Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, Warisan Tua yang Tak Pernah Tenggelam

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Selasa 15 Jul 2025, 16:04 WIB
Kopi Kapal Selam Bandung. (Sumber: Ayobandung)

Kopi Kapal Selam Bandung. (Sumber: Ayobandung)

AYOBANDUNG.ID - Saat dunia diguncang Perang Dunia II dan kapal-kapal selam jadi momok di samudra Atlantik, di salah satu sudut Pasar Baru Bandung, berdirilah sebuah toko kopi dengan nama yang cukup militeristik: Kopi Kapal Selam. Ini bukan pos marinir yang menjual espresso. Ini toko kopi tua yang bahkan tak butuh plang nama karena hidung pelanggan sudah hafal arah aromanya.

“Biarkan hidung yang berbicara,” ujar Yuanto Chandra, pewaris generasi ketiga Kopi Kapal Selam, sembari tertawa, seperti mata-mata tua yang sudah kenyang pengalaman.

Kopi Kapal Selam ini bukan sekadar nama nyeleneh. Ia lahir dari intuisi seorang imigran Tiongkok yang mendarat di Bandung sekitar tahun 1930. Dia datang bukan sebagai juru damai Perang Dunia atau pejuang kemerdekaan, tapi sebagai pedagang yang penuh akal: membuka toko kelontong, menjual kopi, dan menamai usahanya dengan nama mesin perang paling populer saat itu: kapal selam.

“Toko berdiri ketika suasana Perang Dunia II sedang memanas. Ketika itu, kapal selam jadi salah satu perangkat perang paling populer. Spontan nama itu dipakai kakek dengan harapan, mungkin agar bisa populer seperti kapal selam,” kata Chandra.

Dan ternyata, betul juga. Namanya memang populer. Bahkan lebih awet dari nama-nama jenderal dalam buku sejarah.

Baca Juga: Hikayat Kopi Javaco Bandung, Harta Karun Legendaris Sejak 1928

Tapi seperti kapal tempur yang pernah kena torpedo, toko ini juga sempat karam. Tahun 1973, api membakar habis bangunan klasik berpilar empat di Jalan Pasar Baru Barat No. 42. Empat mesin penggiling kopi asal Bulgaria jadi arang. Tak ada yang tersisa. Bahkan bau kopinya pun mungkin kalah dengan bau gosong kayu tua saat itu.

“Semuanya terbakar, dari kopi hingga mesin grinder. Sejak itu kami tidak lagi membuka toko kelontong dan fokus pada kopi. Bisa dilihat sekarang bangunan bergaya klasik seperti dulu juga hilang,” tutur Chandra.

Dari puing-puing itu, Kopi Kapal Selam bangkit. Tak lagi menjual sabun atau sabun cuci, tapi kopi semata. Fokus. Dan strategi itu berhasil. Sekitar tahun 1970–1980, toko ini kembali ramai. Orang-orang datang untuk membeli, bukan sekadar menyeruput.

“Pembeli ramai dulu sekitar tahun 1970 sampai 1980. Sekarang banyak yang memilih beli kopi sachet. Padahal menurut saya itu gulanya tidak normal,” kata Chandra. Di sini kita bisa merasa dia bukan sekadar pengusaha, tapi juga aktivis anti-gula tersembunyi.

Zaman berubah. Tren berganti. Tapi Kapal Selam tetap setia pada jalurnya: kopi gilingan kasar, tanpa neon box, tanpa Instagramable corner. Yang datang ke sini biasanya bukan anak muda pencari feed, tapi sesepuh yang sudah mengenal rasa sejati.

Walau krisis 1998 sempat mengguncang ekonomi nasional dan memukul harga kopi, toko ini tetap buka. Sementara banyak toko kopi lain di Pasar Baru berguguran, tinggal dua yang bertahan. Salah satunya? Ya, Kapal Selam.

“Kuncinya adalah setia dan leukeun (tekun atau rajin) pada satu bidang. Kalau cepat berganti bidang usaha malah jadi tidak ahli. Harus sabar dan perlahan. Dari pengalaman saya, yang namanya agro hasil bumi pasti ada turun naiknya. Kalau lagi sepi maka harus bertahan,” ujar Chandra, seolah membisikkan strategi hidup sekaligus bisnis.

Untuk bahan baku, Kapal Selam tak sembarangan. Robusta dari Lampung, arabika dari Lembang, Gayo, dan Toraja. Kopinya digiling kasar, bukan karena malas, tapi demi mempertahankan rasa asam yang khas. “Kalau digiling halus, kopinya malah pahit,” katanya.

Baca Juga: Jejak Kabupaten Batulayang, Lumbung Kopi Belanda di Era Preangerstelsel

Harganya? Mulai dari Rp60.000 hingga Rp300.000 per bungkus. Tergantung jenis dan isi dompet pembeli.

Soal kemasan pun mereka punya sejarah. Dulu, bungkusnya kertas cokelat dengan gambar kapal selam dan tulisan “Khin Hin Hoo”, nama toko asli mereka. Angka tujuh terpampang besar, merujuk nomor toko kala itu. Sekitar tahun 1950, desain berubah jadi lebih “komersial” dengan tagline menggugah: “Kopi Asli Kapal Selam Kwalitet yang Terbaik Paling Harum dan Sedap Rasanya.”

Kata siapa toko legendaris harus serba modern? Kapal Selam membuktikan, konsistensi dan aroma yang jujur bisa jadi lebih memikat daripada influencer dengan 1 juta follower.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 16 Jul 2025, 18:44 WIB

“Indonesia Surganya Herbal”: Gerakan Nabawi Health Merawat Perempuan Lewat Warisan Tanaman Obat

Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 18:20 WIB

Kisah Kapal Laut Cimahi yang Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Kapal Tjimahi (Cimahi) sempat hilang akibat kabut Kalimantan dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Paracel pada 1915. Kisah sejarah kapal kolonial yang lenyap di Laut China Selatan.
Kapal Tjimahi (Cimahi). (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 17:24 WIB

Arti di Balik Gerakan Anak Koci: Tarian Pacu Jalur yang Viral hingga Mancanegara

Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu besar (disebut jalur) yang sudah eksis sejak abad ke-17.
Tarian Anak Koci dalam pacu jalur bukan sekadar pertunjukan visual. Ia adalah ritual penuh makna. (Sumber: mediacenter.riau.go.id)
Beranda 16 Jul 2025, 15:12 WIB

Rombel Sekolah Negeri Diperbesar, Sekolah Swasta Kecil di Bandung Barat Semakin Terpojok dan Terancam Gulung Tikar

Jika tidak ada perubahan kebijakan yang berpihak pada keadilan, banyak sekolah swasta di daerah seperti Bandung Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk gulung tikar.
SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:41 WIB

Bisnis Tak Lagi Sekadar Profit, Kolaborasi Amble dan Wallts sebagai Gerakan Sosial Baru

Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:39 WIB

Mengenal Kerupuk Edun, Camilan Legendaris yang Selalu Laris

Di balik gurih dan pedasnya camilan Kerupuk Edun yang kerap terlihat di warung-warung, terdapat kisah perjuangan panjang dari sebuah pabrik rumahan. Cucu Kholid, sang pendiri, memulai usaha ini bersam
Kerupuk Edun M Cucu (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 13:40 WIB

Kala Rancaekek Diamuk Tornado Pertama di Indonesia

Fenomena angin puting beliung di Rancaekek disebut tornado pertama di Indonesia. BRIN dan ITB beda pendapat soal istilah dan sejarahnya.
Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 12:08 WIB

Cerita D'Pikat Jadi Cemilan Kekinian Favorit Warga Banjaran

Dera Nurwidia Sari tidak pernah menyangka bahwa hobi memasak akan membuka jalan menuju dunia bisnis. Perempuan asal Banjaran ini memulai kariernya sebagai SPG dan admin kantor.
D'Pikat cemilan kekinian yang jadi favorit warga Banjaran. (Foto: Rizma Riyandi)
Mayantara 16 Jul 2025, 11:23 WIB

Domestikasi Teknologi: Kita yang Menjinakkan atau Kita yang Dijinakkan?

Konsep domestikasi teknologi menggambarkan bagaimana teknologi, yang pada awalnya bersifat asing, teknis, dan netral, berubah menjadi sesuatu yang dekat, akrab, dan tak terpisahkan dari kehidupan.
Konsep domestikasi teknologi membantu kita melihat bahwa hubungan manusia dan teknologi jauh lebih rumit. (Sumber: Pexels/Ila Bappa Ibrahim)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 09:05 WIB

Teknik Komunikasi Kuasa Berulang Gibran: Hilirasasi Menyan

Tak cukup sekali, Wapres RI Gibran Rakabuming Putra munculkan konsep hilirasasi menyan.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming. (Sumber: Dok. Kemenpora)
Beranda 16 Jul 2025, 08:41 WIB

Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin Sekolah Swasta di Kabupaten Bandung Sekarat, DPRD: Ini Penggerusan Mutu Pendidikan!

Lebih menyedihkan, lanjut Wahid, banyak sekolah swasta harus menggratiskan biaya pendidikan agar tetap bisa menarik pendaftar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 18:26 WIB

Reformasi Trayek Angkot Bandung

Reformasi trayek angkot bukan hanya soal mengganti rute atau mengecat ulang kendaraan. Ia menyentuh pula aspek sosial, ekonomi, bahkan politik lokal.
Angkot di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 17:10 WIB

Kisah Ketahanan dan Inovasi, Transformasi Elzatta Menuju Brand Berkelanjutan

Dari scarf ke strategi, dari lokal ke arah global, Elzatta membuktikan bahwa ketahanan dan inovasi produk adalah fondasi brand fashion muslim yang berkelanjutan.
Elzatta, brand lokal yang sudah berdiri belasan tahun dan kini memasuki fase transformasi kreatif yang matang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 17:02 WIB

Pemilu Dipisah Siapa Pegang Kendali Daerah, Perpanjangan Jabatan atau Diganti Penjabat?

Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah mulai 2029. Ini picu masa transisi kepemimpinan lokal yang krusial.
Putusan MK 135/PUU-XXII/2024 pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah mulai 2029. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 15 Jul 2025, 16:04 WIB

Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, Warisan Tua yang Tak Pernah Tenggelam

Kisah Kopi Kapal Selam Bandung, salah satu merek kopi tertua yang lahir saat Perang Dunia II dan tetap bertahan lewat rasa dan konsistensi.
Kopi Kapal Selam Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 15:00 WIB

Mie Kocok BPJS, Tempat Makan Siang yang Selalu Berhasil Menggoyang Lidah

Di tengah hiruk-pikuk wisata kuliner Kota Bandung, terselip satu penjaja mie kocok sederhana yang menawarkan pengalaman makan yang tak terlupakan. Lokasinya cukup tersembunyi, namun justru itulah yang
Mie Kocok BPJS (Foto: Ist)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 13:51 WIB

Filosofi Fesyen dari Lavaluc: Menjahit Keberuntungan dalam Setiap Lapis Gaya

Lavaluc hadir bukan sekadar brand lokal, tapi sebuah pernyataan gaya yang memadukan kenyamanan, filosofi, dan cita rasa elegan bagi perempuan.
Lavaluc hadir bukan sekadar brand lokal, tapi sebuah pernyataan gaya yang memadukan kenyamanan, filosofi, dan cita rasa elegan bagi perempuan. (Sumber: Lavaluc)
Ayo Biz 15 Jul 2025, 13:10 WIB

Kopi Ruang Diskusi: Roastery Lokal dengan Cita Rasa Premium

Kopi Ruang Diskusi adalah nama yang akrab di telinga para pecinta kopi di Soreang dan sekitarnya. Di balik kesuksesannya, terdapat perjalanan panjang dari sang pemilik, Asep Andi.
Asep Andi, Owner Ruang Diskusi Kopi (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Jul 2025, 11:57 WIB

Jejak Samar Sejarah Pecinan Bandung, dari Chineesche Kamp ke Ruko Klasik Pasar Baru

Jejak sejarah pecinan Bandung, dari Chineesche kamp era Daendels hingga deretan ruko klasik yang membentuk denyut kota masa lampau.
Suasana Chineesche Kamp Bandung zaman Belanda tahun 1900-an. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Netizen 15 Jul 2025, 11:20 WIB

Guru Hebat, Suasana Hangat 

Guru hebat adalah guru yang dicintai para siswanya. Ya guru yang akrab, bisa dekat, menyenangkan, dan tetap menginspirasi.
Sejumlah siswa baru mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)