Perluasan Wilayah Cimahi Diganjal Bandung Barat

Bob Yanuar Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Bob Yanuar , Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Minggu 29 Jun 2025, 14:14 WIB
Tampak udara suasana Jl. Jend. H. Amir Machmud Kota Cimahi. (Sumber: Pemkot Cimahi)

Tampak udara suasana Jl. Jend. H. Amir Machmud Kota Cimahi. (Sumber: Pemkot Cimahi)

AYOBANDUNG.ID - Hal yang menarik muncul dalam wacana perluasan wilayah Kota Cimahi belakangan ini. Bukannya ditanggapi dengan lembaran peta dan penggaris skala, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) justru melemparkan ide yang lebih besar: bagaimana kalau Cimahi sekalian saja gabung ke Bandung Barat?

Permintaan lahan berubah jadi lamaran. Kota Cimahi, yang sejatinya ingin memperluas wilayah karena keterbatasan lahan dan tingginya kebutuhan pembangunan, malah ditawari sesuatu yang lebih dari sekadar sepetak tanah. Ini seperti seseorang yang minta pinjam garasi, tapi ditawari masuk kartu keluarga.

Usulan Cimahi ini awalnya tampak sederhana. Dengan luas wilayah hanya sekitar 4.248 hektare, kota ini mengalami keterbatasan ruang untuk pengembangan. Tiga kecamatan yang ada—Cimahi Utara, Cimahi Tengah, dan Cimahi Selatan—sudah cukup padat, dan peluang pembangunan makin menipis. Maka, wacana untuk memperluas wilayah pun muncul, dengan mengarah ke beberapa daerah tetangga: sebagian wilayah dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung, hingga tentu saja Kabupaten Bandung Barat.

Dukungan pun datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia menyarankan agar para kepala daerah duduk bersama membahas rencana ini. Masalahnya, duduk bersama itu satu hal, tapi sepakat untuk berbagi wilayah adalah hal lain.

Saat menghadiri Rapat Paripurna Hari Jadi ke-24 Kota Cimahi di Gedung DPRD Kota Cimahi, 21 Juni 2025, Dedi mengungkap restunya. “Mendukung,” katanya pendek kala itu.

Restu gubernur berbalas respons diplomatis keras. Tanggapan datang dari Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, beberapa hari kemudian. Ia menyatakan bahwa batas wilayah Bandung Barat sudah jelas dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007. Menurutnya, perubahan batas wilayah tidak bisa dilakukan dengan mudah, apalagi jika menyangkut sejarah perjuangan pembentukan KBB.

"Tentu bagi kami, penentuan batas wilayah itu harus dibicarakan bersama. Kami bisa menerima hanya jika Cimahi ingin bergabung dengan Kabupaten Bandung Barat," ujar Asep Ismail, 25 Juni 2025.

Kalimat itu terdengar sopan, tapi isinya cukup tegas: tidak akan ada wilayah KBB yang lepas begitu saja. Bahkan, kalau boleh memilih, Bandung Barat lebih suka menambah wilayah lewat merger ketimbang kehilangan sebagian asetnya.

Bagi KBB, wilayah yang kini ingin 'diadopsi' Cimahi itu bukan sekadar tanah. Ada sejarah, ada masyarakat, dan tentu ada potensi pendapatan daerah. Itulah sebabnya Asep menekankan bahwa kajian mendalam, dialog dengan pendiri daerah, masyarakat, dan DPRD adalah langkah yang mutlak sebelum membuat keputusan.

Baca Juga: Batulayang Dua Kali Hilang, Direbus Raja Jawa dan Dihapus Kompeni Belanda

Wabup wilayah yang belakangan diusulkan berubah nama jadi Batulayang ini bahkan menanggapi langsung ajakan gubernur untuk duduk bersama. Ia mengatakan bahwa pertemuan semacam itu hanya akan dijalankan jika topiknya adalah merger Cimahi ke Bandung Barat, bukan sebaliknya.

“Jika mau dibicarakan ayo duduk bersama, itupun kalau Cimahi ingin bergabung dengan Kabupaten Bandung Barat,” ujar Asep Ismail.

Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, ogah serahkan wilayah ke Cimahi. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, ogah serahkan wilayah ke Cimahi. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)

Rencana perluasan wilayah CImahi ini sebetulnya adalah lagu lama. Ia kerap timbul tenggelam di tengah banyak perkara lain. Belakangan, rencana ini kembali diumbar ke publik Februari 2025, saat Wali Kota Cimahi Ngatiyana menyebut bahwa pihaknya membidik kawasan Cimindi di Kota Bandung serta Kecamatan Margaasih di Kabupaten Bandung.

“Beberapa wilayah Cimindi yang masuk Kota Bandung dan Margaasih di Kabupaten Bandung jadi target untuk masuk Kota Cimahi,” kata Ngatiyana waktu itu, menyebut rencana itu sebagai bagian dari perluasan administratif.

Lalu giliran Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, yang menyebut wilayah yang diincar. Pada 26 Februari 2025, ia membeberkan target berikutnya: dari Kabupaten Bandung Barat, Cimahi ingin “meminjam” Desa Cilame dan Tanimulya di Kecamatan Ngamprah. Tak ketinggalan juga menyasar sebagian wilayah Padalarang dan Batujajar.

Dia mengaku semua itu berdasarkan kajian serta peta administratif tahun 1976, ketika Cimahi masih belum jadi kota mandiri. Tapi ia jujur mengakui bahwa pihaknya belum ngobrol secara intens dengan kepala daerah di Bandung Barat.

Tak hanya dari eksekutif, legislatif Bandung Barat juga sempat mencak-mencak lantaran Pemkot Cimahi melempar wacana di luar jalur komunikasi resmi pemerintahan. Ketua Komisi I DPRD KBB, Sandi Supyandi, mengkritik langkah Cimahi yang dinilai terlalu sepihak dalam menyampaikan wacana. “Jangan sampai heboh seperti diumumkan pakai toa masjid, tapi tidak ada komunikasi resmi,” kata Sandi awal Maret lalu.

Sandi berujar, jika benar ada niatan mengubah batas wilayah, seharusnya diawali dengan komunikasi kepada pemangku kebijakan dan para pejuang yang dulu memperjuangkan lahirnya Kabupaten Bandung Barat. “Kita ini punya dasar hukum. Kalau ada perubahan, ya harus ubah undang-undang juga. Jangan main-main,” tambahnya.

Sementara itu, sikap Kota Bandung berbeda. Wali Kota Muhammad Farhan memilih bersikap lebih terbuka. Dalam pernyataannya pada 23 Juni 2025, Farhan menyebut Pemkot Bandung siap jika kawasan Cimindi diminta bergabung ke Cimahi. Namun, ia mengingatkan bahwa prosesnya tidak bisa instan.

"Itu mah silakan dinegosiasikan dengan gubernur dan pemerintah pusat. Secara prinsip, tidak ada yang salah. Tapi semua harus ada dasar hukum yang kuat,” ujar Farhan.

Farhan menambahkan bahwa perluasan wilayah seperti ini harus mempertimbangkan aspek politik, sosial, dan ekonomi. Ia juga menyindir secara halus bahwa manfaat dari pemindahan wilayah seperti Cimindi mungkin lebih dirasakan oleh Cimahi ketimbang Kota Bandung. "Kalau Cimindi lepas, ya, PBB-nya ke Cimahi. Kota Bandung tidak akan mendapat banyak keuntungan," katanya.

Baca Juga: Polemik Tablet Rp850 Juta untuk DPRD Bandung Barat di Tengah Seruan Efisiensi

Pernyataan Farhan terkesan santai. Namun, ia juga mengingatkan bahwa diskusi seperti ini tak bisa hanya dibicarakan di ruang publik tanpa peta jalan yang jelas. "Jangan ribut. Semua masih dalam NKRI. Tapi jangan lupa, kita juga perlu tahu arah diskusinya," ujarnya.

Gubernur sendiri telah menjadwalkan pertemuan para kepala daerah Bandung Raya pada awal Juli 2025 mendatang. Pertemuan ini akan menjadi momentum penting untuk menentukan apakah perluasan Cimahi bisa dilanjutkan atau tidak, dan apakah tawaran merger dari Bandung Barat bisa menjadi jalan tengah.

Sampai titik ini, satu hal menjadi jelas: soal batas wilayah bukan sekadar urusan garis di peta. Ia menyangkut identitas, sejarah, dan legitimasi administratif. Cimahi punya alasan untuk merasa sempit dan ingin memperluas diri. Tapi Bandung Barat juga punya hak untuk menjaga wilayah yang mereka anggap sebagai hasil perjuangan.

Siapapun nanti yang ‘menang’, semoga tetap ingat: rakyat butuh pelayanan, bukan drama tapal batas.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 12:35 WIB

Sendal Perempuan yang Tak Boleh Hanya Nyaman Dipakai

Sandal perempuan berfungsi sebagai alas kaki yang melindungi telapak dari panas, kotoran, maupun permukaan yang keras ketika beraktivitas. Namun sandal juga memberikan kenyamanan karena umumnya ringan
Ilustrasi Foto Sandal Perempuan. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 10:33 WIB

Surga Buku Jadul di Tengah Kota Bandung

Bagi pencinta buku lama dan koleksi majalah impor, Kota Bandung punya destinasi yang layak dikunjungi, Toko Buku Redjo. Toko ini berlokasi di Jalan Cipunagara Nomor 43, kawasan Cihapit, Bandung
Toko Buku Redjo. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 09:37 WIB

Studio Rosid, Tempat Paling Nyaman untuk Menikmati Karya Seni

Di tengah ramainya kehidupan perkotaan, terdapat sebuah ruang seni yang menawarkan atmosfer berbeda. Studio Rosid, yang berdiri sejak 2003 di Jalan Cigadung Raya Tengah No. 40, Kecamatan Cibeunying.
Galeri Seni Studio Rosid. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 06:09 WIB

Apakah Mentalitas 'Modal Janji' Berakar dari Masyarakat ?

Janji manis yang sering kali tidak ditepati membuat seseorang bisa kehilangan mempercayai semua pihak.
Janji manis seseorang yang tidak ditepati sungguh mencederai kepercayaan orang lain. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 18:51 WIB

Bandung Bukan Milik Segelintir: BBFT dan Perjuangan Ruang yang Setara

Mereka ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan.
BBFT ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 18:31 WIB

Huruf Kapital Tak Boleh Diabaikan, tapi Kapan Jangan Digunakan?

Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat.
Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat. (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 17:33 WIB

Sejarah Gempa Besar Cianjur 1879 yang Guncang Kota Kolonial

Catatan sejarah Belanda ungkap 1.621 rumah hancur, dari penjara hingga gudang garam, akibat guncangan berhari-hari.
Dokumentasi kerusakan gempa Cianjur 1879. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 16:48 WIB

Reggae Menggema dari Lereng Bandung, Jejak The Paps dan Generasi Musik Bebas

Dari gang-gang kecil tempat anak muda berkumpul, hingga panggung-panggung komunitas yang tak pernah sepi, Bandung jadi rumah bagi banyak eksperimen musikal yang berani.
The Paps, band reggae asal Bandung yang tak hanya memainkan musik, tapi juga merayakan kebebasan dalam berkarya. (Sumber: dok. The Paps)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 16:10 WIB

Upaya Menyukseskan Program Revitalisasi Sekolah

Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi.
Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi. (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 15:37 WIB

Menyulam Asa di Dapur UMKM: Tiga Kisah Perjuangan, Inovasi, dan Harapan

Tiga sosok tangguh dari Bandung ini membuktikan bisnis kecil bisa punya dampak besar asal dijalani dengan tekad, inovasi, dan dukungan publik yang berkelanjutan.
Produk brownies bites yang gluten free, dairy free, dan low sugar dari Battenberg3. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 15:00 WIB

Kasian, Kota Bandung Tak Punya Gedung Festival Film

Ya, Bandung kota seni yang tak Nyeni. Seperti gadis cantik yang belum mandi.
Kota Bandung tak punya Gedung Festival Film. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 14:15 WIB

Sejarah DAMRI, Bus Jagoan Warga Bandung

Sejak 1960-an, DAMRI mewarnai jalanan Bandung. Dari trial and error, berkembang jadi transportasi publik penting, kini hadir dengan armada bus listrik.
Bus DAMRI jadul di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 12:14 WIB

Mouthwash, Bukan Hanya Sekedar Obat Kumur yang Bikin Napas Segar

Mouthwash atau obat kumur adalah cairan khusus yang digunakan sebagai pelengkap perawatan mulut dan gigi. Fungsinya tidak hanya untuk menyegarkan napas, tetapi juga membantu mengurangi jumlah bakteri
Mouthwash Listerin. (Foto: Pixabay)