Calysta Skincare, Ketika Keberanian Meninggalkan Zona Nyaman Menjadi Brand yang Membumi

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 14 Jul 2025, 18:30 WIB
Yuli Yulianti, pendiri sekaligus pemilik brand skincare lokal asal Bandung, Calysta Skincare. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Yuli Yulianti, pendiri sekaligus pemilik brand skincare lokal asal Bandung, Calysta Skincare. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Tak semua keputusan besar lahir dari panggung megah. Ada yang bermula dari lembaran keberanian untuk keluar dari zona nyaman, seperti yang dilakukan Yuli Yulianti saat memutuskan meninggalkan karier sembilan tahunnya di industri farmasi.

Keputusannya bukan sekadar soal pindah profesi, melainkan untuk menanamkan visi jangka panjang, dengan mendirikan sebuah brand skincare lokal yang peduli pada kesehatan kulit perempuan Indonesia.

Pada April 2011, bersama dua saudara perempuannya, Neti Sri Wardiyani dan Evy Dewi Sofiawati, Yuli mendirikan Calysta Skincare di Kota Bandung.

Ketiganya datang dari latar belakang keilmuan berbeda, tapi punya mimpi yang sama yakni menghadirkan solusi perawatan wajah yang sehat, aman, dan berkualitas.

“Kami ingin perempuan Indonesia tidak hanya tampil cantik, tapi juga punya kulit wajah yang benar-benar sehat,” ujar Yuli.

Meski awalnya dibangun bersama, pengelolaan Calysta Skincare kemudian diserahkan penuh kepada Yuli. Ia menjadi pemegang kendali segala lini dari penyusunan SOP klinik, pelatihan tim, perancangan harga, pengadaan bahan baku, hingga pembangunan standar layanan.

“Waktu awal berdiri, jumlah karyawan masih sangat sedikit. Saya harus turun langsung mengurus HRD, keuangan, pemasaran, sampai produksi,” kenang Yuli.

Semangat mandirinya bukan sekadar kerja keras, tapi refleksi dari keinginannya memastikan Calysta tumbuh dengan fondasi yang solid. Di tahun-tahun awal, memasarkan brand skincare bukan pekerjaan mudah.

Tren digital marketing belum marak, dan promosi dilakukan lewat cara manual, seperti brosur, spanduk, hingga event kecil di lingkungan lokal. Tantangan lain datang dari tim internal, dengan ritme keluar-masuk karyawan yang tak stabil.

“Saat itu promosi masih sangat offline. Tapi perlahan tapi pasti di tahun pertama mulai terasa stabil, pelanggan bertambah, dan omzet pelan-pelan naik,” kata Yuli.

Alih-alih menyerah, Yuli justru memperkuat pondasi di antaranya dengan pelayanan prima, produk yang teruji, dan edukasi yang terus ia gaungkan.

Salah satu produk dari Calysta Skincare. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Salah satu produk dari Calysta Skincare. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Kini, Calysta Skincare berkembang pesat dengan 15 cabang yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jadetabek. Produknya telah tersertifikasi halal dan memenuhi standar CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik), serta tersedia di platform e-commerce untuk jangkauan lebih luas.

Tak hanya menjual produk, Calysta juga menawarkan treatment perawatan wajah yang dilakukan oleh dokter profesional, menggunakan alat canggih, dan bahan baku premium dari luar negeri. “Beberapa bahan baku ada yang disuplai langsung dari Berlin,” ujar Yuli.

Di sisi lain dalam menghadapi pasar yang kompetitif, Yuli menekankan bahwa inovasi dan layanan adalah kunci agar pelanggan tetap loyal dan Calysta tidak kehilangan relevansi.

“Kita harus terus berinovasi agar konsumen tetap setia dan kita tidak kehilangan pasar,” tegasnya.

Menurut Yuli, pandemi membawa perubahan signifikan. Masyarakat semakin sadar bahwa merawat kulit bukan lagi soal putih, tapi tentang kesehatan, kebebasan dari jerawat, dan perlindungan dari penuaan dini.

“Sekarang perempuan lebih peduli pada perawatan kulit. Pasarnya tumbuh, edukasi pun makin meluas,” ujarnya.

Oleh karena itu bagi Yuli, kunci menghadapi kompetisi bukan sekadar tren, tapi mengidentifikasi keunikan layanan dan memperkuat hal-hal yang sulit ditiru oleh kompetitor. “Pelayanan itu sesuatu yang sangat unik dan tak mudah diduplikasi. Di situlah kekuatan kami,” ujar Yuli.

Calysta Skincare bukan hanya brand kosmetik lokal, namun merupakan wujud dari kerja panjang, keberanian, dan dedikasi seorang perempuan yang percaya bahwa bisnis bisa dibangun dari semangat memberi manfaat. Lewat tangan Yuli, kecantikan kini punya makna baru yakni sehat, sadar, dan bertumbuh bersama.

Informasi Calysta Skincare

Website: https://calystaskincare.co.id

Instagram: https://www.instagram.com/calystaskincare

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/cyskinbycalysta

Shopee: https://shopee.co.id/cyskinbycalysta

Link pembelian produk:

  1. https://s.shopee.co.id/8zuHlnksPV
  2. https://s.shopee.co.id/1LUqdpgEuv
  3. https://s.shopee.co.id/AKPfMPC3BV
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 18 Okt 2025, 19:38 WIB

Antrean iPhone 17 di Bandung: Tren Gaya Hidup atau Tekanan Sosial?

Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama.
Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama. (Foto: Dok. Blibli)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 18:47 WIB

Sportainment di Pusat Perbelanjaan Bandung, Strategi Baru Menarik Wisatawan dan Mendorong Ekonomi Kreatif

Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu.
Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 17:31 WIB

Dapur Kolektif dan Semangat Komunal, Potret Kearifan Kuliner Ibu-Ibu Jawa Barat

Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung.
Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 17:36 WIB

Sejarah Panjang Hotel Preanger Bandung, Saksi Bisu Perubahan Zaman di Jatung Kota

Grand Hotel Preanger menjadi saksi sejarah kolonial, revolusi, hingga kemerdekaan di Bandung. Dari pesanggrahan kecil hingga ikon berusia seabad.
Hotel Preanger tahun 1930-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 17:15 WIB

Lengkong Bergerak dari Kampung Kreatif Menuju Destinasi Wisata Urban

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya.
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:33 WIB

Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Tunjangan rumah yang gagal dinaikkan ternyata hanya dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat tapi ujungnya tetap sama.
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:04 WIB

Lagi! Otak-atik Ganda Putra, Pasangan Baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat Bikin BL Malaysia Marah

PBSI melalui coach Antonius memasangkan formula pasangan baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:38 WIB

Meneropong 7 Program Pendidikan yang Berdampak Positif

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan program-program yang berkualitas.
Anak sekolah di Indonesia. (Sumber: indonesia.go.id)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:13 WIB

Hantu Perempuan di Indonesia adalah Refleksi dari Diskriminasi

Sejauh ini sebagian perempuan masih hidup dengan penderitaan yang sama, luka yang sama, dan selalu mengulang diskriminasi yang sama.
Perempuan dihidupkan kembali dalam cerita tapi bukan sebagai pahlawan melainkan sebagai teror. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 14:08 WIB

Hikayat Soldatenkaffee Bandung, Kafe NAZI yang Bikin Heboh Sekolong Jagat

Kisah kafe NAZI di Bandung yang memicu kontroversi global, dari obsesi memorabilia perang hingga pelajaran sejarah yang terabaikan.
Soldatenkaffee Bandung. (Sumber: Amusing Planet.)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 12:48 WIB

Atasi Limbah Sekam Padi, Mahasiswa Polman Bandung Kukuhkan Organisasi Lingkungan 'BRICLIM'

Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim).
Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim). (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Beranda 17 Okt 2025, 11:27 WIB

Perempuan Penjaga Tradisi: Harmoni dari Dapur Kampung Adat Cireundeu

Kampung adat Cireundeu tidak hanya dikenal karena tradisi makan rasi, tetapi juga karena perempuan-perempuan yang memelihara nilai-nilai ekologis dan spiritual sekaligus.
Neneng Suminar memperlihatkan cara membuat spageti dari mikong (mi singkong). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 10:01 WIB

Ekosistem Disiplin, Fondasi Kuat Profesionalitas ASN

Membangun ekosistem disiplin ASN berarti menumbuhkan budaya kerja yang konsisten, berintegritas, dan berorientasi pelayanan.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Dok. BKN)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 09:27 WIB

Santri: Dunia yang Tak Pernah Selesai Diperbincangkan

Menelusuri asal-usul, makna budaya, dan paradoks dunia santri sebagai cermin identitas dan dinamika bersama.
Ilustrasi santri. (Sumber: Pexels/Khoirur El-Roziqin)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 07:44 WIB

Inovasi Paving Block untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan.
Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan. (Sumber: Pexels/Maarten Ceulemans)