Sayur Lodeh: Makanan Lokal yang Penuh dengan Nilai Tradisi Masyarakat Jawa

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Kamis 10 Jul 2025, 16:24 WIB
Sayur Lodeh Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Sayur Lodeh Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Makanan lokal yang khususnya ada di Indonesia, seringkali tidak lepas dari nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat di dalamnya. Menurut FG Winarno (1999), makanan tradisional merupakan jenis makanan yang erat kaitannya dengan fenomena lokal sekitar.

Maksudnya, ada hal-hal yang melatarbelakangi tumbuh kembangnya suatu makanan yang ada di sebuah daerah atau pemukiman. Kental dengan sejarah, adat istiadat, tradisi, kepercayaan serta agama yang berbaur menjadi satu dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat tertentu.

Pendapat lain yang disampaikan melalui teori Edwards Inskeep, sebuah makanan lokal mencerminkan sejarah dan kebudayaan dari suatu daerah dan dapat menjadi atraksi untuk banyak turis.

Makanan juga bukan hanya sekedar kebutuhan untuk memenuhi rasa lapar. Bagi beberapa masyarakat, makanan bisa menjadi identitas diri suatu daerah.

Misalnya saja gudeg menjadi simbol khas masyarakat Yogjakarta. Rendang menjadi simbol entitas masyarakat Sumatera Barat. Pun dengan Bandung , peuyeum atau tape singkong juga menjadi ciri khas daerahnya.

Yogjakarta yang sangat kental dengan budaya era masa lampau, masih memegang teguh beberapa tradisi atau upacara dalam rangka menolak bala (penyakit) juga mensyukuri beberapa berkat dari alam.

Kehadiran sayur lodeh yang berdasarkan sejarah, diyakini sudah ada sejak peradaban Jawa Tengah pada abad ke-10. Bahkan konon katanya sayur lodeh ini membantu masyarakat melewati masa-masa sulit selama meletusnya gunung Merapi pada tahun 1006.

Adapun sejarawan lain dalam bidang kuliner yaitu Fadly Rahman, memprediksi kuliner lodeh sudah ada sejak abad ke -16, tepatnya saat bangsa Spanyol dan Portugis memperkenalkan sayur kacang panjang ke daerah Jawa.

Kemudian pada abad ke -20 keberadaan sayur lodeh ini menguat ketika Sulthan Hamengkubuwono VIII meminta masyarakat untuk memasak sayur lodeh saat terjadi wabah pes.

Dalam sebuah penelitian tugas akhir yang dilakukan oleh Tri Risnawati yang berjudul Rasionalitas Dalam Tradisi Sayur Lodeh 7 Rupa Sebagai Tolak Bala Pada Masyarakat di Dusun Sendowo Sleman, tradisi sayur lodeh 7 rupa ini masih diselenggarakan dalam rangka menolak bala. Sebuah sayur yang dibuat dengan kuah santan dan berisi sayuran seperti kluwih, kacang panjang, daun mlinjo, kulit mlinjo, terong, waluh dan tempe.

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa masyarakat dusun Sendowo merasa aman dan nyaman serta mengurangi adanya rasa kekhawatiran saat mengkonsumsi sayur lodeh di era Covid-19.

Kehadiran sayur lodeh yang berdasarkan sejarah, diyakini sudah ada sejak peradaban Jawa Tengah pada abad ke-10. (Sumber: Wikimedia Commons/Midori)
Kehadiran sayur lodeh yang berdasarkan sejarah, diyakini sudah ada sejak peradaban Jawa Tengah pada abad ke-10. (Sumber: Wikimedia Commons/Midori)

Terlepas dari kuliner yang menggugah selera, ternyata sayur lodeh memiliki makna dalam setiap bahannya. Seperti yang dikutip dalam buku karya Koentjoro Seoparno dkk, yang berjudul Ragam Ulas Kebencanaan, menyebutkan bahwa :

  1. Kluwih

    Kluwih merupakan sayur yang memiliki kandungan gizi yang lengkap, mulai dari Vitamin A, B1, B2, B3, C, Kalium, Zat besi, protein serta betakaroten. Berguna untuk membantu melancarkan pencernaan karena memiliki kandungan serat yang tinggi, dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah, serta menjaga vitalitas tubuh tetap baik. Selain itu kluwih juga dipercaya memiliki makna kaluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne, yang berarti keluarga yang harus diperhatikan dengan memberi banyak nasehat dan perhatian.

  2. Kacang Panjang

    Sayuran ini mengandung kaya antioksidan terutama jenis flavonoid. Kacang panjang juga bisa bermanfaat bagi kesehatan jantung, mengontrol kadar gula dalam darah serta meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara menurut filosofi Jawa Cangcane Awakmu, ojo lungo-lungo, yang berarti masyarakat dihimbau untuk berdiam diri di rumah dan jangan banyak berpergian untuk kegiatan yang tidak ada manfaatnya

  3. Terong

    Dalam tradisi Jawa, terong memiliki makna Terusne anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng, mung yen iling tok, yang berarti beribadah secara rutin jangan hanya ketika butuh dan ingin saja.

  4. Kulit Mlinjo

    Dalam tradisi Jawa kulit Mlinjo memiliki makna tentang kedalam diri untuk memperbaiki diri (instrospeksi), jangan hanya melihat sesuatu berdasarkan kasat mata saja.

  5. Waluh

    Bahan masakan yang bisa diolah dalam bentuk sayur atau tumisan ini memiliki banyak kandungan vitamin serta mineral. Dalam makna Jawa waluh memiliki filosofi sebagai makna rasa syukur manusia dalam memandang kehidupan.

  6. Godong So

    Merupakan daun mlinjo yang masih muda, dibalik rasanya yang sedikit pahit ternyata bermakna sebagai manusia harus banyak berkumpul dengan orang-orang yang shaleh dan harus mempelajari wabah atau suatu penyakit yang datang di sebuah daerah.

  7. Tempe

    Sebuah bahan masakan yang amat populer bagi masyarakat indonesia di dataran manapun. Ternyata tempe memiliki makna dalam bahasa Jawa yaitu, Temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah, yaitu harus banyak bersabar, tangguh dalam menghadapi ujian dan selalu meminta pertolongan Tuhan.

Sementara itu di daerah Jawa Barat, lodeh juga memiliki ciri khas yang sedikit berbeda, selain ke tujuh menu sayuran tersebut, Bandung sendiri selalu menyajikannya dengan tambahan jagung, tahu dan cabe rawit atau gendot.

Selain gurih tapi juga segar dari rasa cabe yang lumayan pedas. Selain itu masyarakat Sunda juga menyantap sajian ini dengan lauk tempe goreng, ikan asin dan sambal terasi. Pada beberapa daerah bahkan sayur lodeh disantap bersama kerak nasi yang garing meski sedikit pahit.

Begitu juga dengan sayur lodeh yang disantap oleh penulis, bersama dengan nasi hangat juga kerupuk dan sambal membuat lidah seakan tiada henti meminta untuk menambah sajian nasi. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 10 Jul 2025, 20:32 WIB

Gonzo dan Gaya Jepang di Bandung, Ketika Passion Bertransformasi Menjadi Komunitas Kreatif

Gonzo, sebuah toko ikonik yang menjadi semacam “portal budaya” menuju dunia fashion, anime, dan gaya hidup Jepang yang eksentrik dan ekspresif.
Gonzo, sebuah toko ikonik yang menjadi semacam “portal budaya” menuju dunia fashion, anime, dan gaya hidup Jepang yang eksentrik dan ekspresif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 10 Jul 2025, 20:22 WIB

Sekolah Rakyat, Sanggupkah Putus Rantai Kemiskinan di Jawa Barat?

Pendidikan gratis Sekolah Rakyat digadang jadi solusi kemiskinan di Jabar. Tapi cukupkah sekolah saja ubah nasib generasi miskin?
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 19:06 WIB

Bakso Akung, Seporsi Legenda dari Jalan Lodaya

Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan, melainkan ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan, melainkan ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Ayo Jelajah 10 Jul 2025, 19:00 WIB

Tapak Sejarah Reak, Seni Kesurupan yang Selalu Bikin Riweuh di Bandung Timur

Reak adalah seni kesurupan yang sering dipentaskan di Bandung Timur yang memadukan musik, mistik, dan sejarah panjang dari Pajajaran hingga Citarum.
Penampil Reak dalam salah satu helatan di Bandung. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 16:24 WIB

Sayur Lodeh: Makanan Lokal yang Penuh dengan Nilai Tradisi Masyarakat Jawa

Sayur lodeh merupakan makanan khas dari Jawa Tengah yang masih kental dengan budaya dan tradisi yang dikaitkan sebagai makanan penolak bala.
Sayur Lodeh Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 10 Jul 2025, 13:45 WIB

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan: Tidak Masuk Akal Bandara Husein Ditutup, yang Diuntungkan Justru Jakarta!

Ia menilai kebijakan ini justru menguntungkan Jakarta karena masyarakat Bandung dan sekitarnya kini terpaksa terbang melalui Bandara Halim.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 12:27 WIB

Memupuk Welas Asih, Menebar Belas Kasih

Pada dasarnya kita memiliki kekuatan untuk berbuat dan perilaku belas kasih.
Inilah logo baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Welas Asih (Sumber: www.jabarprov.go.id | Foto: Humas Jabar)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 11:24 WIB

Kupat Tahu dan Lontong Kari Cicendo, Kuliner Legendaris yang Tak Pernah Sepi

Aroma rempah dari seporsi kupat tahu dan lontong kari mengepul sejak pagi buta di sudut sempit Gang Polisi, Cicendo, Bandung. Tempat itu menjadi saksi bisu salah satu keberadaan kuliner legendaris Kot
Gerai kupat tahu dan lontong kari Cicendo (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 10 Jul 2025, 10:52 WIB

Pieterspark, Taman Tertua di Bandung yang Berdiri Sejak 1885

Pieterspark dibangun pada 1885 sebagai taman pertama di Kota Bandung. Dibangun untuk mengenang Pieter Sijthoff, kini menjelma jadi Taman Dewi Sartika yang sarat sejarah dan estetika.
Lukisan Pieterspark Bandung. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 09:41 WIB

Kisah Dapur Qnoy, dari Katering Hingga Produksi Abon Kemasan yang Lezat dan Sehat

Berawal dari kegemaran memasak dan kebutuhan rumah tangga, Endah Susantie sukses mengembangkan Dapur Qnoy, sebuah usaha kuliner rumahan dengan berbagai produk.
Owner Dapur Qnoy, Endah Susantie (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 08:58 WIB

Rekam Kelam Derita Satwa, Tragedi Kebun Binatang Bandung Berulang Kali

Sejarah Kebun Binatang Bandung mencatat pola kelam yang berulang.
Taman Jubileumpark (Sumber: (Sumber: Digital Collection KITLV Universiteit Leiden))
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 18:18 WIB

Merindu Masakan Mama yang Dibuat Warung Ngonah di Braga

Warung Ngonah adalah salah satu kuliner rumahan yang berada dibelakang gang tidak jauh dari hingar-bingar jalanan Braga.
Nasi Rames Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 17:18 WIB

Dari Gerobak ke Legenda: Warisan Rasa di Balik Waroeng Sate Kardjan sejak 1925

Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa.
Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa. (Sumber: Ist)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 16:58 WIB

Hikayat TPU Cikadut, Kuburan China Terluas di Bandung yang Penuh Cerita

Tak cuma makam etnis Tionghoa, TPU Cikadut juga punya kisah guru muslim, cinta beda budaya, dan kremasi simbolis.
TPU Cikadut (Sumber: bandung.go.id)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 15:50 WIB

Transportasi Umum dan Permasalahan Kota Bandung yang Tak Ada Habisnya

Kini, hiruk pikuk Kota Bandung sudah hampir menyaingi Ibu Kota Jakarta. Namun, di tengah penduduk yang terus meningkat, transportasi umum malah sebaliknya.
Bus Damri di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 14:11 WIB

Menanti PJ yang Komunikatif, Evaluasi Menjelang 2031

Keputusan MK soal Pilgub dan Pilkada tak hanya menarik dari sisi politik tapi juga komunikasi publik. Seperti apakah?
Mantan PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Sumber: Unpar.ac.id | Foto: Unpar)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:36 WIB

Kupat Tahu 99 Padalarang: Tempat Sarapan Bersejarah yang Menggugah Selera

Setiap pagi, deretan warung sederhana di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, selalu ramai dikunjungi warga. Para pemburu sarapan memenuhi kursi-kursi di jongko-jongko penjaja kupat tahu yang sudah
Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:10 WIB

Membangun Brand dari Ikatan, Qistina dan Cerita di Balik FNF by Niion

Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional.
Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 11:56 WIB

Dimsum HVH Buatan Teh Iim, Sehatnya Bikin Nagih

Siapa sangka, keresahan seorang ibu yang ingin anak dan orang tuanya makan sayur bisa melahirkan brand kuliner sehat yang digemari banyak orang.
Teh Iim, Owner Dimsum HVH. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 10:39 WIB

Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

Kota Bandung rayakan HUT tiap 1 April selama nyaris seaba. Baru sadar itu bukan tanggal lahir aslinya di 1997. Kok bisa?
Suasana di sekitar Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka) tahun 1935. (Sumber: KITLV)