Film China yang berjudul Cry Me A Sad River yang di rilis pada tahun 2018 yang diadaptasi dari novel yang berjudul “Bei Shang Ni Liu Cheng He” karya Guo Jingming.
Film ini disutradarai oleh Luo Luo, Guo Jingming juga turut andil dalam penulisan film tersebut dengan Luo Luo. Film tersebut juga menghadirkan beberapa artis ternama, seperti Ren Min yang dihadirkan sebagai peran utama, Zhao Ying Bo, Xin Yun Lai, Zhang Ruo Nan, Zhu Dan Ni, dan masih banyak lagi.
Kita dapat mengetahui isi film dengan melihat judulnya, yang dapat dikaitkan dengan sesuatu yang menyedihkan.
Film tersebut dapat membuat para penonton ikut serta merasakan kesedihan, kesenangan, atau bahkan ketegangan tersendiri. Banyak hal yang dapat penonton ambil dari film tersebut, film yang berisi tentang perundungan di sekolah, asmara anak sekolah, dan lain sebagainya.
Pada tahun 2020 saya menonton film Cry Me A Sad River di platform daring dan begitu menarik karena poster film yang menonjol. Saya menonton sendirian di teras rumah saudara saya yang waktu itu sedang saya kunjungi, lebih dari itu, di bagian intro pada awal pembukaan film menambah kesan ingin tahu terhadap filmnya.
Baca Juga: Berfilosofi Memangkas Ego, Belajar Menerima Kegagalan seperti PSG
Pada film Cry Me A Sad River, menyoroti adanya kekuatan emosional yang diberikan oleh aktor yang beradu akting, musik latar, serta sinematografi yang membuat penonton ikut merasakan apa yang dirasakan aktor dalam film tersebut. Saat menonton film ini pada menit-menit awal, saya sudah menduga akan merasakan kenyamanan saat menontonnya. Kontras warna pada film ini juga menambah kesan yang lebih rinci pada setiap scenenya.
Film Cry Me A Sad River yang menggambarkan kisah prundungan yang dialami oleh seorang siswi di lingkungan sekolahnya. Pandangan masyarakat luas diharapkan menjadi sebuah harapan untuk edukasi dan sebuah pembelajaran terhadap perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di lingkungan lainnya.
Setiap siswa maupun siswi memang mempunyai hak untuk melakukan sesuatu, tapi pada teori tersebut bukan berarti semua keinginan melakukan sesuatu menjadi sebuah hak. Jika semua orang mengatakan keinginan sama dengan hak, maka keinginan untuk melakukan perundungan apakah sama dengan hak seseorang untuk melakukan perundungan? tentu itu kesalahan untuk berpikir. Hal ini dapat dicegah dengan mengubah pola pikir yang mewajarkan sebuah kesalahan.
Pada film Cry Me A Sad River, Yi Yao (Min Ren) sebagai aktor utama memang tidak diragukan lagi aktingnya. Pembawaan karakter dari Yi Yao (Min Ren) dan aktor lainnya membuat saya sebagai penonton merasakan kagum yang luar biasa, tidak hanya melalui bibir, gerak tubuh, ekspresi wajah tetapi juga sorot mata yang diberikan juga memberikan nilai tersendiri bagi saya.
Baca Juga: Menjadikan Bandung Kota Sepeda, Realita yang Jauh dari Gambaran
Film ini juga mendapatkan penghargaan, yaitu Best New Actress – Shanghai Film Critics Award 2019, Best Newcomer – Jury Award 2019, Best New Performer – China Film Media Award 2019, jadi tidak heran jika akting Min Ren memang dapat membawa penonton ikut merasakan kesedihan yang mendalam seperti yang dialami Yi Yao.
Yi Yao merupakan seorang remaja dari keluarga miskin yang hidup dalam tekanan di rumah dan sekolahnya. Ia menjadi korban perundungan setelah rahasia tentang penyakit HIV-nya yang dibocorkan oleh teman sekelasnya (Tang Xiomi) secara sengaja karena kecemburuannya terhadap Yi Yao dengan Qi Ming. HIV yang diderita Yi Yao itu ditularkan secara tidak sengaja melalui handuk bekas pelanggan ibunya yang bekerja di jasa pijat plus.
Hubungan antara Yi Yao dengan ibunya juga tidak baik, yaitu dipenuhi dengan pertengkaran dan kurangnya empati. Awalnya Yi Yao sangat terpuruk setelah rahasianya terbongkar dan hubungan dengan ibunya yang tak kunjung membaik, tetapi setelah bertemu dengan Gu Sen Xi, Yi Yao dapat lebih kuat melawan perundungan yang dialaminya. Gu Sen Xi, sosok yang memberikan kekuatan dan semangat hidup.
Namun setelah Yi Yao merasakan kebahagiaan kecil, dia harus dituduh dengan laporan pembunuhan saudara kembar Gu Sen Xi yaitu Gu Sen Xiang dengan bukti sebuah sms yang tertera pada handphone miliknya dan ia juga ditinggalkan oleh sahabatnya sendiri yaitu Qi Ming. Dan pada akhir film terlihat Yi Yao mencoba mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai di hadapan teman-temannya, sebelum akhirnya diselamatkan oleh Gu Sen Xi.
Saya mempunyai pendapat jika banyak pembelajaran yang didapat ketika menonton film ini, tidak hanya tentang perundungan, pentingnya peran keluarga, pertemanan, cinta yang tragis, tetapi juga pentingnya dukungan sosial dan diri sendiri dalam menghadapi sebuah masalah. Film ini juga memberikan gambaran tentang dampak psikologis yang dialami setiap manusia, setiap manusia memang diperlukan rasa empati untuk mencegah hal yang tidak benar seperti perundungan.
Film Cry Me A Sad River juga memberikan pelajaran berarti yang mengajarkan keberanian untuk bersuara. Diberikan pernyataan psikologis tentang karakter yang kesepian, kebutuhan atas dukungan emosional (peran keluarga, teman, atau guru), dan pelarian atas permasalahan yang terjadi (seperti percobaan bunuh diri).
Baca Juga: Mencoba Lezatnya Bandeng Cabut Duri 79 di Summarecon Bandung
Menurut saya ending film ini cukup terbuka (open ending), yang membuat saya merekomendasikan film ini. Penonton dapat mengasumsikan Yi Yao masih hidup atau tidaknya setelah kejadian bunuh diri tersebut.
Saya memiliki kesan tersendiri ketika menonton film ini, rasanya ketika menonton untuk kedua kalinya tidak ada rasa bosan bagi saya karena alur serta pembelajaran yang dapat diambil di film ini, saya suka dan menurut saya kategori film ini juga bagus untuk ditonton. (*)