AYOBANDUNG.ID -- Bandung selalu punya cara unik untuk menyajikan kuliner yang bukan cuma soal rasa, tapi juga soal cerita. Salah satu contohnya adalah Warung Nasi SPG, sebuah warung kaki lima yang sudah jadi legenda di kalangan pekerja dan mahasiswa sejak awal 2000-an. Bukan hanya karena porsinya yang bikin kenyang, tapi juga karena nama dan sejarahnya yang tak biasa.
Warung ini berdiri di Jalan Balonggede, sebuah kawasan yang akrab dengan lalu-lalang warga lokal. Di antara deretan bangunan tua dan toko-toko kecil, Warung Nasi SPG menyajikan menu ayam yang sederhana tapi menggugah selera. Ayam goreng serundeng, ayam bakar, ayam kecap manis, dan sambal cabai hijau jadi andalan yang tak pernah gagal menarik pelanggan.
Hal yang membuat warung ini berbeda adalah porsinya. Sepiring nasi putih hangat, ayam goreng yang renyah, serundeng gurih, dan sambal hijau yang pedasnya pas, semua itu bisa dinikmati dengan harga Rp20.000 saja.
Ditambah lagi, pelanggan bebas mengambil nasi dan lalapan sepuasnya. Bagi banyak orang, ini bukan cuma makan siang, tapi ritual harian yang memberi tenaga dan semangat.

Tapi yang paling menarik dari Warung Nasi SPG bukan cuma makanannya. Nama “SPG” yang melekat pada warung ini punya cerita yang unik. Bukan singkatan dari strategi pemasaran, melainkan berasal dari pelanggan awalnya, para Sales Promotion Girl dari swalayan Yogya Kepatihan.
“Dulu saat masih merintis, pengunjung rata-rata berasal dari para SPG toserba yang berada di sekitar Jalan Balonggede sampai Jalan Asia Afrika,” cerita Isni, salah satu pegawai lama Warung Nasi SPG, saat ditemui Ayobandung.
Menurut Isni, para SPG itu datang setiap hari untuk makan siang. Mereka butuh makanan yang murah, cepat, dan mengenyangkan. Warung ini menjawab kebutuhan itu dengan sempurna.
“Makanya waktu itu pemilik berinisiatif menamai warung nasi ini menjadi Warung Nasi SPG. Tambah harganya juga tetap murah dari dulu karena yang makan di sini para pekerja sekitar,” ujarnya.

Seiring waktu, pelanggan warung ini makin beragam. Mahasiswa, pekerja kantoran, bahkan komunitas kreatif Bandung mulai menjadikan Warung Nasi SPG sebagai tempat makan favorit. Bukan cuma karena harganya, tapi karena suasananya yang akrab dan tidak dibuat-buat.
Menu pun ikut berkembang. Selain ayam goreng serundeng, kini tersedia ayam bakar dengan bumbu manis gurih, kulit ayam crispy yang renyah, ati ampela yang lembut, dan berbagai lauk serta sayur-mayur tambahan. Semua disajikan dengan gaya rumahan yang membuat pelanggan merasa seperti makan di dapur sendiri.
Cabang pertamanya di Jln. Balong Gede No.57, Kecamatan Regol, masih jadi magnet utama. Meski kini sudah punya banyak cabang, suasana khas warung ini tetap dipertahankan. Meja kayu sederhana, aroma masakan yang menggoda, dan senyum ramah para pegawai jadi bagian dari pengalaman makan yang tak tergantikan.
Warung Nasi SPG juga punya daya tarik lain yakni konsistensi. Di tengah tren kuliner yang terus berubah, warung ini tetap setia pada resep dan cara penyajian yang sama sejak awal. Tak heran jika banyak pelanggan lama yang masih rutin datang, bahkan membawa anak-anak mereka untuk merasakan nostalgia.

Bagi sebagian orang, Warung Nasi SPG bukan cuma tempat makan, tapi juga tempat bertemu, berbagi cerita, dan melepas lelah. Di sini, sepiring nasi bisa jadi penghubung antara generasi, antara pekerja dan pelajar, antara masa lalu dan masa kini.
“Yang bikin pelanggan tetap datang itu bukan cuma makanannya, tapi mungkin juga suasana dan rasanya,” tutup Isni.
Informasi Warung Nasi SPG
Alamat di Jalan Balong Gede No.57, Kec. Regol, Kota Bandung
Alternatif kuliner dan produk UMKM serupa: