Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini merambah ke berbagai daerah dengan wajah baru yang lebih segar dan modern. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ayo Biz

Jamu Naik Kelas: Minuman Herbal Nusantara yang Menjawab Tantangan Cuaca dan Budaya

Jumat 22 Agu 2025, 18:05 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah cuaca yang tak menentu, kadang terik menyengat, kadang hujan mengguyur tanpa aba-aba, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh. Salah satu cara yang kian populer adalah kembali ke akar tradisi, dengan meminum jamu dan minuman herbal khas Nusantara.

Indonesia, negeri yang kaya akan rempah dan tanaman obat, telah lama mengenal jamu sebagai warisan kesehatan dari nenek moyang. Jamu pun adalah simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, dan kini merambah ke berbagai daerah dengan wajah baru yang lebih segar dan modern.

Di Bandung, semangat melestarikan jamu sebagai bagian dari identitas kuliner lokal mendapat tempat istimewa di Restoran Sambara, yang berlokasi di Jalan Trunojoyo.

“Idenya kita angkat dari minuman tradisional mba jamu gendong, tapi kita modifikasi agar lebih bisa diterima oleh lidah generasi sekarang,” ujar Supervisor Restoran Sambara, Iman Warsita, saat ditemui di sela kesibukannya.

Di Sambara, jamu tak hanya hadir sebagai pelengkap, tetapi sebagai sajian utama yang diracik dengan cita rasa dan tampilan kekinian. “Kita ingin jamu tetap punya tempat di hati masyarakat, tanpa kehilangan esensi tradisionalnya," kata Iman.

Restoran Sambara memiliki empat varian minuman herbal yang diracik dari rempah asli Nusantara di antaranya Japaren, Kopaja, Cikole, dan Wedang Kenku. Keempatnya berbasis jahe, yang dikenal ampuh meningkatkan imunitas dan menghangatkan tubuh.

“Dalam kondisi cuaca seperti sekarang, minuman berbasis jahe sangat cocok. Jahe punya khasiat menjaga stamina dan daya tahan tubuh. Semua varian minuman kami menggunakan jahe sebagai bahan utama,” jelas Iman.

Japaren, misalnya, merupakan kombinasi jahe putih, gula aren, dan pandan. Rasanya hangat, manis alami, dan aromatik. Kopaja menggabungkan kopi lokal, pandan, dan jahe putih, perpaduan yang unik antara pahit dan pedas yang menyegarkan.

Cikole tampil beda dengan sentuhan lemon, kopi Indonesia, dan gula aren. Minuman ini memberikan sensasi segar sekaligus menyehatkan, cocok dinikmati saat sore mendung atau pagi yang dingin. Sementara Wedang Kenku adalah favorit keluarga, terutama anak-anak.

“Wedang Kenku ini sangat cocok untuk semua umur, terutama anak-anak. Kombinasi kencur, kunyit, jahe putih, dan gula aren bisa meningkatkan nafsu makan dan menjaga kesehatan pencernaan,” kata Iman.

Proses peracikan minuman herbal di Sambara dilakukan dengan teliti. Semua bahan dihaluskan, direbus hingga mendidih, dan disajikan dalam dua versi: panas dan dingin. Rasanya eksotis di lidah, dengan aroma rempah yang kuat namun tetap seimbang.

“Harga minuman herbal ini sangat terjangkau, mulai dari Rp18.000 hingga Rp22.000. Kami ingin semua orang bisa menikmati jamu tanpa harus repot meracik sendiri,” tambah Iman.

Di tengah gempuran minuman instan dan tren global, jamu tetap berdiri sebagai simbol ketahanan dan kebijaksanaan lokal. Menjaga semangat warisan rasa, Sambara konsisten membawa misi budaya Nusantara, menghidupkan kembali semangat minum jamu sebagai gaya hidup sehat yang berakar dari tradisi.

“Minuman herbal ini bukan hanya soal rasa atau khasiat, tapi juga tentang menjaga warisan leluhur. Kami ingin generasi muda tahu bahwa jamu itu keren, sehat, dan punya cerita panjang di baliknya,” tutup Iman.

Alternatif produk minuman dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/5VLL9ptdLt
  2. https://s.shopee.co.id/8zvDKEyzWH
  3. https://s.shopee.co.id/BJoo76lHh
Tags:
minuman tradisionaldaya tahan tubuhtanaman obatminuman herbalkearifan lokaljamu

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor