Kondisi Sungai Cinambo di Bandung Timur, yang dinilai mengalami pendangkalan dan penyempitan, menjadi bukti kegagalan tata kelola infrastruktur kota, (2 Desember 2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Khansa Khairunsifa)

Ayo Netizen

Ujian Nyata Walikota Farhan: Normalisasi Sungai Cinambo atau Banjir Warisan?

Rabu 24 Des 2025, 16:40 WIB

Banjir di Bandung Timur, khususnya di sekitar Sungai Cinambo, selalu menjadi perhatian utama setiap musim hujan. Bencana tahunan ini lebih dari sekadar genangan air biasa, itu adalah bukti kegagalan sistem drainase kota yang semakin parah.

Warga Bandung membutuhkan solusi nyata yang dimulai oleh Walikota M. Farhan, respons darurat yang bersifat sementara tidak bisa diandalkan untuk menuntaskan masalah. Sungai Cinambo seharusnya mengalirkan air secara alami dan bukan menjadi jalur bencana.

Menangani situasi genting ini memerlukan rencana jangka panjang yang terarah serta dukungan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan. Kerja sama harus melibatkan pemerintah pusat, pemerintah kota, serta partisipasi aktif seluruh masyarakat secara berkelanjutan. 

Sungai Cinambo jelas tidak mampu lagi menampung debit air kiriman yang besar dari wilayah hulu saat hujan deras. Di sepanjang badan sungai, timbunan sampah dan material sedimentasi telah menutupinya, menunjukkan penyempitan dan pendangkalan yang signifikan, menurut data dan bukti lapangan. 

Kondisi mendesak ini diperparah oleh alih fungsi lahan yang signifikan di seluruh Bandung Raya, yang menyebabkan volume limpasan permukaan meningkat secara drastis dan cepat. Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan baru M. Farhan harus berani mengakui bahwa banjir Cinambo adalah masalah struktural dan bukan hanya masalah cuaca. 

Banjir Cinambo bisa terjadi akibat lemahnya penegakan tata ruang dan kurangnya komitmen pemerintah dalam revitalisasi sungai. Bila situasi ini tidak segera ditangani, dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan akan menimbulkan kerugian permanen bagi masa depan kota.

Langkah utama yang harus dilakukan adalah melakukan revitalisasi sungai secara teknis untuk meningkatkan kemampuan daya tampung air. Tindakan ini mencakup pengerukan sedimentasi, pelebaran badan sungai di daerah kritis, dan pembangunan tanggul permanen yang layak. 

Selain rekayasa sipil, Walikota Farhan harus memastikan bahwa semua bangunan liar di sempadan sungai dihapus. Pemerintah daerah wajib menertibkan semua pihak secara adil, konsisten, dan tanpa perlakuan berbeda.

Pendekatan ini perlu dilengkapi program konservasi yang kuat dan efektif, khususnya pada wilayah hutan lindung hulu. Area resapan air perlu diperluas melalui sumur resapan, kolam retensi, dan penanaman pohon yang tepat.

Baca Juga: Bahasa Gaul Sunda Modern: Cara Anak Muda Bandung Menegaskan Jati Diri di Era Digital

Mengingat sampah domestik sering menjadi penyebab penyumbatan gorong-gorong, pengelolaan sampah di sekitar sungai adalah peran penting yang tidak boleh diabaikan. Program Bank Sampah harus dihidupkan kembali oleh pemerintah kota Bandung bersama dengan pendidikan publik yang berkelanjutan. 

Sungai Cinambo menunjukkan bahwa tata kelola lingkungan dan infrastruktur Kota Bandung sedang berada di titik nadir. Mengatasi banjir bukan hanya tugas dinas pekerjaan umum, tetapi harus menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak.

Kami meminta Walikota M. Farhan untuk memulai proses revitalisasi Sungai Cinambo sebagai langkah penting menuju pembangunan kota yang manusiawi dan berwawasan lingkungan. Walikota Farhan perlu cepat mengambil tindakan nyata yang menjadi warisan solusi panjang, bukan sekadar janji kampanye yang hilang saat hujan turun. (*)

Tags:
banjir Bandung Timurbanjir di BandungSungai Cinambo

Khansa Khairunsifa

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor