AYOBANDUNG.ID -- Di balik deretan kedai kopi yang menjamur di sudut-sudut Kota Bandung, Subkulture Coffee tampil beda. Ia tidak sekadar menjual racikan kopi, tetapi menghadirkan ruang mini penuh cerita, lahir dari intuisi kreatif seorang anak muda Bandung bernama Oi.
Hadir pada Februari 2017, kedai ini bukan bermula dari impian besar yang muluk-muluk. Justru, lahir dari ruang tak biasa, sebuah kedai kapsul, yang dulunya digunakan sebagai lokasi siaran langsung saat Pekan Olahraga Nasional.
“Akhirnya saya kepikirkan buat menyewa tempat ini dan mengubahnya menjadi kedai kopi yang minimalis dan menarik,” ungkap Oi saat ditemui Ayobandung di kedainya.
Begitu melangkah masuk, pengunjung disambut oleh suasana cozy yang membangkitkan semangat ngopi. Kursi sederhana tersedia bagi siapa pun yang ingin sekadar singgah, menikmati kopi sambil memandangi keramaian Jalanan Kota Bandung.
“Kursi itu untuk pengunjung yang singgah sejenak atau mau minum kopi sambil menikmati jalanan Dago,” jelasnya.
Meski mungil, Subkulture Coffee bukan tempat yang sunyi. Oi menyediakan beberapa buku bacaan, menciptakan ruang yang hangat bagi mereka yang datang sendiri. “Meski minimalis dan mini, tapi tetap dibuat sehangat mungkin,” katanya.
Salah satu daya tarik Subkulture Coffee adalah kreativitas Oi dalam meramu menu. Greenpresso, misalnya, memadukan rasa pekat espresso dan matcha green tea dalam bentuk latte yang unik.

Oi mengatakan, perpaduan ini berakar dari tren yang lahir di Jepang sekitar tahun 2016, dicetuskan oleh Kurasu Coffeeshop di Kyoto. “Barulah dari sana mulai deh tren greenpresso ini nular ke negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ungkap Oi.
Tak berhenti di situ, Subkulture juga punya minuman andalan lain seperti Subkulture Signature dan Choco Banana.
Keduanya menggunakan banana essence yang memberikan sentuhan manis yang menyatu dengan cokelat dan kopi, bikin pengalaman ngopi makin berwarna dan memorable.
Apa yang dibangun Oi bukan hanya kedai kopi, melainkan narasi visual tentang bagaimana anak muda bisa memaknai ruang kecil sebagai panggung kreasi.
Ia tidak menunggu panggilan besar, dirinya menciptakannya sendiri lewat Subkulture. “Misi saya soal mini shop ini bukan hanya soal kopi, tapi tentang menghadirkan pengalaman yang personal dan hangat,” ujarnya.
Alternatif Produk UMKM Serupa: