Fadli Zon Harus Mundur

Matdon
Ditulis oleh Matdon diterbitkan Senin 30 Jun 2025, 14:43 WIB
Surya dan Hema, Aktivis 98 Kota Bandung, meminta dengan tegas, agar Fadli Zon mundur sebagai Menteri Kebudayaan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Matdon)

Surya dan Hema, Aktivis 98 Kota Bandung, meminta dengan tegas, agar Fadli Zon mundur sebagai Menteri Kebudayaan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Matdon)

Aktivis 98 kota Bandung, meminta dengan tegas, agar Fadli Zon mundur sebagai Menteri Kebudayaan serta harus minta maaf kepada rakyat Indonesia, karena telah melukai hati bangsa Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Fadli Zon mengatakan bahwa bahwa tidak ada kasus perkosaan terhadap para wanita keturunan Tionghoa pada kerusuhan tahun 1998.

Demikian yang saya catat, dalam sebuah diskusi terbuka aktivis angkatan 98, Minggu malam kemarin 29 Juni 2025 di sebuah rumah makan Bandung.

Dalam diskusi serius ini, para aktivis ini sepakat mengutuk pernyataan Fadli Zon, apalagi Hemasari Dharmabumi, seorang aktivis perempuan dan saksi sejarah, ia menilai kerusuhan itu terjadi secara sistematis dan terstruktur dan peristiwa itu benar benar terjadi, bahkan ada sekitar 78 orang diperkosa dan dilecehkan.

Hema yang saat itu masih di LBHI menceritakan secara gamblang, peristiwa mengerikan itu benar benar terjadi, dan kini Fadli Zon mengaburkan sejarah itu, padahal dari laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGFP) membenarkan hal itu. Yang belum terungkap sampai saat ini adalah pelakunya karena belum ada pengadilan HAM pada tahun 98.

Ingatan itu masih melekat dalam diri Hema, karena ia menyaksikan sendiri bahkan selain itu ia sangat sibuk waktu itu mengurus kawan kawan mahasiswa dari Bandung yang hilang.

Sementara M. Surya Wijaya selaku ketua Presidium Perkumpulan Aktivis 98 pun geram, ia menginginkan ada penuntasan proses pelanggaran HAM melalui Pengadilan HAM sampai tuntas. Serta dibentuk kembali Komisi Kebenaran dan Rekonsoliasi (KKR) dalam rangka pengungkapan kebenaran dan rekonsiliasi nasional.

Fadli Zon. (Sumber: Flickr | Foto: Asamblea Nacional del Ecuador)
Fadli Zon. (Sumber: Flickr | Foto: Asamblea Nacional del Ecuador)

Ya, forum ini menjadi ruang konsolidasi, pernyataan sikap, dan pembacaan ulang terhadap tragedi Mei 1998, yang hingga kini masih meninggalkan luka kolektif dalam sejarah bangsa Indonesia.

Saat itu, tutur Surya, kekacauan melanda Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya. Gedung-gedung dibakar, toko-toko dijarah, dan yang paling menyayat hati: pemerkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa terjadi secara brutal dan sistematis.

Fakta-fakta ini bukan opini sepihak, melainkan temuan resmi yang tercatat dalam laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie.

TGPF menyimpulkan bahwa kerusuhan 1998 bukanlah peristiwa spontan, melainkan melibatkan aktor-aktor terorganisir dan bermotif politik.

Sedikitnya 1.188 orang meninggal dunia, sebagian besar akibat terbakar dalam gedung yang disulut api oleh massa. Sebanyak 52 perempuan korban pemerkosaan, 14 orang koraban pemerkosaan dengan penganiayaan, 10 orang korban penyerangan atau penganiayaan seksual dan 4 orang korban pelecehan seksual, dan mereka mayoritas dari etnis Tionghoa, menjadi korban kekerasan seksual - mulai dari pemerkosaan, pemukulan, hingga penyiksaan yang disertai penghinaan rasial.

Sasaran utama kerusuhan adalah pusat-pusat ekonomi milik warga Tionghoa, seperti Mall Mangga Dua, Mall Roxy, Glodok, dan kawasan Grogol. Fakta-fakta ini disampaikan secara jelas dalam laporan TGPF tahun 1999, yang kala itu sempat menciptakan ketegangan politik karena menyeret nama-nama elite dan unsur militer.

Ada Prof. Muradi, yang pada tahun 1998 ia masih menjadi mahasiswa, menyoroti kecenderungan sejarah ditulis oleh para pemenang. Namun, ia menegaskan bahwa pemenang tidak boleh semena-mena dalam menentukan arah narasi sejarah.

Sejarah harus berpihak pada kebenaran, bukan pada kekuasaan. Jika ada kekerasan, ia harus diakui sebagai kekerasan. Jika ada pemerkosaan massal, maka itu adalah kejahatan kemanusiaan - dan tidak boleh didiamkan.

Namun, Priston Sagala, seorang aktivis 98, memberikan auto kritik, bahwa semangat dan nilai-nilai Reformasi 1998 gagal diwariskan sepenuhnya kepada generasi penerus. Menurutnya, generasi sebelumnya terlalu nyaman, terlalu sibuk, hingga lupa bahwa tongkat perjuangan tidak otomatis diteruskan. (*)

Jangan Lewatkan Podcast Terbaru AyoTalk:

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Matdon
Tentang Matdon
Penulis, penyair. 12 buku sastra telah ditulis.tinggal di bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 21 Nov 2025, 17:55 WIB

Komunitas Blogger BDG Merawat Bandung dengan Tulisan dan Kebersamaan

Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta.
Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:27 WIB

Melihat Tuturan 'Arogan' dari Kacamata Linguistik

Esai ini membedah percakapan anggota DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan peserta pada suatu forum SPPG di Bandung.
Jikapun ada masyarakat yang bersikap arogan pada pemerintah atau pejabat lantas memangnya kenapa? (Sumber: Ilustrasi oleh ChatGPT)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)