DPRD Bandung Barat Pasang Badan untuk Tambang, Logika Ekonomi Pinggirkan Ekologi

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Selasa 01 Jul 2025, 18:49 WIB
Penambangan batu menggunakan alat berat di kawasan Gunung Pabeasan yang termasuk ke dalam Karst Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Penambangan batu menggunakan alat berat di kawasan Gunung Pabeasan yang termasuk ke dalam Karst Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

AYOBANDUNG.ID - Pither Tjuandys tidak sedang main sandiwara. Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bandung Barat itu berdiri dengan wajah serius di hadapan para pengusaha dan pekerja tambang yang berkumpul di sekretariat HP2MT, Selasa siang, 1 Juli 2025. Ia datang membawa simpati, sekaligus pembelaan. Bukan kepada warga yang desanya rusak oleh truk-truk pengangkut batu, tapi untuk tambang-tambang yang menurutnya "sudah berizin."

"Kalau ilegal, silakan tutup. Tapi hari ini saya melihat ke-13 tambang semuanya menunjukkan IUP," kata Pither merujuk pada daftar izin dari Pemprov Jawa Barat.

Bunyi tanah yang meretak, mata air yang berhenti menetes, belum masuk ke dalam percakapan. Yang lebih dahulu hadir adalah angka-angka dan upaya menjaga roda ekonomi tetap berputar. Ada, katanya, 6.000 buruh tambang bakal kehilangan pekerjaan jika tambang-tambang itu tetap ditutup. Sikap ini jauh berbeda dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang dalam sidang paripurna Hari Jadi ke-18 Bandung Barat dua pekan sebelumnya justru mengeluarkan peringatan keras.

“Gunung kudu awian, lengkob kudu balongan, lebak kudu sawahan,” ujar Dedi lantang, mengutip prinsip tata ruang dalam adat Sunda. “Kalau sekarang biasa pukul drum, nanti harus bisa pukul tambang ilegal supaya bubar.”

Kebijakan Berseberangan, Upaya Tak Sejalan

Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor: 26/PM.05.02/PEREK yang diteken Dedi Mulyadi sebetulnya tidak hanya menyasar tambang ilegal. Surat itu juga menghentikan sementara penerbitan seluruh izin pemanfaatan lahan di kawasan hutan dan perkebunan. Kecuali untuk kegiatan perlindungan lingkungan, semua izin—termasuk pertambangan—diparkir dulu.

Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat mencatat 176 titik tambang dihentikan operasinya. Dari jumlah itu, 13 titik berada di wilayah yang diusulkan berganti nama jadi Kabupaten Batulayang ini. Di sinilah DPRD merasa perlu turun tangan. Dalam pandangan Pither, tambang-tambang itu adalah korban kebijakan yang tidak konsisten.

“Pemprov Jabar harus bertanggung jawab dengan produk yang dikeluarkan. Karena mereka bukan tambang ilegal tapi yang mengikuti aturan yang ada,” ujarnya.

Baca Juga: 14 Lokasi Tambang Ilegal Ditemukan di Bandung Barat

Tak ada nada getir soal daya dukung lingkungan atau reklamasi pascatambang. Yang menjadi fokus adalah keberlanjutan kegiatan bisnis, aliran uang, dan nasib ribuan pekerja tambang yang kini dirumahkan.

“Tambang-tambang ini adalah aset kami yang akan kami pertahankan,” kata Pither, tanpa tedeng aling-aling.

Sikap semacam ini tak hanya berseberangan, tapi hampir seperti membalikkan logika tata ruang. Ketika Gubernur menginginkan penataan ulang dan pemulihan kawasan pegunungan, DPRD memilih mempertahankan aktivitas ekstraktif di tempat yang seharusnya jadi hutan.

Ketua Himpunan Pengusaha Pekerja dan Masyarakat Tambang (HP2MT) Cipatat-Padalarang, Taufik E. Sutaram, mengeluh keras. Ia bilang dari 13 tambang yang kena palu Pemprov, 9 di antaranya sebenarnya punya IUP OP—alias bukan tambang gelap. Cuma sayangnya, masih nunggu pengesahan RKAB alias Rencana Kerja dan Anggaran Biaya.

“Pada intinya kami mendukung program Gubernur bahwa tambang ilegal ditutup, kami sepakat itu. Tapi yang ilegal. Karena yang ilegal tidak bayar pajak dan sebagainya,” ujar Taufik. Sekilas seperti setuju, tapi dengan catatan kaki yang sebesar tambang itu sendiri.

Ketua HP2MT Cipatat-Padalarang, Taufik E. Sutaram. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ketua HP2MT Cipatat-Padalarang, Taufik E. Sutaram. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)

Dia bilang, tambang-tambang di kawasan Citatah bukan sekadar urusan gali-gali tanah. Itu urat nadi. Soalnya dari situ lahir bahan seperti calcium carbonate, calcium oxide, dan calcium hydroxide yang dipakai untuk bikin pakan ternak sampai kosmetik. Siapa sangka, lipstik pun bisa tak berwarna kalau tambang berhenti.

“Perlu diingat ketika suplai bahan baku ke hilir macet, tentu industri hulunya akan berhenti. Nah yang terjadi saat ini industri hulu yang 42 industri di sini sekarang mulai kolaps,” katanya.

Sementara Dinas ESDM Jawa Barat tegas: dari hasil inventarisasi sepanjang 2024, 13 titik tambang itu dinyatakan ilegal. Maka keluarlah surat edaran Gubernur yang intinya: stop dulu semua izin tambang sampai evaluasi selesai. Tapi Taufik ngotot ini cuma perkara administrasi belaka.

Panggung Politik Tambang

Dalam pertambangan, narasi bukan lagi soal batu dan tanah semata. Ia juga panggung politik. Dalam kasus ini, kentara bahwa DPRD Bandung Barat sedang berdiri di sisi yang berlawanan dengan Gubernur. Ketika Dedi bicara tentang hutan dan ISPA, DPRD bicara tentang izin dan kelangsungan ekonomi.

Pither bahkan meminta Bupati Jeje Richie Ismail agar ikut membela pengusaha tambang. “Bupati Jeje juga harus bisa memperjuangkan tenaga kerja. Persoalan izinnya kalau ada yang kurang secara administrasi silakan diselesaikan tapi tidak menutup,” tegasnya.

Bukannya mendesak evaluasi dampak lingkungan, DPRD berencana memfasilitasi pertemuan antara pengusaha dan pembuat kebijakan untuk mencari jalan keluar agar tambang tetap beroperasi.

Baca Juga: Perluasan Wilayah Cimahi Diganjal Bandung Barat

“Komisi III akan segera membuat surat kepada DPRD yang berkaitan dengan pertambangan dengan menghadirkan pengusaha untuk mencari solusi,” ujar Pither.

Buat Dedi Mulyadi, solusi semacam itu hanya akan memperpanjang daftar kerusakan. Ia menyebut tak ada satu pun daerah tambang rakyat yang makmur. Yang ada, kata dia, hanyalah “bencana, penyakit ISPA, jalan bolong, ekonomi sulit berkembang.”

Pernyataan ini tentu bukan tanpa dasar. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah selatan dan barat Bandung Barat dilanda kerusakan parah: mata air menghilang, jalan desa rusak dilalui kendaraan tambang, dan tanah-tanah labil kian mudah longsor.

Di sisi jalanan berdebu antara Padalarang dan Cipatat, warga malah tepuk tangan mendengar kabar penertiban tambang. Truk-truk tambang bikin jalan rusak, udara penuh debu, dan bikin hidup jadi semi-apokaliptik setiap hari.

“Kalau lewat jalan Cipatat-Padalarang setiap hari kami harus hadapi debu, sesak napas, jalan macet dan rusak karena truk tambang. Sudah nggak nyaman lagi lewat sini,” keluh Aep (42), warga Cipatat, sambil menyeka peluh.

Buat warga, penutupan tambang ilegal bukan sekadar urusan perizinan, tapi soal hidup sehat dan selamat. Dukungan terhadap langkah Dedi Mulyadi bukan karena ikut-ikutan, tapi karena ingin menghirup udara yang bukan rasa semen.

Di tengah pertarungan dua narasi ini, masyarakat hanya bisa berharap. Apakah Bandung Barat ke depan akan memilih ekonomi tambang atau ekologi jangka panjang? Apakah pengangguran hari ini akan dibayar dengan bencana esok hari?

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 12:35 WIB

Sendal Perempuan yang Tak Boleh Hanya Nyaman Dipakai

Sandal perempuan berfungsi sebagai alas kaki yang melindungi telapak dari panas, kotoran, maupun permukaan yang keras ketika beraktivitas. Namun sandal juga memberikan kenyamanan karena umumnya ringan
Ilustrasi Foto Sandal Perempuan. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 10:33 WIB

Surga Buku Jadul di Tengah Kota Bandung

Bagi pencinta buku lama dan koleksi majalah impor, Kota Bandung punya destinasi yang layak dikunjungi, Toko Buku Redjo. Toko ini berlokasi di Jalan Cipunagara Nomor 43, kawasan Cihapit, Bandung
Toko Buku Redjo. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 09:37 WIB

Studio Rosid, Tempat Paling Nyaman untuk Menikmati Karya Seni

Di tengah ramainya kehidupan perkotaan, terdapat sebuah ruang seni yang menawarkan atmosfer berbeda. Studio Rosid, yang berdiri sejak 2003 di Jalan Cigadung Raya Tengah No. 40, Kecamatan Cibeunying.
Galeri Seni Studio Rosid. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 06:09 WIB

Apakah Mentalitas 'Modal Janji' Berakar dari Masyarakat ?

Janji manis yang sering kali tidak ditepati membuat seseorang bisa kehilangan mempercayai semua pihak.
Janji manis seseorang yang tidak ditepati sungguh mencederai kepercayaan orang lain. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 18:51 WIB

Bandung Bukan Milik Segelintir: BBFT dan Perjuangan Ruang yang Setara

Mereka ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan.
BBFT ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 18:31 WIB

Huruf Kapital Tak Boleh Diabaikan, tapi Kapan Jangan Digunakan?

Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat.
Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat. (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 17:33 WIB

Sejarah Gempa Besar Cianjur 1879 yang Guncang Kota Kolonial

Catatan sejarah Belanda ungkap 1.621 rumah hancur, dari penjara hingga gudang garam, akibat guncangan berhari-hari.
Dokumentasi kerusakan gempa Cianjur 1879. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 16:48 WIB

Reggae Menggema dari Lereng Bandung, Jejak The Paps dan Generasi Musik Bebas

Dari gang-gang kecil tempat anak muda berkumpul, hingga panggung-panggung komunitas yang tak pernah sepi, Bandung jadi rumah bagi banyak eksperimen musikal yang berani.
The Paps, band reggae asal Bandung yang tak hanya memainkan musik, tapi juga merayakan kebebasan dalam berkarya. (Sumber: dok. The Paps)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 16:10 WIB

Upaya Menyukseskan Program Revitalisasi Sekolah

Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi.
Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi. (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 15:37 WIB

Menyulam Asa di Dapur UMKM: Tiga Kisah Perjuangan, Inovasi, dan Harapan

Tiga sosok tangguh dari Bandung ini membuktikan bisnis kecil bisa punya dampak besar asal dijalani dengan tekad, inovasi, dan dukungan publik yang berkelanjutan.
Produk brownies bites yang gluten free, dairy free, dan low sugar dari Battenberg3. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 15:00 WIB

Kasian, Kota Bandung Tak Punya Gedung Festival Film

Ya, Bandung kota seni yang tak Nyeni. Seperti gadis cantik yang belum mandi.
Kota Bandung tak punya Gedung Festival Film. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 14:15 WIB

Sejarah DAMRI, Bus Jagoan Warga Bandung

Sejak 1960-an, DAMRI mewarnai jalanan Bandung. Dari trial and error, berkembang jadi transportasi publik penting, kini hadir dengan armada bus listrik.
Bus DAMRI jadul di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 12:14 WIB

Mouthwash, Bukan Hanya Sekedar Obat Kumur yang Bikin Napas Segar

Mouthwash atau obat kumur adalah cairan khusus yang digunakan sebagai pelengkap perawatan mulut dan gigi. Fungsinya tidak hanya untuk menyegarkan napas, tetapi juga membantu mengurangi jumlah bakteri
Mouthwash Listerin. (Foto: Pixabay)