanye kesadaran publik juga perlu digalakkan agar masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan fasilitas bersama. Bila perlu, sanksi tegas diberlakukan bagi pelanggar.
Toilet bersih adalah kebutuhan dasar, bukan kemewahan. Perbaikan dimulai dari hal kecil ini akan membuat Bandung semakin nyaman untuk semua. (*)