Surat Cinta untuk Bandung

Abah Omtris
Ditulis oleh Abah Omtris diterbitkan Rabu 03 Des 2025, 08:59 WIB
Foto rel kereta api di stasiun Kiaracondong. (Foto: Trisno Yuwono)

Foto rel kereta api di stasiun Kiaracondong. (Foto: Trisno Yuwono)

Sudah sepuluh bulan Muhammad Farhan dan Erwin Satya Putra memimpin Kota Bandung. Sebuah periode yang sebenarnya masih sangat awal, namun cukup untuk memberi gambaran tentang arah kota ke depan.

Bandung hari ini berada di persimpangan: antara peluang untuk berbenah atau kembali terseret dalam pola lama yang membuat kota ini stagnan sejak satu dekade terakhir.

Di lapangan, warga merasakan banyak hal simultan: antusiasme perubahan, frustrasi pada layanan dasar, dan kegamangan karena arah kebijakan belum sepenuhnya jelas. Pada momen penutup tahun ini.

Arah Kebijakan yang Belum Nyata Terasa

Sampai hari ini, warga masih bertanya: apa sebenarnya prioritas pemerintahan Farhan–Erwin? Narasi besar mengenai Bandung Kota Harmoni, kota yang aman dan nyaman, atau kota ramah keluarga memang sudah berulang kali disampaikan. Namun implementasi di lapangan masih tampak sporadis.

Beberapa program unggulan mulai bergerak—seperti Bandung Bersih 2028, penataan layanan kesehatan, restrukturisasi BUMD, dan dorongan digitalisasi layanan. Tetapi tanpa peta jalan yang terukur, langkah-langkah tersebut sulit dibaca sebagai strategi jangka panjang. Kota terasa berjalan dari satu isu ke isu lain, tanpa orkestrasi yang solid.

Pada akhirnya, warga tidak membutuhkan jargon. Yang dibutuhkan adalah arah yang konsisten dan dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: transportasi yang lebih manusiawi, ruang publik yang terawat, pelayanan birokrasi yang rapi, serta kepastian tata ruang yang tidak berubah mengikuti kepentingan kelompok tertentu.

Bersihkan Birokrasi dari Praktik Mafia

Satu hal yang nyaris disepakati warga adalah ini: Bandung tidak akan berubah jika birokrasi tidak dibersihkan. Bukan rahasia lagi bahwa praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme telah berurat-berakar di tubuh Pemkot sejak lama. Banyak kebijakan yang tersangkut dalam permainan perizinan, pengadaan, hingga penataan aset.

Farhan dan Erwin sebenarnya mewarisi masalah struktural berat-dan tugas paling mendasar seharusnya dimulai dari sini. Tanpa pembersihan menyeluruh, program unggulan apa pun akan pincang. Anggaran tak akan tepat sasaran, implementasi kacau, dan ruang publik terus dirampas oleh kepentingan mafia perizinan dan tata ruang.

Kalau pemerintah kota ingin dikenang, inilah tempat memulainya: memulihkan integritas birokrasi.

Warga melintas di dekat bentangan spanduk perlawanan warga Dago Elos di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LL. RE. Martadinata, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)
Warga melintas di dekat bentangan spanduk perlawanan warga Dago Elos di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LL. RE. Martadinata, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)

Di tengah hiruk-pikuk administrasi, isu ekologis masih diperlakukan sekunder, padahal Bandung sedang krisis. Setiap tahun banjir semakin meluas, kualitas udara memburuk, alih fungsi lahan berjalan lebih cepat dari revisi kebijakan, dan kapasitas lingkungan menurun drastis.

Perlindungan DAS masih parsial. Pengendalian pembangunan vertikal dan komersial tidak menunjukkan rem yang jelas. Kampung-kampung terhimpit, sementara ruang hijau publik terus tergerus. Ini bukan lagi sekadar masalah penataan ruang—ini ancaman eksistensial bagi Bandung sebagai kota yang secara ekologis rapuh.

Krisis ekologis hanya bisa dihadapi jika pemerintah kota berani mengambil posisi yang jelas: menolak pembangunan yang destruktif, memperkuat kapasitas warga dalam menjaga lingkungan, serta mengembalikan ruang hidup Bandung pada prinsip daya dukung - bukan pada prinsip keuntungan.

Seni dan Budaya yang Direduksi Menjadi Panggung Selebritas

Bandung adalah kota kreatif bukan karena kampanye, tetapi karena roh kebudayaannya. Sayangnya, cara pandang pemerintah terhadap seni dan budaya masih cenderung bersifat selebritisasi: festival diadakan, panggung didirikan, tetapi ruang tumbuhnya seni—yang lahir dari komunitas, keheningan, keberanian bereksperimen—justru kurang terperhatikan.

Program kebudayaan lebih sering diarahkan pada event, bukan ekosistem. Bandung membutuhkan ruang alternatif, sanggar kecil, dan komunitas yang tumbuh natural—bukan sekadar kurasi yang mengejar citra kota. Di sinilah jarak antara pemerintah dan kultur Bandung tampak begitu lebar: kreativitas bukan sesuatu yang bisa diinstruksikan; ia harus dipersubur, bukan dipoles.

Baca Juga: Seakan Tidak Ada Habisnya, Juru Parkir Liar makin Bertambah di Beberapa Kawasan Bandung

Pada akhirnya, kota tidak hanya ditentukan oleh wali kota dan wakilnya. Kota Bandung dibentuk oleh warga, oleh napas kolektifnya, oleh cara kita menjaga ruang bersama. Melalui Catatan Warga, kita belajar bahwa kritik tidak lahir dari kebencian, tetapi dari harapan agar Bandung bisa bergerak ke arah yang lebih sehat dan adil.

Kita ingin pemerintah kota yang bekerja jujur, birokrasi yang bersih, arah kebijakan yang jelas, dan ruang hidup yang dipulihkan. Kita ingin seni budaya tumbuh dari akar, bukan dari panggung semata. Kita ingin Bandung yang bisa kita banggakan tanpa harus menutup mata dari masalahnya.

Sepuluh bulan pertama adalah cermin awal - belum terlambat untuk berbenah. Tetapi waktu tidak menunggu. Bandung membutuhkan langkah yang lebih tenang, lebih terukur, dan lebih berani.

Karena kota ini terlalu berharga untuk dibiarkan berjalan tanpa arah. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Abah Omtris
Tentang Abah Omtris
Musisi balada juga aktif di berbagai komunitas lainnya
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)