AYOBANDUNG.ID -- Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Bukan sekadar menjual produk, tapi menghidupkan gerakan kesehatan yang berakar pada filosofi cinta diri dan penghargaan terhadap warisan herbal Nusantara.
"Indonesia itu surganya herbal. Dan obat herbal ini bisa dikonsumsi berbarengan dengan beberapa obat lain, jadi tidak masalah untuk digabung minumnya, karena komponen herbal punya zat kimia alami,” ujar CEO Nabawi Health, Faisal Sardono.
Dengan lebih dari 7.500 tanaman obat yang tumbuh di negeri ini, Faisal menilai, Indonesia tak sekadar memiliki potensi, tapi tanggung jawab untuk memimpin transformasi industri herbal yang inklusif dan berbasis lokal.
Rangkaian Honey for Honey, Femigut, dan Manggistech pun bukan hanya buah inovasi, tapi juga cerminan keresahan Faisal terhadap kurangnya solusi kesehatan perempuan yang menyentuh akar persoalan.
“Selama ini belum ada produk yang benar-benar mampu mengatasi nyeri haid, produk yang beredar lebih banyak memberi efek sementara atau meredakan nyerinya saja,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Honey for Honey dirancang untuk mengatasi nyeri haid hingga ke sumbernya, Femigut untuk menangani kista dan tumor pada organ reproduksi, serta Manggistech sebagai pendamping terapi kanker, khususnya jenis yang banyak menyerang perempuan seperti payudara dan kulit.
Meski produk-produk ini menjadi titik awal, kampanye Nabawi Health jauh melampaui urusan pasar. Bagi Faisal, nilai sejati herbal terletak pada prosesnya, baik dari sisi produksi maupun penggunaan. Maka dari itu, Nabawi Health aktif mensosialisasikan literasi kesehatan dengan pendekatan sabar dan edukatif.
“Kami sering melakukan sosialisasi, Alhamdulillah responsnya bagus, dan setelah sosialisasi diberikan ada kesadaran di masyarakat kalau efektivitas herbal tidak instan dan butuh proses,” katanya.
Di sisi lain, produk herbal konvensional kerap dianggap tak stabil dan sulit ditakar. Namun Nabawi Health menjawab tantangan itu lewat teknologi ekstraksi terpurifikasi, di mana zat aktif dipisahkan hingga mencapai bentuk tunggal dan murni.
“Hal ini terjadi karena zat aktif tersebut sudah dalam keadaan tunggal dan murni,” jelas Faisal.
Honey for Honey dan Femigut menggunakan curcumin murni, sedangkan Manggistech mengandalkan alfa-mangostin dari kulit manggis, yang kini mulai dikenal luas sebagai senyawa antikanker alami.
“Produk ini bentuk herbal lebih canggih. Dengan metodologi ini luar biasa efisien karena bisa diproduksi dalam jumlah banyak. Teknologi ini juga memungkinkan produksi dalam skala rumah tangga, tanpa membawa ekstrak yang tak dibutuhkan,” ujarnya.
Meski teknologi yang digunakan tergolong modern, tujuan Faisal tetap berakar pada kampanye untuk mengangkat kembali kekayaan hayati Indonesia.
Ia ingin menjadikan pasar dalam negeri sebagai prioritas, dan memulihkan ketertarikan masyarakat yang sempat jenuh setelah lonjakan pemakaian herbal di masa pandemi.
“Kami ingin mengkampanyekan Indonesia kaya akan tanaman herbal lokal yang memiliki kandungan baik. Apalagi Indonesia memiliki manggis yang ternyata memiliki kandungan anti kanker baru yakni alfamangostin,” tegas Faisal.
Melalui kampanye ini, Faisal menambahkan, Nabawi Health tak hanya menjual produk, tapi juga merayakan tubuh perempuan sebagai pusat regenerasi dan kekuatan.
Lebih dari sekadar pencapaian bisnis, gerakan ini adalah bentuk ajakan agar perempuan Indonesia kembali menyayangi tubuhnya lewat kekuatan yang telah lama diwariskan oleh alam.
“Dengan produk-produk herbal ini diharapkan dapat mendampingi untuk mewujudkan perempuan yang sehat,” ujar Faisal.
Informasi seputar Honey for Honey, Femigut, dan Manggistech
Instagram: https://www.instagram.com/nabawiherbalofficial
Tokopedia: https://www.tokopedia.com/nabawiherbalofficial
Shopee: https://shopee.co.id/nabawiherbalofficial
Alternatif produk UMKM serupa: