Kisah Sedih Teras Cihampelas, Warisan Ridwan Kamil yang Gagal Hidup Berulang Kali

Hengky Sulaksono Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Hengky Sulaksono , Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Selasa 08 Jul 2025, 12:06 WIB
Kondisi Teras Cihampelas terkini, lebih mirip lokasi syuting film horror zombie apokalip. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Kondisi Teras Cihampelas terkini, lebih mirip lokasi syuting film horror zombie apokalip. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

AYOBANDUNG.ID — Keramik warna-warni itu masih utuh. Sebagian. Sisanya berlubang seperti ingatan tentang kejayaan masa lalu. Di atas jembatan yang dulu dielu-elukan sebagai skywalk pertama di Indonesia, langkah kaki kini lebih langka dari kunjungan ke museum tekstil. Burung-burung lebih rajin mampir daripada manusia, dan PKL yang dulu direlokasi dengan harapan membangun peradaban baru, malah kabur kembali ke bawah. Ke pinggir jalan. Ke tempat asli mereka mencari nafkah.

Teras Cihampelas, karya besar zaman Ridwan Kamil, sempat dipuja sebagai simbol Bandung yang hipster-friendly, pedestrian-oriented, dan Instagrammable. Tapi hari ini, ia lebih mirip set film horor dengan gaya urban minimalis. Tiangnya kusam, tangganya reyot, keramiknya bopeng, dan vandalisme merajalela seperti graffiti di toilet stasiun. Kalau ini disebut ruang publik, maka publik yang mana dulu yang dimaksud?

Waktu peresmian pada 2017, anggaran Rp48 miliar itu terdengar seperti investasi masa depan. Tapi delapan tahun kemudian, masa depan itu datang dan ternyata, ya begini-begini saja. Proyeknya digadang-gadang bisa atasi macet, relokasi PKL, sekaligus menciptakan Bandung versi Eropa. Padahal tukang cilok pun tahu, Bandung bukan Amsterdam.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sampai usul agar aset ini dilepas. Tapi Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, tidak mau buru-buru. Katanya, “Dijual mah enggak mungkin. Disewakan enggak mungkin. Nah kemungkinan itu (dibongkar). Tapi ini baru usul dari Pak Gubernur.”

Baca Juga: Hikayat Sungai Cikapundung, Pernah Jernih Sebelum Diratap dalam Syair

Ia bilang ini bukan cuma soal macet, tapi masalah tata ruang. "Kata saya mah ada masalah di tata ruang. Bukan masalah macet saja dampaknya adalah bahwa jalan Cihampelas yang bisa kita lestarikan sebagai salah satu jalan bersejarah dengan pagar pohon, dengan ada Teras Cihampelas sempat terganggu," ujarnya. Dalam bahasa awam: dulu maksudnya bagus, tapi lokasinya salah dan konsepnya terlalu mengawang.

Kondisi terkini Teras Cihampelas. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Kondisi terkini Teras Cihampelas. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Dalam debat calon gubernur DKI Jakarta 2024, Teras Cihampelas sempat dijadikan pelor untuk menyerang Ridwan Kamil. Calon nomor urut 2, Dharma Pongrekun, menyindir Ridwan Kamil yang saat itu mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta. Dharma bertanya, mengapa RK diam melihat kondisi proyek yang ia rancang sendiri kini mangkrak. "Ternyata apa yang bapak sudah imajinasikan, setelah pandemi COVID-19 mati suri, dan pedagang sekarang malas untuk meneruskan. Bagaimana membuat mereka bangkit kembali?" tanya Dharma.

Ridwan Kamil menanggapi dengan menyalahkan penerusnya di Bandung, yakni almarhum Oded Muhammad Danial. Menurut RK, penerusnya tak melanjutkan promosi dan pemeliharaan. Ia membela diri, menyebut saat dirinya masih menjabat, Teras Cihampelas selalu ramai. "Beda halnya kalau kami membangun, terus gagalnya kami masih saat memimpin, nah itu kan bisa didebatkan," ujarnya. Pernyataan yang menyisakan kesan: kalau gagal, salah yang datang belakangan.

Proyek Juara Reaktivasi

Kalau ada kategori bangunan dengan jumlah reaktivasi terbanyak tapi pengunjung tetap sepi, Teras Cihampelas bisa jadi juara nasional. Bayangkan: dari 2021 sampai 2024, sudah lima kali di-launching ulang. Bukan karena sukses, tapi karena terus gagal hidup.

Teras Cihampelas adalah proyek yang pernah punya banyak nyawa. Sayangnya, tiap kali dihidupkan, hasilnya tetap saja jalan di tempat. Sejak dibangun, sudah lima kali direaktivasi. Terakhir pada Juni 2024. Dan setiap reaktivasi punya pola yang mirip: semangat di awal, sepi di akhir. Dan untuk kesekian kalinya, realitas mengacungkan jempol ke bawah.

Dalam tiap reaktivasi, narasinya selalu sama. Event digelar, peresmian dilakukan, media datang, pedagang dipanggil. Tapi setelah itu, mereka dibiarkan bertarung sendirian dengan sepinya langit-langit Cihampelas.

Saking sepinya, sampai-sampai pencuri lampu pun bisa beroperasi dengan tenang. Pada 5 Oktober 2023, sebanyak 27 lampu raib digondol maling sekitar pukul 04.00 pagi. Aksinya terekam CCTV milik Diskominfo, lalu viral setelah diunggah oleh Dinas SDA dan Bina Marga. Dalam video itu, pelaku beraksi sendiri dengan santai.

Baca Juga: Jejak Bandung Baheula: Dari Dusun Sunyi hingga Kota yang Heurin Ku Tangtung

Teras Cihampelas telah menjelma jadi monumen inkonsistensi urban planning. Di atas kertas terlihat keren, di atas tanah, ia malah terlihat seperti panggung kosong. Dibangun dengan semangat memuliakan PKL, akhirnya malah membuat mereka kembali ke trotoar, lebih karena alasan ekonomi ketimbang nostalgia.

Dede, tukang parkir yang tiap hari nongkrong di sekitar Teras, bilang dengan jujur. “Dulu pengunjung rame pisan, sekarang mah sepi. Mobil sama motor juga jarang pisan,” katanya. Padahal dia jaga dari pagi sampai sore. Kalau dia yang tiap hari di sana bilang sepi, ya kita percaya saja. Dia bukan tim humas.

Didi, satu-satunya penjual minuman di Teras 10 awal tahun, malah bilang suasana sekarang mirip masa PPKM. "Dulu jam 12 siang masih rame. Tapi sejak corona, sepi pisan." Ia tetap jualan, mungkin lebih karena kebiasaan ketimbang harapan. Sementara Jadmiati, pedagang makanan sejak 2018, cuma bisa mengenang masa lalu yang kini terasa seperti mimpi. Omzet dari Rp5 juta ke Rp500 ribu. Itu pun kalau cuaca bersahabat dan pengunjung tidak buru-buru pulang.

Kondisi terkini Teras Cihampelas. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Kondisi terkini Teras Cihampelas. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Ironisnya, semua masalah ini bukan baru muncul kemarin sore. Sejak 2019, para pedagang sudah curhat: jualan di atas bikin capek dan sepi pembeli. Orang Bandung mungkin cinta inovasi, tapi tetap ingin jajan di tempat yang tidak perlu naik tangga. Teras ini terlalu futuristik untuk logika kaki lima.

Teras Cihampelas hari ini mungkin hanya tersisa sebagai monumen dari ambisi yang terlalu tinggi tanpa riset perilaku manusia. Sebuah proyek dengan niat baik, tapi pelaksanaan yang, ya, seperti inilah adanya. Kota butuh ruang publik, ya. Tapi jangan lupa: publiknya juga manusia, bukan sekadar titik-titik di peta rencana.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 09 Okt 2025, 18:55 WIB

Menjaga Napas Bisnis Wisata Alam Lewat Inovasi dan Strategi Berkelanjutan

Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi.
Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 18:31 WIB

Belajar dari Nurhayati & Subakat, Bisnis bukan Tentang Viral tapi Sustainable

Bisnis bukan sekedar viral. Apalagi jika tidak memedulikan aspek keamanan pada konsumen demi kapitalisme semata.
Belajar Bisnis dari Nurhayati & Subakat (Sumber: Screenshoot | Youtube Wardah)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 17:19 WIB

UMKM Bangkit, Ekonomi Bergerak: Festival sebagai Motor Perubahan

Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif.
Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 17:18 WIB

Jejak Sejarah Cimahi jadi Pusat Tentara Hindia Belanda Sejak 1896

Cimahi dikenal sebagai kota tentara sejak masa kolonial Belanda. Sejak 1896, kota ini jadi pusat militer Hindia Belanda yang strategis.
Garinsun KNIL di Cimahi tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 15:50 WIB

Betulkah Gunung Sunda Terlihat dari Pesisir Koromandel India?

Tentang Gunung Sunda yang ditutupi salju abadi dan terlihat dari Koromandel, India. Apa iya? 
Keadaan ronabumi seperti inilah yang dilihat oleh masyarakat, bukan Gunung Sunda yang menjulang  tinggi. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 14:45 WIB

Bobotoh Unyu-unyu, Komunitas Perempuan yang Menyimpan Peluang Ekonomi di Dunia Suporter

Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia.
Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 13:40 WIB

Gaduh Kisah Vina Garut, Skandal Video Syur yang Bikin Geger

Kasus Vina Garut bukan sekadar skandal video mesum. Ia adalah kisah kelam tentang eksploitasi, kemiskinan, dan nafsu yang dijadikan komoditas.
Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 13:32 WIB

Orang-Orang yang Beragama tapi Menyebalkan

Melihat praktik menjalankan agama di jalan yang merugikan orang lain.
Bayangan Orang-Orang Nongkrong di Kafe (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 11:58 WIB

MAMPUS (Malam Minggu Puisi)

Puisi bukan hanya menciptakan kata-kata untuk bisa dibaca, namun ia bisa menjadi deskripsi, lagu, bahkan bisa masuk ke ranah yang lebih universal.
MAMPUS (Malam Minggu Puisi) (Foto: Ayu Maimun)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 09:55 WIB

'Nebeng Hotspot' saat Pembayaran Digital

Nebeng hotspot saat kondisi darurat memang tidak masalah. Namun jika kamu melakukan secara terus-menerus, ya jadi ribet.
Nebeng hotspot disaat kondisi darurat memang tidak masalah. Namun jika kamu melakukan secara terus-menerus dengan berharap orang lain memaklumi dan terus membantu kamu itu namanya tidak tahu diri. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 08:43 WIB

Dialog Lintas Iman, Dialog Rakyat

Ia berpihak pada mereka yang selama ini dipinggirkan oleh negara dan institusi agama formal, pada mereka yang beragama tanpa nama.
Petani di Kebun (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 20:03 WIB

Kolaborasi Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi sebagai Resep Jitu Mencetak Birokrasi Kelas Dunia

Sinergi ini mengubah pelatihan konvensional menjadi ekosistem belajar dinamis menuju birokrasi kelas dunia
Pelantikan Jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Pertama. (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 18:33 WIB

Belajar Mengenal Obat Anti Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil

Ibu hamil adalah kelompok yang tidak boleh sembarang dalam memilih obat ketika terdapat keluhan.
Dalam beberapa kondisi, ibu hamil juga sering mengeluhkan sakit kepala, sakit gigi atau demam. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 16:15 WIB

Studi Agama di Dunia Sunda

Sunda terbuka dan plural, tempat berbagai agama hidup berdampingan.
Pojok Barang-Barang Antik di Pasar Cikapundung, Kota Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 15:03 WIB

Oleh-Oleh dari Bengkel Rancage 'Ngarang Carita Pondok'

Acara ini merupakan rangkaian atau kelanjutan dari Pasanggiri Ngarang Carpon 2025 (Sayembara Menulis Cerpen 2025).
Pasanggiri Ngarang Carpon 2025. (Sumber: Youtube/SundaDigi)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 13:27 WIB

Memberikan Bantuan Cuma-Cuma malah Membentuk Mental 'Effortless'

Memberikan bantuan cuma-cuma akan membentuk mental effortless pada masyarakat.
Masyarakat mengunjungi KDM untuk meminta bantuan dan menyampaikan keluhan. (Sumber: Tiktok | Kang Dedi Mulyadi)
Ayo Jelajah 08 Okt 2025, 12:42 WIB

Sejarah Bandung Jadi Ibu Kota Hindia Belanda, Sebelum Jatuh ke Tangan Jepang

Di awal Maret 1942, Bandung berubah jadi ibu kota darurat Hindia Belanda. Tapi hanya empat hari, sebelum Jepang menutup kisah kolonial itu selamanya.
Jalan Raya Pos di Bandung tahun 1938 (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 09:01 WIB

Ambang Sakral: Modal Awal Memahami Agama di Mata Eliade

Inilah modal awal kita untuk memahami agama lewat mata Mircea Eliade.
Matahari, Pohon, dan Sawah di Baleendah, Kabupaten Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 08 Okt 2025, 07:10 WIB

Ayobandung.id Raih Penghargaan Kategori Mitra Pendukung Local Media Summit 2025

Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan, Ayobandung.id meraih penghargaan pada ajang Local Media Summit 2025 kategori mitra pendukung local media summit.
Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan, Ayobandung.id meraih penghargaan pada ajang Local Media Summit 2025 kategori mitra pendukung local media summit. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 19:32 WIB

Saatnya Pembaca Buku Bertransformasi Menjadi Bookfluencer

Bookfluencer merupakan salah satu program untuk memperkenalkan dan mengasah minat pembaca buku.
Grand Opening Bookfluencer 2025 (Sumber: Salman ITB)