Sekolah Rakyat, Sanggupkah Putus Rantai Kemiskinan di Jawa Barat?

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Kamis 10 Jul 2025, 20:22 WIB
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)

Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)

AYOBANDUNG.ID — Harga bahan pokok makin ke atas, gaji dan kesempatan makin ke bawah. Lalu datang Sekolah Rakyat, program pendidikan yang katanya bisa memutus rantai kemiskinan. Misi besar untuk anak-anak yang bahkan kadang belum tahu cara mimpi. Tapi apakah cukup sekolah untuk menebus semua ketimpangan?

Di Jawa Barat, Sekolah Rakyat menjadi salah satu upaya jangka panjang dalam memberantas kemiskinan. Dalam program ini, anak dari keluarga kurang mampu berdasarkan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN), akan ikut Sekolah Rakyat.

Ibaratnya, siswa tidak daftar, tapi dipilih. Mereka nantinya menjadi peserta didik yang diberikan berbagai macam mata pelajaran dan pembinaan, mulai dari bahasa, sains, hingga pendidikan karakter.

Hingga saat ini tercatat ada 13 Sekolah Rakyat yang siap diresmikan, dengan calon siswa 1.353 orang. Sekolah itu tersebar di sejumlah daerah, diantaranya Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bekasi, Cirebon, hingga Bogor. Adapun jenjang yang disediakan yakni SD, SMP, dan SMA.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) berperan mengidentifikasi calon peserta didik agar sesuai kriteria. Mereka yang menjadi murid mesti masuk dalam klasifikasi desil 1 dan 2 alias dari keluarga miskin ekstrem.

"Pak Menteri sudah menyampaikan bahwa Pemprov harus siap untuk mensupport dan memastikan pelaksanaan Sekolah Rakyat sesuai dengan schedule seusai dengan yang direncanakan," kata dia Kamis, 10 Juli 2025.

Terkait urusan teknis pelaksanaan Sekolah Rakyat, ia menyebut itu kewenangan pemerintah pusat. Sehingga pihaknya hanya akan menunjang kebutuhan sosial saja. Di satu sisi, dia pun mengakui bahwa Sekolah Rakyat menjadi salah satu gerbang utama untuk menghilangkan kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat yang dirilis pada September 2024, tercatat jumlah penduduk miskin sebanyak 3,67 juta orang dari total jumlah penduduk 50.345.200 jiwa. Sementara jumlah penduduk miskin ekstrem di Jawa Barat berjumlah sekitar 906 ribu orang.

"Diharapkan kemiskinan ini tidak diwariskan tapi anak anaknya bisa menjadi pemimpin ke depannya dari berbagai sektor, termasuk di dunia usaha," ujarnya.

Baca Juga: Setiap Pagi, Rakit Bambu jadi Harapan Siswa di Tepian Waduk Saguling

Sementara itu, Direktur Poltekesos selaku Tim Satgas Sekolah Rakyat Kemensos RI Suharma mengatakan bahwa para guru yang mengajar dalam program tersebut merupakan hasil dari proses perekrutan. Mereka merupakan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG), bukan guru honorer yang sudah lelah gaji sejutaan per bulan.

Para calon guru mesti telah melewati berbagai tes, seperti psikotes dan tes CAT. Pelaksanaan perekrutan pun melibatkan Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

"Jadi bukan mengambil dari guru yang sudah ada. Tapi dia melalui BKN itu merekrut yang baru, yang lulus dari pendidikan profesi guru. Sehingga kualitas guru itu diharapkan ada nilai kebesaran," ujarnya baru-baru ini.

Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Ia menyebut kepala sekolah dan guru di Sekolah Rakyat, terutama di Poltekesos Bandung sudah siap. Pelaksanaan program Sekolah Rakyat di Poltekesos diakuinya hanya tinggal menunggu peresmian.

"Ini jadi setelah masuk nanti mereka tanggal 14 [Juli] tes kesehatan, lalu dilakukan talent mapping untuk memahami situasi dan kondisi dan talent daripada siswa sehingga ketika proses pendidikan itu kita bisa mendapatkan gambaran awal terkait kondisi siswa," kata dia.

Suharma menuturkan, ada perbedaan kurikulum yang diterapkan dalam Sekolah Rakyat dengan sekolah biasa. Di mana, pemerintah menggabungkan kurikulum nasional, kurikulum orientasi, dan boarding.

"Karena ini adalah sekolah khusus untuk memutus rantai kemiskinan dan harus berhasil, mereka tentunya menjadi orang yang sukses, maka kurikulumnya itu kita ada tiga kurikulum. Kurikulum pertama adalah kurikulum masa orientasi. Yang kedua, kurikulum formal. Ketiga, kurikulum boarding," tuturnya.

Dalam kurikulum masa orientasi, siswa diperkenalkan pada metode pembelajaran khas Sekolah Rakyat yang berfokus pada penguatan motivasi belajar. Di sisi lain, kurikulum formal mengikuti standar yang ditetapkan dalam kurikulum nasional.

Dalam kurikulum boarding, siswa dibentuk untuk mengembangkan kemandirian, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan terhadap diri sendiri.

"Ketiga, kurikulum boarding ini yang sangat penting kurikulum boarding ini terkait dengan pengembangan karakter pengembangan karakter, lalu juga jiwa kepemimpinan," ujarnya.

Suharma menjelaskan bahwa siswa Sekolah Rakyat tidak dipilih melalui proses seleksi terbuka, melainkan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Mereka yang termasuk dalam kategori miskin, khususnya desil 1 dan desil 2, akan diundang secara langsung untuk mengikuti program pembelajaran.

"Jadi calon siswa Sekolah Rakyat itu tidak dibuka secara umum, tapi diundang yang karena tujuannya tadi adalah untuk memutus rantai kemiskinan," katanya.

Dalam jurnal berjudul Dampak Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di Sumatera Utara Tahun 2017-2021 oleh Rey Septanislaus Togatorop dkk, ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan status ekonomi seseorang. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memiliki akses kesempatan kerja yang lebih baik.

Baca Juga: Hak Belajar Pelajar Disabilitas Terancam Proyek Sekolah Rakyat

Kondisi itu turut meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan di masyarakat.

“Individu dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik, yang membuat mereka lebih dihargai di pasar tenaga kerja,” tulis para peneliti dalam laporan tersebut.

Selain berdampak pada aspek ekonomi, pendidikan juga dinilai memengaruhi pola pikir dan gaya hidup seseorang. Mereka yang menempuh pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki kesadaran yang lebih baik terhadap kesehatan, gizi, serta pengelolaan keuangan dan investasi jangka panjang.

Perilaku progresif dan keterbukaan terhadap inovasi pun dinilai menjadi ciri khas dari individu berpendidikan tinggi. Pola pikir ini dianggap turut mendorong ketangguhan dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial.

Oleh karena itu, para peneliti mendorong evaluasi berkelanjutan terhadap kebijakan pendidikan yang telah diterapkan. Hal ini dianggap penting untuk memastikan bahwa pendidikan benar-benar efektif dalam menurunkan kemiskinan.

"Diperlukan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dalam merancang kebijakan yang tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga mencakup kesehatan dan pembangunan infrastruktur ekonomi."

Pertanyaannya, apakah program ini bisa jadi solusi jangka panjang? Bisa iya, bisa belum tentu. Mengandalkan sekolah semata untuk membalik nasib keluarga miskin sama seperti berharap hujan turun di tengah musim kemarau tanpa mendung. Butuh lebih dari sekadar kurikulum bagus. Perlu pendampingan, lapangan kerja nyata, dan kemauan politik yang tidak musiman.

Sanggupkah Sekolah Rakyat bisa putus rantai kemiskinan di Jawa Barat? Waktulah yang akan menjawab. Tapi yang pasti, semua ingin negeri ini bisa naik kelas. Tidak cuma di atas kertas, tapi juga di dapur, di rekening, dan di masa depan anak-anaknya.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 10 Jul 2025, 20:32 WIB

Gonzo dan Gaya Jepang di Bandung, Ketika Passion Bertransformasi Menjadi Komunitas Kreatif

Gonzo, sebuah toko ikonik yang menjadi semacam “portal budaya” menuju dunia fashion, anime, dan gaya hidup Jepang yang eksentrik dan ekspresif.
Gonzo, sebuah toko ikonik yang menjadi semacam “portal budaya” menuju dunia fashion, anime, dan gaya hidup Jepang yang eksentrik dan ekspresif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 10 Jul 2025, 20:22 WIB

Sekolah Rakyat, Sanggupkah Putus Rantai Kemiskinan di Jawa Barat?

Pendidikan gratis Sekolah Rakyat digadang jadi solusi kemiskinan di Jabar. Tapi cukupkah sekolah saja ubah nasib generasi miskin?
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 19:06 WIB

Bakso Akung, Seporsi Legenda dari Jalan Lodaya

Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan, melainkan ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan, melainkan ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Ayo Jelajah 10 Jul 2025, 19:00 WIB

Tapak Sejarah Reak, Seni Kesurupan yang Selalu Bikin Riweuh di Bandung Timur

Reak adalah seni kesurupan yang sering dipentaskan di Bandung Timur yang memadukan musik, mistik, dan sejarah panjang dari Pajajaran hingga Citarum.
Penampil Reak dalam salah satu helatan di Bandung. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 16:24 WIB

Sayur Lodeh: Makanan Lokal yang Penuh dengan Nilai Tradisi Masyarakat Jawa

Sayur lodeh merupakan makanan khas dari Jawa Tengah yang masih kental dengan budaya dan tradisi yang dikaitkan sebagai makanan penolak bala.
Sayur Lodeh Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 10 Jul 2025, 13:45 WIB

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan: Tidak Masuk Akal Bandara Husein Ditutup, yang Diuntungkan Justru Jakarta!

Ia menilai kebijakan ini justru menguntungkan Jakarta karena masyarakat Bandung dan sekitarnya kini terpaksa terbang melalui Bandara Halim.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 12:27 WIB

Memupuk Welas Asih, Menebar Belas Kasih

Pada dasarnya kita memiliki kekuatan untuk berbuat dan perilaku belas kasih.
Inilah logo baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Welas Asih (Sumber: www.jabarprov.go.id | Foto: Humas Jabar)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 11:24 WIB

Kupat Tahu dan Lontong Kari Cicendo, Kuliner Legendaris yang Tak Pernah Sepi

Aroma rempah dari seporsi kupat tahu dan lontong kari mengepul sejak pagi buta di sudut sempit Gang Polisi, Cicendo, Bandung. Tempat itu menjadi saksi bisu salah satu keberadaan kuliner legendaris Kot
Gerai kupat tahu dan lontong kari Cicendo (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 10 Jul 2025, 10:52 WIB

Pieterspark, Taman Tertua di Bandung yang Berdiri Sejak 1885

Pieterspark dibangun pada 1885 sebagai taman pertama di Kota Bandung. Dibangun untuk mengenang Pieter Sijthoff, kini menjelma jadi Taman Dewi Sartika yang sarat sejarah dan estetika.
Lukisan Pieterspark Bandung. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 09:41 WIB

Kisah Dapur Qnoy, dari Katering Hingga Produksi Abon Kemasan yang Lezat dan Sehat

Berawal dari kegemaran memasak dan kebutuhan rumah tangga, Endah Susantie sukses mengembangkan Dapur Qnoy, sebuah usaha kuliner rumahan dengan berbagai produk.
Owner Dapur Qnoy, Endah Susantie (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 08:58 WIB

Rekam Kelam Derita Satwa, Tragedi Kebun Binatang Bandung Berulang Kali

Sejarah Kebun Binatang Bandung mencatat pola kelam yang berulang.
Taman Jubileumpark (Sumber: (Sumber: Digital Collection KITLV Universiteit Leiden))
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 18:18 WIB

Merindu Masakan Mama yang Dibuat Warung Ngonah di Braga

Warung Ngonah adalah salah satu kuliner rumahan yang berada dibelakang gang tidak jauh dari hingar-bingar jalanan Braga.
Nasi Rames Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 17:18 WIB

Dari Gerobak ke Legenda: Warisan Rasa di Balik Waroeng Sate Kardjan sejak 1925

Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa.
Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa. (Sumber: Ist)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 16:58 WIB

Hikayat TPU Cikadut, Kuburan China Terluas di Bandung yang Penuh Cerita

Tak cuma makam etnis Tionghoa, TPU Cikadut juga punya kisah guru muslim, cinta beda budaya, dan kremasi simbolis.
TPU Cikadut (Sumber: bandung.go.id)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 15:50 WIB

Transportasi Umum dan Permasalahan Kota Bandung yang Tak Ada Habisnya

Kini, hiruk pikuk Kota Bandung sudah hampir menyaingi Ibu Kota Jakarta. Namun, di tengah penduduk yang terus meningkat, transportasi umum malah sebaliknya.
Bus Damri di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 14:11 WIB

Menanti PJ yang Komunikatif, Evaluasi Menjelang 2031

Keputusan MK soal Pilgub dan Pilkada tak hanya menarik dari sisi politik tapi juga komunikasi publik. Seperti apakah?
Mantan PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Sumber: Unpar.ac.id | Foto: Unpar)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:36 WIB

Kupat Tahu 99 Padalarang: Tempat Sarapan Bersejarah yang Menggugah Selera

Setiap pagi, deretan warung sederhana di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, selalu ramai dikunjungi warga. Para pemburu sarapan memenuhi kursi-kursi di jongko-jongko penjaja kupat tahu yang sudah
Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:10 WIB

Membangun Brand dari Ikatan, Qistina dan Cerita di Balik FNF by Niion

Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional.
Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 11:56 WIB

Dimsum HVH Buatan Teh Iim, Sehatnya Bikin Nagih

Siapa sangka, keresahan seorang ibu yang ingin anak dan orang tuanya makan sayur bisa melahirkan brand kuliner sehat yang digemari banyak orang.
Teh Iim, Owner Dimsum HVH. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 10:39 WIB

Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

Kota Bandung rayakan HUT tiap 1 April selama nyaris seaba. Baru sadar itu bukan tanggal lahir aslinya di 1997. Kok bisa?
Suasana di sekitar Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka) tahun 1935. (Sumber: KITLV)