Kala Rancaekek Diamuk Tornado Pertama di Indonesia

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Rabu 16 Jul 2025, 13:40 WIB
Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)

Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)

AYOBANDUNG.ID - Tanggal 21 Februari 2024, langit di atas Rancaekek berubah menjadi panggung bagi pertunjukan yang tak biasa. Bukan petir, bukan hujan deras seperti sore-sore tropis umumnya. Tapi angin. Bukan sekadar angin ribut, melainkan pusaran besar yang mengangkat atap rumah, membalik kendaraan, dan mengirimkan genteng-genteng beterbangan seperti kartu remi yang dibuang sembarangan.

Pukul 15.30 sampai 16.00 WIB, itulah waktu ketika angin menggila di perbatasan Bandung dan Sumedang. Video amatir beredar cepat di media sosial, menunjukkan pusaran angin seperti corong yang turun dari langit. Angin seram itu juga dilaporkan terlihat dari Jatinangor, SumedangSebagian menyebutnya puting beliung, sebagian lagi yakin itu tornado. Lalu muncullah kabar: Indonesia akhirnya punya tornado.

Pernyataan yang mengejutkan itu datang dari Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Didi Satiadi. Ia menyebut bahwa fenomena di Rancaekek memiliki ciri-ciri tornado, bukan sekadar puting beliung biasa.

“Fenomena tornado menggambarkan suatu kolom udara yang berputar sangat cepat, mulai dari awan badai hingga mencapai permukaan tanah, dan biasanya berbentuk seperti corong,” katanya.

Di tengah kebingungan istilah antara “puting beliung” dan “tornado”, publik mulai bertanya-tanya: apakah betul ini tornado pertama di Indonesia? Atau hanya semantik akademik belaka?

Dalam bahasa awam, tornado dan puting beliung nyaris tak bisa dibedakan. Keduanya muncul tiba-tiba, sama-sama merusak, dan kerap membuat warga panik. Tapi dalam ilmu meteorologi, perbedaannya jelas. Tornado lebih besar, lebih kuat, lebih kompleks dalam pembentukannya.

Biasanya muncul di lintang menengah Amerika Serikat (AS), misalnya. Sedangkan puting beliung umumnya lebih kecil dan terbentuk akibat konveksi lokal di wilayah tropis seperti Indonesia.

Baca Juga: Sabotase Kereta Rancaekek, Bumbu Jimat dan Konspirasi Kiri

Tapi dalam kasus Rancaekek, pusaran yang terbentuk memiliki daya rusak di atas rata-rata. Kawasan permukiman padat di sekitarnya terkena imbas. Jatinangor ikut terdampak. Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian material tak sedikit.

Profesor Riset dari BRIN, Eddy Hermawan menyebut kawasan ini memang telah berubah drastis dalam dua dekade terakhir. “Terjadi perubahan tata guna lahan yang semula hutan jati, kini berubah menjadi hutan beton,” ujarnya. Industri tumbuh pesat, emisi naik, dan tanah tak lagi punya ruang untuk menyerap panas. Perbedaan suhu siang dan malam menjadi ekstrem, menciptakan kondisi atmosfer yang mudah berubah menjadi labil.

Dalam penjelasan Eddy, Rancaekek tidak hanya menjadi titik geografis bencana, tetapi juga simbol dari krisis ekologis yang dibiarkan tumbuh diam-diam. Hutan yang hilang, udara yang panas, dan uap air yang menumpuk menjadi satu paket lengkap bagi pembentukan awan cumulonimbus yang agresif. Lalu, angin datang—tidak sekadar lewat, tapi mencengkeram dan mengguncang.

Bukan yang Pertama, Tapi Paling Heboh

Lalu apakah ini benar tornado pertama yang terjadi di Indonesia? Dosen Program Studi Meteorologi ITB, Nurjanna Joko Trilaksono, punya pendapat berbeda. Ia menyebut bahwa fenomena seperti ini bukanlah hal yang sepenuhnya baru.

“Kalau berkaca melalui fenomena yang terjadi dari cumulonimbus, ini bukan hal yang langka. Kita bisa yakin dan bilang bahwa itu bukan yang pertama,” katanya.

Dosen ITB Nurjanna Joko Trilaksono. (Sumber: ITB)
Dosen ITB Nurjanna Joko Trilaksono. (Sumber: ITB)

Tornado atau bukan, masalahnya bukan pada nama. Yang lebih penting adalah bagaimana kita meresponsnya. Seberapa siapkah sistem mitigasi dalam menghadapi fenomena atmosfer yang makin sulit ditebak? Sejauh ini, teknologi pemantau cuaca di Indonesia masih tertinggal. Automatic Weather Station (AWS) dan radar cuaca beresolusi tinggi masih belum tersebar merata. Akibatnya, deteksi dini hampir mustahil dilakukan secara presisi.

Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Albertus Sulaiman, menyebut bahwa angin puting beliung tropis seperti ini masih menjadi "buku terbuka." Sulit diamati karena skala waktunya singkat dan wilayahnya kecil. Meski begitu, BRIN mulai mengembangkan algoritma berbasis kecerdasan buatan untuk membaca pola dari video dan foto yang dikirim masyarakat.

Berarti, publik bukan hanya korban, tapi juga sumber data. Sayangnya, penguatan sistem pemantauan belum jadi prioritas negara. Hingga kini, keberadaan tornado tropis masih banyak disangkal hanya karena keterbatasan observasi.

Baca Juga: Banjir dan Longsor Terjang Lembang: Hulu Saja Dilanda Bencana, Hilir Bagaimana!

Fenomena Rancaekek tak bisa dilepaskan dari perubahan iklim global. Ketika suhu bumi naik, atmosfer menjadi lebih dinamis. Uap air lebih cepat terkondensasi, awan badai lebih cepat tumbuh, dan perbedaan tekanan lebih tajam. Semua itu membuat atmosfer kita lebih gampang “meledak”.

Indonesia, yang dulu dianggap aman dari tornado, kini harus mulai waspada. Karena bukan tidak mungkin kejadian serupa akan lebih sering muncul, terutama di wilayah padat yang rentan perubahan tata ruang.

Para peneliti sepakat, satu-satunya cara untuk mengurangi risiko adalah memperkuat sistem monitoring dan edukasi. Warga harus tahu tanda-tanda awal: langit tiba-tiba gelap, angin makin kencang, dan suhu berubah drastis. Tapi di atas semua itu, perlu ada perubahan cara pandang dalam pembangunan. Hutan bukan sekadar ruang kosong, tapi penstabil atmosfer.

Rancaekek mungkin bukan tempat pertama yang dilanda tornado tropis, tapi ia telah menjadi simbol penting bahwa Indonesia tidak lagi bisa merasa aman dari bencana atmosfer ekstrem. Perubahan iklim telah mengetuk pintu. Dan angin yang berputar itu adalah salah satu jawabannya.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 29 Sep 2025, 07:05 WIB

Beralihnya Persawahan Jadi Perumahan di Kabupaten Bandung

Lahan persawahan di Bandung kian tahun mulai menghilang dan berganti dengan sejumlah perumahan.
Lahan Persawahan yang Berubah Menjadi Perumahan Al-Maas (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 29 Sep 2025, 05:20 WIB

Henky Timisela Berpulang, Pernah Bawa Persib Juara Kejurnas PSSI usai Tekuk Persija

Henky Timisela berpulang dalam usia 86 tahun. Sejumlah prestasi di sepak bola pernah diraihnya khususnya bersama Persib pada 1961.
Henky Timisela. (Sumber: Pikiran Rakjat)
Ayo Biz 28 Sep 2025, 19:02 WIB

Bandung, Kota Kreatif yang Kini Menjadi Magnet Ritel Global

Bandung bukan hanya kota kreatif, namun juga barometer pasar ritel Indonesia yang terus bergerak dinamis.
AEON membuka gerainya di Paris Van Java menjadi pengakuan atas kekuatan Bandung sebagai kota dengan denyut ritel yang tak pernah padam. (Sumber: dok. AEON)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 18:01 WIB

Bandung di Persimpangan Kiri Jalan: Dari Ingatan ke Gerakan

Sebuah resensi dari diskusi buku "Bandung Di Persimpangan Kiri Jalan" karya Hafidz Azhar, yang penulis temukan di Pasar Minggu edisi 14 Jl. Garut No. 2 Bandung.
Buku Bandung di Persimpangan Kiri Jalan karya Hafidz Azhar. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 28 Sep 2025, 16:34 WIB

Transformasi Lulusan Musik Indonesia di Tengah Revolusi Industri Kreatif

Di tengah gempuran teknologi dan pergeseran pola konsumsi, para lulusan seni musik dituntut untuk lebih dari sekadar berbakat. Mereka harus tangguh, adaptif, dan memiliki wawasan lintas disiplin.
Ilustrasi. Di tengah gempuran teknologi dan pergeseran pola konsumsi, para lulusan seni musik dituntut untuk lebih dari sekadar berbakat. Mereka harus tangguh, adaptif, dan memiliki wawasan lintas disiplin. (Sumber: dok. Universitas Taruna Bakti)
Ayo Biz 28 Sep 2025, 15:49 WIB

Klinik Estetik dan Kesadaran Kulit di Bandung, Antara Tren Kekinian dan Transformasi Diri

Tren perawatan kecantikan 2025 memang menunjukkan pergeseran signifikan. Konsumen kini lebih memilih perawatan yang bersifat personal, minim invasif, dan berkelanjutan.
Ilustrasi tren perawatan kecantikan. (Sumber: Ist)
Ayo Jelajah 28 Sep 2025, 15:37 WIB

Hikayat Konflik Lahan dan Penggusuran Tamansari Bandung 2019

Sengketa status tanah, gugatan hukum, hingga gas air mata. Tamansari 2019 jadi bukti peliknya wajah pembangunan dan politik kota.
Lokasi pembangunan rumah deret (rudet) Tamansari hasil penggusuran warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 14:43 WIB

'Ngamumule' Seni Sunda untuk Hidup dengan Silat Gajah Putih

Sudah seharusnya sebagai generasi muda menjadi pendorong pelestarian budaya agar terus hidup dan eksis di era digital.
Penampilan Pencak Silat Putra Layang Pusaka (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Jajang Nurdiansyah)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 11:10 WIB

Membayangkan Sunda Tanpa Kristen (?)

Sunda dan Kristen adalah bagian dari kebudayaan kita.
Bangunan Gereja Kristen Pasundan Jemaat Palalangon di Cianjur, Jejak Interaksi Sunda dan Kekristenan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Jelajah 28 Sep 2025, 10:44 WIB

Hikayat Ledakan Bom ATM Dipatiukur Bandung 2011, Kado Pahit Ultah Polisi

Ledakan dini hari di ATM BNI Dipatiukur disertai selebaran anti-kapitalisme mengejutkan warga Bandung. Ientitas pelaku berhelm merah tak terungkap meski forensik dan penyelidikan nasional.
Tangkapan layar rekaman CCTV bom ATM di Jalan DIpatiukur, Kota Bandung, 2011 silam. (Sumber: Metro TV)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 09:06 WIB

Menghilangnya 'Tugu Sepatu' Ikonik Sentra Sepatu Cibaduyut

Tugu sepatu Cibaduyut punya nilai historis bagi masyarakat sekitar maupun seseorang yang pernah melewati jalan tersebut sebagai penanda.
Tugu Sepatu Cibaduyut tanpa Ikonik Sepatu (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 27 Sep 2025, 10:49 WIB

Menikmati Bandrek dan Bajigur Hangat di Tengah Kota Kembang

Bandrek adalah salah satu minuman tradisional Sunda yang tak pernah lekang oleh waktu. Terbuat dari jahe dan gula merah, bandrek menghadirkan rasa pedas hangat berpadu manis alami yang menenangkan.
Ilustrasi Foto Bandrek (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 27 Sep 2025, 10:02 WIB

'Proyek Besar' Putri Kusuma Wardani Mengalahkan 4 Pemain Top Dunia

Kabar baik kembali datang dari Putri Kusuma Wardani, pelapis kedua sektor Tunggal Putri. 
Pebulu tangkis Indonesia, Putri Kusuma Wardani. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 27 Sep 2025, 07:35 WIB

Revitalisasi Trotoar di Kota Bandung, Menjawab Kebutuhan Pejalan Kaki atau Pedagang Kecil?

Kalau berhasil dijaga, bukan tidak mungkin wajah Bandung sebagai kota ramah pejalan kaki makin nyata.
Pejalan kaki melintas di trotoar yang sudah diperbaiki di Jalan Lombok, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Biz 27 Sep 2025, 06:43 WIB

Jangan Lewatkan Lumpia Basah Saat Berkunjung ke Bandung

Bandung tidak hanya dikenal dengan udara sejuk dan panorama indah, tetapi juga dengan ragam kuliner khasnya yang menggoda. Salah satu jajanan yang tak pernah kehilangan penggemar adalah lumpia basah.
Ilustrasi Foto Lumpia Basah. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 20:29 WIB

Sunda dan Buddha yang Langka Kita Baca

Sejarah menunjukkan pada dunia bahwa Sunda milik semua orang.
Mengintip Rupang Sang Buddha dari Samping Jendela Luar di Vihara Buddha Gaya, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 18:43 WIB

Ombram dan Bandung yang Tak Pernah Sepi Nada

Ombram, band yang digawangi Brahmana Amsal (vokal), Opit Bey (gitar), dan Magi (drum) adalah simbol regenerasi, proyek yang lahir dari pertemuan tak terduga.
Ombram, band yang digawangi Brahmana Amsal (vokal), Opit Bey (gitar), dan Magi (drum) adalah simbol regenerasi, proyek yang lahir dari pertemuan tak terduga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 18:04 WIB

Advokasi Kebijakan dan Komunikasi Publik: Jalan Menuju Pemerintahan Partisipatif

Pentingnya sinergi advokasi kebijakan dan komunikasi pejabat publik agar aspirasi rakyat tersalurkan dan kebijakan lebih partisipatif.
Pentingnya sinergi advokasi kebijakan dan komunikasi pejabat publik agar aspirasi rakyat tersalurkan dan kebijakan lebih partisipatif. (Sumber: Pexels/Tara Winstead)
Ayo Biz 26 Sep 2025, 16:55 WIB

Bandung dan Tren Gaya Hidup Terintegrasi, Bobobox Jadi Simbol Inovasi Lokal

Kota Bandung telah lama menjadi pusatnya kreativitas bagi generasi muda yang haus akan eksplorasi, baik dalam seni, teknologi, maupun kuliner.
Chief Commercial Officer Bobobox, Bayu Ramadhan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Sep 2025, 16:01 WIB

Merawat Inovasi: Kunci Keberlanjutan Gerakan Pengelolaan Sampah di Kota Bandung

Bandung jadi gudang inovasi sampah. Keberlanjutan inovasi ASN akan mendorong pengelolaan sampah yang murah dan efektif.
Petugas memasukan sampah organik ke dalam drum komposter di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Selasa 15 Oktober 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)