Rombel Sekolah Negeri Diperbesar, Sekolah Swasta Kecil di Bandung Barat Semakin Terpojok dan Terancam Gulung Tikar

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Rabu 16 Jul 2025, 15:12 WIB
SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

AYOBANDUNG.ID – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang membuka ruang bagi sekolah negeri untuk menambah jumlah siswa per rombongan belajar (rombel) hingga 50 orang, menuai kecemasan dari pengelola sekolah swasta di Kabupaten Bandung Barat. Mereka khawatir, langkah ini akan semakin memojokkan sekolah swasta yang selama ini hidup dari sisa pendaftar di sekolah negeri.

Keputusan Gubernur yang tertuang dalam Nomor 463.1/Kep.323-Disdik/2025 itu diterapkan dalam rangka Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026. Namun, bukannya memperluas akses pendidikan secara adil, kebijakan ini justru dianggap mengancam keberlangsungan sekolah swasta berskala kecil yang saat ini tengah berjuang keras mendapatkan peserta didik baru.

Ketua Yayasan Mekarwangi Lembang, Ayi Enoh, menyebut bahwa pihaknya telah membuka pendaftaran dengan berbagai kemudahan, termasuk penghapusan biaya pendidikan dan asrama. Meski demikian, jumlah pendaftar hingga pertengahan Juli 2025 hanya mencapai sepuluh orang.

“Sekolah kami sudah akreditasi A, tapi tetap sepi. Kalau terus begini, tahun depan bisa tutup,” ujar Ayi.

Ayi mengungkapkan bahwa dengan kebijakan baru ini, sekolah negeri mampu menampung siswa lebih banyak dari biasanya, sehingga peluang sekolah swasta semakin sempit. Padahal selama ini, sebagian besar siswa di sekolah swasta berasal dari mereka yang tidak lolos ke sekolah negeri.

Situasi serupa dirasakan oleh SMK Taruna Lembang yang dikelola Yayasan Al Musyawarah. Ketua yayasannya, Undang Abdurahman, menyatakan hingga pertengahan Juli ini, jumlah calon siswa baru bahkan belum mencapai sepuluh orang.

Baca Juga: Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin Sekolah Swasta di Kabupaten Bandung Sekarat, DPRD: Ini Penggerusan Mutu Pendidikan!

“Kami tidak punya banyak fasilitas, dan belum pernah dapat bantuan pembangunan dari pemerintah,” katanya.

Undang juga menyoroti tidak adanya sistem zonasi atau distribusi siswa yang berpihak pada sekolah swasta. Akibatnya, sekolah kecil yang sudah kalah dalam hal fasilitas dan promosi, semakin tersisihkan. Bahkan, jurusan favorit seperti Keperawatan di SMK Taruna pun harus dihentikan karena tak mendapat cukup siswa.

Para pengelola sekolah swasta berharap kebijakan penambahan rombel di sekolah negeri bisa dievaluasi. Menurut mereka, akses pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada kuantitas daya tampung di sekolah negeri, tapi juga pemerataan dan keberlangsungan lembaga pendidikan swasta.

“Kami ini bukan pesaing, tapi pelengkap sistem pendidikan. Kalau kebijakan terus berat sebelah, sekolah swasta kecil akan mati perlahan,” kata Ayi menegaskan. Ia menambahkan bahwa dampaknya bukan hanya kepada pengelola, tapi juga kepada anak-anak dari keluarga sederhana yang kehilangan pilihan bersekolah.

Jika tidak ada perubahan kebijakan yang berpihak pada keadilan, banyak sekolah swasta di daerah seperti Bandung Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk gulung tikar. Pemerintah daerah diharapkan lebih peka terhadap kondisi riil lembaga pendidikan non-negeri yang masih berjuang menjaga eksistensinya di tengah ketimpangan sistem penerimaan siswa.

Hal yang sama dirasakan juga oleh sejumlah sekolah swasta di Kabupaten Bandung.

Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS), Wahid Djaharudin, menyebut setidaknya 25 sekolah melaporkan penurunan jumlah pendaftar, bahkan banyak orang tua menarik kembali berkas pendaftaran setelah anaknya diterima di sekolah negeri. Untuk bertahan, sejumlah sekolah swasta terpaksa menggratiskan biaya pendidikan demi menjaga operasional dan keberlanjutan kerja guru bersertifikasi.

Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Asep Ikhsan, juga menyayangkan kebijakan yang dinilai terlalu negeri-sentris tersebut. Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga membuat kebijakan yang adil bagi sekolah swasta. Ia mengajak masyarakat untuk tidak memandang sekolah negeri sebagai satu-satunya pilihan, karena banyak sekolah swasta juga mampu memberikan layanan pendidikan yang layak, bahkan gratis.

Kritik serupa datang dari DPRD Provinsi Jawa Barat. Maulana Yusuf dari Komisi V menilai kebijakan tersebut bertentangan dengan Permendikbudristek yang menetapkan maksimal 36 siswa per kelas. Ia menegaskan bahwa aturan tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan mutu dan kenyamanan ruang kelas. Jika kebijakan ini dipaksakan, Maulana memperingatkan akan muncul masalah baru berupa ketimpangan pendidikan antara sekolah negeri dan swasta serta potensi menurunnya kualitas pendidikan secara keseluruhan di Jawa Barat. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 16 Jul 2025, 18:44 WIB

“Indonesia Surganya Herbal”: Gerakan Nabawi Health Merawat Perempuan Lewat Warisan Tanaman Obat

Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 18:20 WIB

Kisah Kapal Laut Cimahi yang Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Kapal Tjimahi (Cimahi) sempat hilang akibat kabut Kalimantan dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Paracel pada 1915. Kisah sejarah kapal kolonial yang lenyap di Laut China Selatan.
Kapal Tjimahi (Cimahi). (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 17:24 WIB

Arti di Balik Gerakan Anak Koci: Tarian Pacu Jalur yang Viral hingga Mancanegara

Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu besar (disebut jalur) yang sudah eksis sejak abad ke-17.
Tarian Anak Koci dalam pacu jalur bukan sekadar pertunjukan visual. Ia adalah ritual penuh makna. (Sumber: mediacenter.riau.go.id)
Beranda 16 Jul 2025, 15:12 WIB

Rombel Sekolah Negeri Diperbesar, Sekolah Swasta Kecil di Bandung Barat Semakin Terpojok dan Terancam Gulung Tikar

Jika tidak ada perubahan kebijakan yang berpihak pada keadilan, banyak sekolah swasta di daerah seperti Bandung Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk gulung tikar.
SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:41 WIB

Bisnis Tak Lagi Sekadar Profit, Kolaborasi Amble dan Wallts sebagai Gerakan Sosial Baru

Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:39 WIB

Mengenal Kerupuk Edun, Camilan Legendaris yang Selalu Laris

Di balik gurih dan pedasnya camilan Kerupuk Edun yang kerap terlihat di warung-warung, terdapat kisah perjuangan panjang dari sebuah pabrik rumahan. Cucu Kholid, sang pendiri, memulai usaha ini bersam
Kerupuk Edun M Cucu (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 13:40 WIB

Kala Rancaekek Diamuk Tornado Pertama di Indonesia

Fenomena angin puting beliung di Rancaekek disebut tornado pertama di Indonesia. BRIN dan ITB beda pendapat soal istilah dan sejarahnya.
Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 12:08 WIB

Cerita D'Pikat Jadi Cemilan Kekinian Favorit Warga Banjaran

Dera Nurwidia Sari tidak pernah menyangka bahwa hobi memasak akan membuka jalan menuju dunia bisnis. Perempuan asal Banjaran ini memulai kariernya sebagai SPG dan admin kantor.
D'Pikat cemilan kekinian yang jadi favorit warga Banjaran. (Foto: Rizma Riyandi)
Mayantara 16 Jul 2025, 11:23 WIB

Domestikasi Teknologi: Kita yang Menjinakkan atau Kita yang Dijinakkan?

Konsep domestikasi teknologi menggambarkan bagaimana teknologi, yang pada awalnya bersifat asing, teknis, dan netral, berubah menjadi sesuatu yang dekat, akrab, dan tak terpisahkan dari kehidupan.
Konsep domestikasi teknologi membantu kita melihat bahwa hubungan manusia dan teknologi jauh lebih rumit. (Sumber: Pexels/Ila Bappa Ibrahim)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 09:05 WIB

Teknik Komunikasi Kuasa Berulang Gibran: Hilirasasi Menyan

Tak cukup sekali, Wapres RI Gibran Rakabuming Putra munculkan konsep hilirasasi menyan.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming. (Sumber: Dok. Kemenpora)
Beranda 16 Jul 2025, 08:41 WIB

Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin Sekolah Swasta di Kabupaten Bandung Sekarat, DPRD: Ini Penggerusan Mutu Pendidikan!

Lebih menyedihkan, lanjut Wahid, banyak sekolah swasta harus menggratiskan biaya pendidikan agar tetap bisa menarik pendaftar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 18:26 WIB

Reformasi Trayek Angkot Bandung

Reformasi trayek angkot bukan hanya soal mengganti rute atau mengecat ulang kendaraan. Ia menyentuh pula aspek sosial, ekonomi, bahkan politik lokal.
Angkot di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 17:10 WIB

Kisah Ketahanan dan Inovasi, Transformasi Elzatta Menuju Brand Berkelanjutan

Dari scarf ke strategi, dari lokal ke arah global, Elzatta membuktikan bahwa ketahanan dan inovasi produk adalah fondasi brand fashion muslim yang berkelanjutan.
Elzatta, brand lokal yang sudah berdiri belasan tahun dan kini memasuki fase transformasi kreatif yang matang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 17:02 WIB

Pemilu Dipisah Siapa Pegang Kendali Daerah, Perpanjangan Jabatan atau Diganti Penjabat?

Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah mulai 2029. Ini picu masa transisi kepemimpinan lokal yang krusial.
Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah mulai 2029. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 15 Jul 2025, 16:04 WIB

Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, Warisan Tua yang Tak Pernah Tenggelam

Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, salah satu merek kopi tertua yang lahir saat Perang Dunia II dan tetap bertahan lewat rasa dan konsistensi.
Kopi Kapal Selam Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 15:00 WIB

Mie Kocok BPJS, Tempat Makan Siang yang Selalu Berhasil Menggoyang Lidah

Di tengah hiruk-pikuk wisata kuliner Kota Bandung, terselip satu penjaja mie kocok sederhana yang menawarkan pengalaman makan yang tak terlupakan. Lokasinya cukup tersembunyi, namun justru itulah yang
Mie Kocok BPJS (Foto: Ist)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 13:51 WIB

Filosofi Fesyen dari Lavaluc: Menjahit Keberuntungan dalam Setiap Lapis Gaya

Lavaluc hadir bukan sekadar brand lokal, tapi sebuah pernyataan gaya yang memadukan kenyamanan, filosofi, dan cita rasa elegan bagi perempuan.
Lavaluc hadir bukan sekadar brand lokal, tapi sebuah pernyataan gaya yang memadukan kenyamanan, filosofi, dan cita rasa elegan bagi perempuan. (Sumber: Lavaluc)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 13:10 WIB

Kopi Ruang Diskusi: Roastery Lokal dengan Cita Rasa Premium

Kopi Ruang Diskusi adalah nama yang akrab di telinga para pecinta kopi di Soreang dan sekitarnya. Di balik kesuksesannya, terdapat perjalanan panjang dari sang pemilik, Asep Andi.
Asep Andi, Owner Ruang Diskusi Kopi (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Jul 2025, 11:57 WIB

Jejak Samar Sejarah Pecinan Bandung, dari Chineesche Kamp ke Ruko Klasik Pasar Baru

Jejak sejarah pecinan Bandung, dari Chineesche kamp era Daendels hingga deretan ruko klasik yang membentuk denyut kota masa lampau.
Suasana Chineesche Kamp Bandung zaman Belanda tahun 1900-an. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 11:20 WIB

Guru Hebat, Suasana Hangat 

Guru hebat adalah guru yang dicintai para siswanya. Ya guru yang akrab, bisa dekat, menyenangkan, dan tetap menginspirasi.
Sejumlah siswa baru mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)