Dari Asap ke Warisan, Jejak Tiga Generasi di Balik Sate Anggrek

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Jumat 11 Jul 2025, 14:46 WIB
Sate Anggrek bukan sembarang sate. Kuliner legendaris ini punya sejarah nama yang merakyat dan cerita yang menyentuh sejak 1945 hingga berlabuh di generasi ketiga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Sate Anggrek bukan sembarang sate. Kuliner legendaris ini punya sejarah nama yang merakyat dan cerita yang menyentuh sejak 1945 hingga berlabuh di generasi ketiga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Setiap petang, di persimpangan Jalan Anggrek dan Jalan RE Martadinata Kota Bandung, kepulan asap memeluk langit sore.

Sekilas, mirip gelagat kebakaran. Tapi jangan salah sangka, yang menyengat hidung bukan bau hangus, melainkan aroma daging panggang yang menggoda selera.

Di balik asap yang menari, berdirilah warung tenda sederhana dengan tungku pembakaran sepanjang tujuh meter.

Di atasnya, sekitar 100 tusuk sate berjajar rapi, mengeluarkan wangi gurih yang dengan lihai melelehkan air liur siapa pun yang lewat.

Sate ini bukan sembarang sate. Destinasi kuliner legendaris ini punya nama yang merakyat dan cerita yang menyentuh, yakni Sate Anggrek.

Meski orang-orang menyebutnya berdasarkan lokasi tempatnya mangkal, nama aslinya adalah Sate Mirah, “mirah” berarti murah dalam bahasa Sunda.

Sate Anggrek.
Sate Anggrek.

Benar saja, seporsi yang berisi sepuluh tusuk sate sapi, kambing, atau ayam hanya dibanderol Rp16.000 saja. Pakai nasi atau lontong, cukup tambahkan Rp6.000.

Murah, lezat, dan mengenyangkan, sebuah kombinasi sempurna yang memikat semua kalangan, dari pelajar hingga pegawai kantoran.

Tenda kecil ini tak pernah sepi. Kursi selalu penuh, antrean mengular, dan kehangatan dari tungku menjadi saksi betapa kuliner kaki lima ini disambut seperti sajian bintang lima.

“Usaha Sate Anggrek ini awalnya dari kakek. Terus diturunkan sama bapak-ibu. Jadi bapak-ibu ini generasi kedua yang meneruskan usaha sate ini,” ujar Nur anak sulung dari H. Ahmad Nawawi kepada Ayobandung.

Sedianya, warung Sate ini lahir pada tahun 1945 saat dirintis sang kakek, hingga akhirnya dilanjutkan oleh sang ayah pada 1980. Nur mengenang bagaimana sang kakek memilih “Anggrek” sebagai nama tempat berjualan, bukan karena bunga, melainkan karena nama jalan.

“Kata bapak sengaja dipilih nama itu supaya orang-orang penasaran. Padahal itu hanya diambil dari nama jalan tempat jualan saja,” jelas Nur sambil meladeni pembayaran dari pelanggan.

Ramainya pengunjung membuat warung ini harus mengerahkan 12 orang pegawai di antaranya tujuh membakar sate, empat melayani pelanggan, dan satu khusus menangani pembayaran.

Namun, bahkan dengan pasukan yang hampir sebesar tim sepak bola, mereka tetap kewalahan. Bagaimana tidak? Dalam sehari Sate Anggrek bisa menghabiskan lebih dari 6.000 tusuk bahkan di akhir pekan bisa mencapai 8.000 hingga 10.000 tusuk.

Sate Anggrek (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Sate Anggrek (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

“Kita sehari bisa ngabisin 50–100 kg daging,” kata Nur.

Jumlah fantastis yang mengisyaratkan, wartung sate ini bukan sekadar tempat makan, tapi juga destinasi kuliner penuh cerita.

Selain sate daging, ada juga sate telur muda yang unik, berupa kuning telur rebus dari ayam muda yang diapit sate kambing atau sapi. Harganya Rp4.000 per tusuk.

Warung ini juga menyajikan soto ayam dan soto sulung seharga Rp15.000. Aneka sajian dengan rasa khas Madura dan harga bersahabat membuat warung ini terus eksis, melawan arus zaman.

Jadi, jika kamu sedang di Bandung dan ingin mencicipi kuliner legendaris yang bersahaja tapi luar biasa, arahkan langkah ke Jalan Anggrek No. 35, Cihapit.

Tapi ingat, datanglah lebih awal karena semakin malam, warung ini akan diserbu oleh mereka yang sudah tahu di mana kelezatan sejati berada.

Informasi Sate Anggrek H. Ahmad Nawawi

Alamat di Jalan Anggrek No.35, Cihapit, Kota Bandung

Alternatif kuliner dan produk UMKM:

  1. https://s.shopee.co.id/5AhPXKIcwD
  2. https://s.shopee.co.id/2g04Yv8Rpk
  3. https://s.shopee.co.id/2LNEAL69vo

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema “Jaga Lahan Lawan Tiran” pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,