Saat sedang menyaksikan seorang kawan mengikuti pembukaan Pelatihan Dasar CPNS dan Orientasi PPPK, tiba-tiba istri mengirim pesan lewat WhatsApp.
Isinya foto dan video anak ketiga, Kakang (4 tahun), yang hari ini resmi masuk hari pertama di Pos PAUD Al-Hidayah Kebon Terong.
Dalam pesannya, mbu menulis, "Nu lain calik, iyeu mah asyik goyang!"
Kujawab singkat, "Waduh, ampun Bun 🙏"
Tak lama, bojo membalas lagi, "Udah uih wae, emam. Saurna lapar 🤦♀️"
Ya, hari ini memang hari pertama sekolah. Hujan yang terus mengguyur Cibiru sejak pagi ternyata tidak menyurutkan semangat bocah-bocah kecil untuk bermain sambil belajar di Masjid Al-Hidayah.
Sejak subuh, Kakang sudah ikut bangun bersama Aa Akil (10 tahun) yang masuk hari pertama sekolah di kelas 5. Malam sebelumnya, mereka berdua sibuk menyiapkan perlengkapan mulai dari buku, pensil, bolpoin, penghapus, cepuk sampai tempat makan dan minum. Semua dirapikan dan dimasukkan ke tas.
Tak ketinggalan, Aa Akil membawa selendang dan topi dari karton bertuliskan Ayo Membaca sebagai bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Perubahan Jam Masuk Sekolah
Sejak malam sebelumnya, Aa dan Kakang tidur lebih awal setelah pulang ngaji di Rumah Belajar Musi. Kebiasaan itu menyesuaikan dengan kebijakan baru Gubernur Jawa Barat yang mengatur jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30, lebih pagi dari sebelumnya pukul 07.00 untuk Aa dan 08.00 untuk Kakang.
Namun, sebagaimana diberitakan koran Pikiran Rakyat edisi hari ini, kebijakan ini tidak berlaku merata. Dalam beritanya bertajuk, "Bogor Abaikan Gubernur KDM."
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) sudah menginstruksikan jam masuk sekolah bagi pelajar pukul 6.30 yang akan dimulai Senin 14 Juli 2025. Hanya, kebijakan itu tidak akan berlaku untuk sekolah PAUD, TK, SD dan SMP yang ada di Kabupaten Bogor.
Bupati Bogor Rudy Susmanto telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 400.3/164-DISDIK dalam menindaklanjuti kebijakan tersebut. Berisi tentang hari sekolah dan jam efektif pada satuan pendidikan jenjang PAUD, SD, dan SMP di Kabupaten Bogor.
Surat yang ditandatangani pada Senin 7 Juli 2025 lalu itu menerangkan satuan pendidikan di bawah Disdik Kabupaten Bogor tidak mengikuti instruksi Gubernur Jawa Barat.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih tetap akan menjalankan kebijakan yang lama. Jam masuk sekolah pelajar di semua wilayah Kabupaten Bogor yakni jam 7. 00. Bupati Bogor Rudy Susmanto sangat menghormati aturan kebijakan masuk sekolah pukul 6.30 tersebut.
Alasannya setiap kebijakan tidak bisa langsung diterapkan di suatu wilayah karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. (Pikiran Rakyat, Senin 14 Juli 2025)
Ayo Berkoordinasi dengan Kemendikdasmen
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Atip Latipulhayat menegaskan, pemerintah daerah seharusnya berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk menetapkan jam masuk sekolah.
Pasalnya, kementerian punya kewajiban untuk mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaanya.
Sebenarnya tidak disebutkan jam berapa siswa masuk atau mulai sekolah. Berdasarkan aturan, kegiatan sekolah bisa 8 jam per hari atau 40 jam seminggu.
Menurutnya, ada beberapa syarat sekolah bisa masuk pukul 6.30 antara lain memperhatikan sumber daya sekolah. “Misalnya, pukul 6.30 apakah sudah terang? Listrik di sekolah bagaimana? Kedua, bagaimana transportasi umumnya, karena ini berkaitan dengan keamanan, dan keselamatan siswa," ungkapnya.
Diakuinya, ada miskomunikasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kemendikdasmen terkait dengan jam masuk sekolah pukul 6.30. Bagaimanapun itu, pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan Kemendikdasmen.
Ihwal Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang mulai dilaksanakan hari ini, Kemendikdasmen sudah menerbitkan edaran yang berisi pedoman pelaksanaan MPLS. Dengan metode MPLS ramah, yang ditekankan adalah memperkenalkan siswa ke lingkungan baru sekolah dan prioritas ke pendidikan karakter.
Bentuk kegiatan dan penugasan tidak boleh mengarah kepada intimidasi dan kekerasan. Pedoman MPLS ini berlaku di jenjang sekolah dasar sampai SMA.
"Pelaksanaan MPLS juga menjadi lima hari, yaitu Senin 14 Juli 2025 sampai Jumat 18 Juli 2025. Tujuannya agar perkenalan siswa terhadap sekolah lebih intens," ucapnya. (Pikiran Rakyat Senin 14 Juli 2025).

Panduan MPLS Ramah 2025/2026, Tekankan Penguatan Karakter dan Penghormatan Hak Anak
Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) resmi menerbitkan panduan dan Surat Edaran terkait pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Tahun Ajaran 2025/2026.
Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah adalah kegiatan pertama bagi murid baru yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengenalkan warga, kurikulum, dan lingkungan.
Kegiatan ini dirancang dengan memuliakan dan menghormati hak anak melalui pemberian pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan untuk memperkuat karakter dan profil lulusan.
Dengan sangat kuat memegang prinsip, ramah, edukatif, efektif dan efisien, inklusif, partisipatif dan fleksibilitas.
MPLS Ramah dilaksanakan dalam jangka waktu selama 5 (lima) hari pada jam kerja pendidikan formal sesuai kalender akademik dan jadwal pembelajaran yang berlaku. Pengecualian untuk satuan pendidikan berasrama dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemendikdasmen sedang melakukan penyesuaian kebijakan terkait MPLS yang merupakan kegiatan pertama bagi murid baru yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menumbuhkan dan memperkuat karakter serta profil lulusan melalui pengenalan warga, kurikulum, dan lingkungan.
Menginstruksikan kepada satuan pendidikan untuk melakukan kegiatan MPLS Ramah selama 5 hari, pada minggu pertama awal tahun pelajaran baru.
MPLS harus dilaksanakan dengan memuliakan murid, menghormati hak anak, dan menjunjung tinggi nilai karakter melalui pemberian pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Penguatan nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan MPLS dilakukan melalui beberapa aktivitas positif.
Sejatinya MPLS Ramah tahun ajaran 2025/2026 bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan menjadi ruang bagi murid baru untuk tumbuh, mengenal, dan beradaptasi secara positif dengan lingkungan sekolah.
MPLS Ramah 2025/2026 dirancang untuk mencapai enam tujuan utama:
1. MPLS Ramah menumbuhkan dan menguatkan karakter serta profil lulusan murid baru melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pertemuan Pagi Ceria, pengenalan profil lulusan dan kegiatan lainnya terkait program pencegahan penyimpangan isu sosial.
2. MPLS Ramah membantu murid baru untuk mengenal, beradaptasi, dan berinteraksi positif dengan warga satuan pendidikan.
3. MPLS Ramah membantu murid baru untuk mengenal dan beradaptasi terhadap sarana prasarana yang tersedia di lingkungan satuan pendidikan.
4. MPLS Ramah membantu murid baru untuk mengenal dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitar satuan pendidikan.
5. MPLS Ramah membantu murid baru untuk mengenal kurikulum (visi, misi, tujuan, intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya) satuan pendidikan.
6. MPLS Ramah mengenalkan karakteristik dan kebutuhan perkembangan setiap murid baru sebagai bahan pertimbangan guru untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mendalam yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Dalam pelaksanaannya, MPLS Ramah harus mencakup ruang lingkup materi yang lebih luas, di antaranya:
1. Penumbuhan dan Penguatan Karakter serta Profil Lulusan melalui 7KAIH, Pertemuan Pagi Ceria, Profil Lulusan, dan Aktivitas Lainnya terkait Program Pencegahan Penyimpangan Sosial.
2. Pengenalan dan Interaksi Positif dengan Warga Satuan Pendidikan.
3. Pengenalan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan.
4. Pengenalan Visi, Misi, dan Tujuan sebagai Ciri Khas Satuan Pendidikan.
5. Pengenalan Intrakurikuler dan Kokurikuler di Satuan Pendidikan.
6. Pengenalan Kegiatan Kesiswaan di Satuan Pendidikan.
7. Pengenalan Budaya Satuan Pendidikan.
8. Pengenalan Kondisi Lingkungan Sekitar Satuan Pendidikan.
9. Asesmen MPLS Ramah untuk Literasi Membaca dan Numerasi.
Dengan demikian, melalui materi yang terstruktur, MPLS Ramah diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi benar-benar memberikan pengalaman yang positif, inklusif, dan bermakna bagi setiap murid baru di seluruh Indonesia.
Ingat, dalam MPLS Ramah 2025/2026 itu harus fokus edukatif, tanpa kekerasan, dan tidak memberatkan anak didik, orangtua.
Sebagai bagian dari penguatan karakter dan perlindungan hak anak dalam MPLS Ramah tahun ajaran 2025/2026, Kemdikdasmen menetapkan sejumlah ketentuan penting yang tidak boleh dilakukan selama kegiatan MPLS berlangsung.
1. Memberikan tugas yang tidak masuk akal atau tidak relevan. Tugas yang diberikan harus edukatif dan relevan dengan tujuan MPLS Ramah.
2. Aktivitas yang mengarah pada kekerasan. Dilarang melakukan semua aktivitas yang mengarah pada perpeloncoan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dilarang memberikan hukuman bagi murid yang bersifat fisik, verbal, maupun psikis yang tidak mendidik atau mengarah pada kekerasan.
3. Kegiatan MPLS Ramah tanpa pengawasan Guru. Seluruh kegiatan MPLS Ramah harus dalam pengawasan dan pendampingan guru. Apabila ada kegiatan MPLS Ramah yang dilakukan di luar lingkungan satuan pendidikan, maka harus diketahui dan mendapatkan izin tertulis oleh orang tua/wali murid.
4. Penggunaan atribut yang tidak edukatif dan tidak relevan. Penggunaan atribut yang tidak edukatif dalam MPLS dilarang karena dapat mempermalukan murid, merendahkan martabat, dan berdampak negatif pada psikologis murid.
Rupanya tidak ada ketentuan khusus terkait pakaian seragam dalam pelaksanaan MPLS Ramah. Justru satuan pendidikan dapat menganjurkan penggunaan pakaian seragam jenjang sebelumnya, pakaian seragam olahraga jenjang sebelumnya, atau pakaian lainnya tanpa memberatkan orang tua/wali murid baru baik secara ekonomi maupun kenyamanan.
Dengan aturan ini, MPLS Ramah diharapkan benar-benar menjadi ruang yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan positif murid baru di seluruh satuan pendidikan Indonesia. (Panduan MPLS Ramah, https://cerdasberkarakter.kemendikdasmen.go.id)

Dalam liputan bertajuk Happy Tanpa Bully: Upgrading Guru dan Karyawan SDMM, Irfan Nazhran, Master Trainer PeaceGen menjelaskan 80% kasus perundungan (bullying) terjadi tanpa kesengajaan. Meski demikian, bagi korban, dampaknya bisa membekas, hingga bertahun-tahun.
Perundungan terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuatan (power imbalance), di mana ada pihak yang berkuasa dan pihak yang dikuasai yang melahirkan ketidak seimbangan (ketidakberdayaan).
Dalam sesi pelatihan di hadapan guru dan tenaga kependidikan, Nazhran mengajak delapan sukarelawan untuk bermain peran menggambarkan situasi perundungan di sekolah. Ada yang berperan sebagai korban perundungan, pelaku perundungan, pendukung aktif pelaku, pendukung pasif pelaku, pembela korban, teman setia pembela sampai pihak yang tidak peduli.
Upaya mencegah perundungan itu dengan menganalogikan situasi saat menyantap semangkuk bubur panas. “Kalau makan bubur panas, tentu kita mulai dari pinggir karena lebih dingin. Begitu juga dalam menangani perundungan. Kita dekati dulu pendukung pasif pelaku, lalu libatkan pembela korban sebagai kunci perdamaian,” bebernya.
Founder PeaceGen Irfan Amalee menambahkan usaha menghentikan perundungan membutuhkan lebih banyak upstander (pembela korban). “Kunci menghentikan bullying adalah menambah jumlah pembela korban,” tegasnya.
Seluruh peserta belajar menciptakan suasana sekolah yang bebas dari perundungan. Caranya peserta dikenalkan dengan 20 bibit perundungan yang harus diwaspadai sejak dini.
Paling tidak, 20 bibit bully itu dimulai dari gosip, pengusiran kelompok atau anggota (expulsion), mempermalukan (harassment), mengasingkan anggota (alienation), body shaming, pengelompokan (segregation), sindiran (satire), stereotipe negatif, diskriminasi, mengejek (teasing), mencemarkan nama baik (defacement), memanggil dengan julukan yang menghina (name calling), mencari kambing hitam (scapegoating), merasa berkuasa atau superior (upper sizing), ucapan tidak baik (bad word), tindakan merusak (destruction), menyindir secara berlebihan (roasting), provokasi (trolling), tekanan (repression) sampai meniru dengan tujuan mengejek (mocking).
Training Happy Tanpa Bully ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menciptakan lingkungan yang bebas bullying.
Dengan menghadirkan materi seputar Membedakan bercanda dan bullying; 4 kesalahpahaman umum tentang bullying; 4 alasan bullying kini lebih berbahaya (termasuk cyberbullying); 20 tanda awal bullying; 5 ciri pertemanan tidak sehat; Identifikasi pelaku bullying; Cara menjadi pendukung aktif (upstander); Tips untuk korban bullying; Resolusi konflik vs bullying; Membuat SOP dan sistem deteksi dini bullying.
Mengingat keunggulan training ini menggunakan Metode ARKA dan experiential learning; Board Game “Semester Baru” untuk belajar jenis bullying dan solusinya; Modul lengkap (guru, siswa), audio dan video pembelajaran; Trainer dan fasilitator berpengalaman; Tersedia format online dan offline.
Salah satu peserta Yudit, Guru BK SMK menuturkan “Sebagai guru, saya merasa training ini sangat menarik. Saya sadar bahwa peran guru sangat penting dalam mengatasi bullying di sekolah.” (www.pwmu.co dan www.peacegen.id)

Ketika pulang kerja sambil makan bareng disambut cerita-cerita kecil yang bikin hati hangat. Memang, hari pertama sekolah selalu punya kisah yang layak dikenang.
Kakang, dengan polosnya langsung bilang, "Begini, Babah. Cara ke atas pakai pesawat, cara ke bawah pakai roket!"
Lanjut bercerita soal banyak teman baru, ada yang joget-joget waktu perkenalan yang diiringi nyanyian. Sambil ketawa terbahak-bahak.
Aa Akil punya kisah seru. Di hari pertamanya masuk kelas 5, bercerita tentang banyak bermain bersama teman-temannya saat masuk sekolah. Bertemu Bu Guru Yanti, salim, lalu dikasih name tag yang ditempel di baju.
Ada parade keliling. Semua anak memakai selendang dan topi karton bertuliskan Ayo Membaca yang sudah dibuat sendiri. Selesai parade, istirahat sebentar, lalu pulang. Hore!
Yang bikin tambah senang, guru-gurunya ramah dan asyik. Membuat anak-anak terlihat nyaman dan semangat, meskipun ini baru hari pertama sekolah.
Hadirnya para guru yang ramah, terbuka, memberi contoh, suri tauladan memang penting guna menciptakan suasana hangat dan akrab, membuat siswa merasa sekolah itu seperti rumah kedua. Tempat belajar, berteman, sekaligus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
MPLS yang ramah dan menyenangkan ini menjadi bukti atas keberadaan sekolah bukan cuma tempat belajar, melainkan ruang untuk bertumbuh, bermain, dan menemukan versi terbaik diri sendiri.
Guru hebat adalah guru yang dicintai para siswanya. Ya guru yang akrab, bisa dekat, menyenangkan, dan tetap menginspirasi. Menjadi pendidik dengan hati yang tulus, mencintai pekerjaan, dan bangga dengan profesi mulia ini.
Jadilah guru yang selalu menginspirasi, seperti kata William Arthur Ward, "The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires. (Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya)”
Kakang! Selamat datang di sekolah baru Pos Paud Al-Hidayah, semoga betah dan tetap semangat dalam belajar, bermain, dan menuntut ilmu. (*)
Tonton Video Terbaru Ayobandung: