Representasi Kemiskinan di Indonesia, Bukan Soal Angka tapi Realitas yang Ada

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Rabu 13 Agu 2025, 21:05 WIB
Bank Dunia lewat sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah masyarakat miskin di indonesia pada 2024 berjumlah 164 juta penduduk atau 68.2% penduduk Indonesia. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)

Bank Dunia lewat sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah masyarakat miskin di indonesia pada 2024 berjumlah 164 juta penduduk atau 68.2% penduduk Indonesia. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)

Dalam sebuah konferensi Presiden Prabowo mendapat kabar dari BPS perihal data statistik angka kemiskinan di Indonesia.

Kepala BPS lapor ke saya, angka pengangguran menurun, angka kemiskinan absolut menurun.

Menurut hasil liputan yang dilakukan oleh tempo.co pada tahun 2025 pemerintah menganggarkan dana bantuan sosial (bansos) sebesar 135,6 Triliun. BPS mencatat ada 73 juta keluarga penerima bansos pada 2024 dengan tiga provinsi terbesar di pulau jawa menjadi penerima manfaat terbanyak.

Meski demikian di tahun 2025 ini angka kemiskinan memunculkan isu diskursus yang mencolok. Adanya data yang tak selaras perihal angka kemiskinan antara Analisis Bank Dunia dengan BPS menjadi polemik di masyarakat. Namun Presiden Prabowo dengan bangga dan penuh rasa pecaya diri mengatakan bahwa angka kemiskinan menurun.

Bank Dunia lewat sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah masyarakat miskin di indonesia pada 2024 berjumlah 164 juta penduduk atau 68.2% penduduk Indonesia. Jumlah ini terlampau jauh dengan data yang dikumpulkan versi pemerintah atau BPS per September 2024 yang hanya mencatat 24,06 juta jiwa atau 8.57% warga Indonesia yang miskin.

Perbedaan kedua data di atas dipengaruhi oleh tolak ukur standar garis kemiskinan yang berbeda. Bank Dunia mempunyai acuan garis kemiskinan global melalui cara Purchasing Power Parity (PPP) yaitu sebuah konsep dasar dalam membandingkan harga sekumpulan barang dan jasa yang sama di berbagai negara.

Jika merujuk pada data Bank Dunia jumlah masyarakat Indonesia yang termasuk miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran dibawah Rp. 49.000/ hari atau Rp. 1.470.000/ bulan.

Sementara garis kemiskinan nasional menurut BPS dihitung berdasarkan pemenuhan kebutuhan dasar (Coast Basic Needs) yang terdiri dari komoditas makanan dan non-makanan.

BPS sendiri membuat standar minimal makanan sebanyak 2100 kalori/hari dari 52 jenis komoditas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran Rp. 25.000/hari atau Rp. 595.000/bulan.

Namun di balik data tersebut sebetulnya kemiskinan bukan hanya sekedar sekumpulan data statistik tapi fakta dan realitas yang tampak nyata di lapangan.

Lautan Manusia di Tengah Job Fair

Beberapa waktu yang lalu sekumpulan manusia turut berkumpul dalam acara Job Fair yang diadakan oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) di President University Jababeka Convention Center Bekasi.

Tentu di tengah kesulitan mencari lapangan pekerjaan, Job Fair menjadi harapan baik bagi generasi muda atau bagi mereka yang sudah berpengalaman tapi terkena dampak PHK.

Janji menyediakan 19 juta lapangan kerja sepertinya hanya omon belaka. Pada realitasnya pemerintah bukan membuka lapangan kerja baru tapi justru berbagai kebijakannya banyak membuat perusahaan di Indonesia gulung tikar.

Tekanan ekonomi global, penurunan daya beli masyarakat serta beberapa kebijakan pemerintah yang berdampak pada industri Indonesia, membuat pengangguran makin merajalela.

Tanpa perlu data statistik, lautan manusia di atas sudah menjadi bukti bahwa kemiskinan itu nyata bukan isu belaka. Namun rasanya pemerintah selalu menyangkal bahkan menutup mata dengan berbagai macam alasan yang dilontarkan.

Berdasarkan pengalaman saya saat mengikuti acara Job Fair di Bandung pada tahun 2014 silam, awalnya saya kira Job Fair adalah solusi bagi banyak pengangguran. Namun setelah saya merasakan sendiri, nyatanya tenan perusahaan yang hadir seperti hanya formalitas semata.

Saya datang dan para petugas tersenyum dengan pemandangan tumpukan map coklat yang hampir menggunung di atas meja. Mereka dengan sepenuh hati menerima setiap amplop tersebut dari berbagai macam peserta yang hadir.

Satu hal yang janggal tidak ada satu peserta pun yang mendapat kesempatan Walk Interview. Mirisnya pemandangan ini hampir terjadi di seluruh tenan perusahaan yang turut berkontribusi dalam acara tersebut.

Pernyataan di atas ternyata selaras dengan yang disampaikan oleh Jurnalis Senior Media Indonesia dalam sebuah podcast berjudul "Rakyat Susah Cari Kerja, Pemerintah Bisa Apa ? yang tayang di Youtube Media Indonesia pada 3 Juni 2025 berkata:

Kalau menurut para ahli ya, yang sudah pernah melakukan penelitian terhadap ini. Era sekarang itu jauh lebih efektif apakah melalui jobstreet atau linkedin. Pokoknya yang tidak berkumpul sampai berkeringat, berpanas-panasan yang berpotensial saling sikut itu. Karena sekali lagi, kalau betul memang kita telusuri, misalnya banyak sekali job fair itu yang sekedar formalitas untuk menggugurkan kewajiban agar mereka tidak kena denda. Kan sebuah perusahaan swasta di suatu daerah misalnya. Mereka ada kewajiban untuk ikut serta di dalam pameran bursa kerja. Kalau mereka tidak ikut serta maka konsekuesinya akan didenda. Nah daripada didenda , ya sudah buka saja. Nah di job fair itu kan tidak diikuti dengan walk interview, hampir tidak ada peserta job fair yang langsung bisa wawancara disitu. Hal inilah yang membuat perburuan kerja melalui job fair itu tidak efektif

Hastag Kabur Aja Dulu

Seingat saya huru-hara perihal pindah kewarganegaraan sudah ada sejak tahun 2020. Namun mulai ramai kembali di tahun 2025. Tahun ini mengingatkan saya pada sebuah artikel yang sempat saya buat di media online lain.

Saat itu dengan bangga dan rasa percaya diri saya mengatakan tetap "Stay in Indonesia", saya akan setia menjadi warga negara indonesia. Dengan penuh semangat yang membara saya menuliskan bahwa

Kalau bukan kita yang mempertahankan negeri ini siapa lagi. Sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa tetap teguh berdiri di garda paling depan negara ini. Tak perlulah pergi dari negara ini untuk menetap di negara lain

Jujur saya malu bahkan mempertanyakan kembali kepada diri sendiri, opini macam apakah ini?

Rasanya saat ini saya sudah terlalu pesimis dengan keadaan ekonomi, politik bahkan sosial yang ada di Indonesia yang kian semrawut.

Banyak orang pintar di Indonesia yang memiliki karya untuk kemajuan bangsa tidak pernah dilirik pemerintah. Justru isu prestasi tidak penting seperti joget-joget yang diberi panggung tampil memenuhi layar kaca.

Sebagian anak bangsa yang memiliki sejuta impian dan ide untuk Indonesia lebih baik, nyatanya sering diabaikan. Maka tak heran jika sebagian dari mereka memilih untuk menetap di negara lain yang lebih menghargai karya-karyanya. Tak heran negara-negara maju disana makin eksis berkat kontribusi anak bangsa.

Menurut saya #kaburajadulu bukan hanya sekedar propaganda yang provokatif tapi ini bentuk nyata dari keresahan masyarakat akan kondisi ibu pertiwi yang semakin menghawatirkan.

Menurut data dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terdapat 3912 Warga Negara Indonesia (WNI) yang pindah menjadi Warga Negara Singapura (WNS) dalam periode 2019-2022.

Kepindahan WNI menjadi bukti nyata bahwa Indonesia belum mampu mempertahankan stabilitas negaranya. Kesenjangan pendidikan, sosial dan ekonomi turut serta menjadi keresahan setiap masyarakat yang ada.

Polemik Sekolah Rakyat

Penampakan gedung D SLBN A Pajajaran yang telah direnovasi untuk menunjang fasilitas Sekolah Rakyat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Penampakan gedung D SLBN A Pajajaran yang telah direnovasi untuk menunjang fasilitas Sekolah Rakyat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Sebetulnya ide sekolah rakyat bisa di apresiasi, hanya saja sangat disayangkan proses sosialiasinya terbilang terlalu tergesa-gesa. Ada banyak hal yang semestinya jadi bahan pertimbangan sebelum realisasinya berjalan di lapangan.

Menurut hemat saya dana yang pemerintah gelontorkan untuk sekolah rakyat cukup fantastis yaitu 150 miliar. Padahal daripada membuat sekolah baru, lebih baik maksimalkan sekolah yang ada dengan mengelola fasilitas dan pemantauan dana bantuan yang tepat sasaran.

Selain itu juga bagi saya sistem pembuatan sekolah rakyat nyaris seperti kembali ke era kolonialisme. Dimana saat itu pemerintah Belanda mendirikannya untuk tujuan memberikan pendidikan dasar kepada pribumi di Indonesia.

Saya rasa dengan mengotak-kotakan sekolah ini akan berdampak pada psikologis setiap anak yang masuk ke sekolah rakyat. Kita tahu sendiri bagaimana kondisi pembullyan yang ada dalam rentan anak-anak sekolah. Sekolah rakyat bisa dipandang sebagai bentuk pemisahan status sosial.

Menurut hemat saya kondisi masyarakat miskin tentu sangat rentan dengan rasa 'kepercayaan diri'. Bukankah perbedaan sekolah akan membuat mereka semakin meyakini kalau mereka itu berbeda dengan orang lain. Padahal pemerintah bisa membuat sekolah umum saja yang tentu bisa membentuk karakter masyarakat miskin menjadi lebih baik.

Maraknya Judi Online & Pinjaman Online

Dibalik megahnya media sosial makin banyak kebahagiaan semu yang tampak lewat postingan barang-barang mewah. Padahal seringkali fakta kebohongan dibelakang kegiatan flexing seseorang menjadi data yang jarang terungkap. Meski demikian masyarakat seringkali tetap terbuai untuk mendapatkan uang secara instan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif,

Tapi pada beberapa kasus, judol dan pinjol menjadi penyirat kondisi kemiskinan rakyat Indonesia.

Beberapa ada yang terpaksa melakukan hal tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan mereka yang terlibat didalamnya seringkali gali lobang tutup lobang. Bahkan keputusan mengakhiri hidup seringkali terdengar di media-media yang memberitakan karena terjerat kasus pinjol dan judol.

Kedua fenomena di atas menjadi realitas yang mencerminkan adanya kemiskinan di Indonesia.

Pembatasan Suara Rakyat dan Kekayaan Intelektual

Dulu aksi protes perihal kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat seringkali ada dalam bentuk demo yang dilakukan oleh para mahasiswa. Seringkali acara tersebut berakhir ricuh antara aparat dengan para mahasiswa. Kadang suara itu didengar tapi kebanyakan lebih sering diabaikan.

Sebetulnya bentuk protes terhadap pemerintah bisa dilakukan lewat media apapun. Bisa dengan aksi demo turun ke lapangan, membuat video di media sosial, berdiskusi dalam forum podcast di youtube, membuat sebuah karya dalam bentuk tulisan digital atau buku dan lewat simbol-simbol yang menginterpretasikan bentuk keresahan.

Salah satu bentuk protes tingkat tinggi menurut saya adalah penyampaian melalui simbol-simbol. Rasanya ini menjadi bentuk nyata bahwa segala upaya protes dalam bentuk lisan maupun tulisan sudah tak didengar oleh pemerintahan.

Seperti fenomena yang saat ini sedang ramai perihal bentuk protes masyarakat terhadap pemasangan bendera karakter manga yaitu One Piece juga bendera Jolly Roger.

Saya rasa simbol-simbol itu sudah menjadi jalan akhir sebagian masyarakat yang ingin menyampaikan rasa kekecewaan terhadap beberapa kebijakan yang dinilai menyengsarakan rakyat. Simbol yang disinyalir sebagai bentuk kebebasan berekspresi ini justru direspon negatif oleh pemerintah.

Tuduhan tidak nasionalisme, radikal, pemecah kesatuan bangsa dan negara terlontar begitu ringan bagi para pemangku kebijikan. Saya rasa jika kekayaaan intelektual yang terejawantahkan melalui bentuk ekspresi dalam sebuah simbol-simbol sudah dirampas. Maka apakah ada hal lain yang bisa mendeskripsikan betapa miskinnya kita sebagai warga negara Indonesia.

Data mungkin saja bisa dimanipulasi tapi realitas kemiskinan yang ada tidak bisa dibohongi. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 14 Agu 2025, 19:02 WIB

KDM yang Katanya Bahagia Digugat Soal Kebijakan Rombel 50 Siswa

KDM mengaku bahagia digugat untuk kebijakan rombel 50 anak. Akan tetapi, penggugat kemudian diintimidasi. Apa yang bisa ditarik pelajaran?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dirinya bahagia digugat Forum Kepala Sekolah SMA Swasta (FKSS) Jawa Barat. (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 18:04 WIB

Perjalanan Bisnis Over Easy Glamping, dari Keresahan Pribadi ke Gerakan Hijau

Over Easy bukan sekadar soal tenda dan fasilitas, Nico dan Steffi menciptakan pengalaman sekaligus ruang untuk menyampaikan nilai dan memberi dampak nyata.
Pemilik Over Easy Glamping Site, Nico Lauw. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 16:49 WIB

Ketika Lukisan Menyatu dengan Kain, dan Sejarah Menyapa Masa Kini

El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia.
El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 16:10 WIB

Ci Pasarangan Sungai Suci di Linggamanik

Di Jawa Barat, toponim Sarangan hanya satu, yaitu Ci Pasarangan.
Sawah bertingkat di Desa Linggamanik, dengan Ci Pasarangan yang tampak kering. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 15:20 WIB

Cerita di Balik Makio Suki & Grill: Hangatnya Ide di Tengah Dinginnya Bandung

Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi.
Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 14 Agu 2025, 15:10 WIB

Sejarah Pertempuran Gedung Sate, 4 Jam Jahanam di Jantung Bandung

Sejarah 4 jam kisah 21 pemuda mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha di Bandung pada 3 Desember 1945.
Gedung Sate pernah jadi lokasi pertempuran antara kombatan Bandung dengan tentara Gurkha saat Sekutu menduduki Bandung pada 1945.
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 15:02 WIB

Kita Belum Merdeka

Selama 80 tahun, secara formal Indonesia merdeka, tapi secara kenyataan masih sengsara.
Warga membeli bendera merah putih di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu 2 Agustus 2023. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 14:12 WIB

Seberapa Penting Memakai Sepatu Haji Umroh Saat Ibadah di Tanah Suci?

Sepatu haji umroh adalah alas kaki yang dirancang khusus untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan jamaah selama menjalani rangkaian ibadah di Tanah Suci. Bentuknya berupa sandal atau sepatu sandal
Ilustrasi Ibadah Haji dan Umroh saat sai. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 12:31 WIB

Budidaya Kopi Leberika, Petani Bandung Barat Berhasil Lestarikan Warisan Flora Belanda

Di tengah dominasi kopi arabika dan robusta, seorang petani asal Kampung Lembang, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, justru menapaki jalur berbeda. Ia menanam kopi yang tak b
Petani Kopi Liberika di Bandung Barat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 11:50 WIB

Dari Rugi sampai Ditipu, Yanti Tak Kapok Ikuti Bazar Demi Pasarkan Baso Tahu Yoga

Sudah tiga tahun, Yanti Suryanti mengikuti bazar demi memasarkan Baso Tahu Yoga, usaha kuliner yang ia jalankan bersama sang suami, Sunarjo. Bagi Yanti, bazar bukan sekadar tempat berjualan, tapi juga
Yanti Suryanti, Owner Baso Tahu Yoga saat mengikuti bazar. (Foto: Dok. Baso Tahu Yoga)
Beranda 14 Agu 2025, 10:42 WIB

Inovasi Lingkungan dari Warga Antapani Tengah: Satu Ton Sampah Raib Setiap Minggu

Di atas lahan seluas 1.000 meter persegi, Dody bersama 11 orang lainnya berhasil mengurangi beban pengiriman sampah Kota Bandung ke TPA sebanyak 1 ton per minggu.
Dody Iriana Memed menjadi sosok yang menggulirkan program pengolahan sampah dan urban farming di Jasmine Integrated Farming di Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 09:40 WIB

Jawa Barat ‘Beunghar ku Opak’: Siapa Paling Enak dan Juara?

Opak itu bukan produksi Banjaran, melainkan diproduksi oleh sebuah kampung yang bernama Bojong Kunci.
Toko Opak Ranca Tungku--tetangga Kampung Bojong Kunci. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Jelajah 14 Agu 2025, 06:10 WIB

Sejarah Pramuka Indonesia Berawal dari Padvinders Hindia Belanda era Kolonial

Perjalanan kepanduan Indonesia sejak 1912, dari Padvinders, Pandu Rakyat, hingga lahirnya Gerakan Pramuka.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima penghargaan tertinggi Pramuka Dunia Bronze Wolf (Serigala Perunggu) dari Presiden World Scout Conference dalam sebuah upacara di Silang Monas, Jakarta, 1 Juni 1974. (Sumber: Pramuka DIY)
Ayo Netizen 13 Agu 2025, 21:05 WIB

Representasi Kemiskinan di Indonesia, Bukan Soal Angka tapi Realitas yang Ada

Kemiskinan bukan sekedar data statistik yang berpotensi bisa di utak-atik.
Bank Dunia lewat sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah masyarakat miskin di indonesia pada 2024 berjumlah 164 juta penduduk atau 68.2% penduduk Indonesia. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)
Ayo Netizen 13 Agu 2025, 18:43 WIB

Kapan Terakhir Kali Seorang Anak Bilang: Aku Senang ke Sekolah?

Opini ini menggambarkan bagaimana keadaan pendidikan kita yang masih belum mampu membangun nalar kritis anak didiknya.
Opini ini menggambarkan bagaimana keadaan pendidikan kita yang masih belum mampu membangun nalar kritis anak didiknya. (Sumber: Pexels/Haidar Azmi)
Ayo Biz 13 Agu 2025, 17:37 WIB

Cerita di Balik Holycow!, Wynda Mardio dan Pesta Steak Tanpa Batas

Tren makan sepuasnya bukan lagi sekadar gaya hidup hotel berbintang, konsep ‘all you can eat’ kini menjelma jadi fenomena kuliner yang digandrungi.
Wynda Mardio, sosok pendiri sekaligus penggagas konsep makan sepuasnya di Holycow!. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Agu 2025, 17:09 WIB

Peran Akuntan dalam Mencegah Praktik Greenwashing pada Laporan Keberlanjutan Perusahaan

Esai akademis ini membahas peran akuntan dalam menjaga transparansi informasi serta mencegah fenomena greenwashing.
Greenwashing adalah praktik menyesatkan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk memberikan kesan bahwa produk, layanan, atau operasi mereka lebih ramah lingkungan. (Sumber: Pexels/Alena Koval)
Ayo Biz 13 Agu 2025, 16:05 WIB

Terobosan dari Tanaman Liar untuk Odapus, Dari Keresahan Menjadi Harapan

Diagnosis Lupus sering datang terlambat karena menyamar dalam berbagai bentuk, membuat penderita tak menyadari tubuh mereka sedang melawan diri sendiri.
Prof. Afifah Sutjiatmo dan Prof. Elin Yulinah berhasil mengembangkan obat herbal dari tanaman cecendet atau ciplukan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Agu 2025, 15:12 WIB

Fenomena People Nearby: Sekadar Cari Teman atau Tren Selingkuh Digital Gaya Baru Anak Muda Bandung?

Cari teman baru lewat People Nearby? Hati-hati, interaksi yang awalnya cuma iseng ngobrol bisa berkembang menjadi selingkuh digital.
Seorang perempuan menggunakan fitur people nearby di ponselnya. (Sumber: pexels.com | Foto: cottonbro studio)
Ayo Biz 13 Agu 2025, 14:48 WIB

Kulit Sehat di Tengah Kota: Tren Perawatan Wajah yang Berkembang di Bandung

Di tengah ritme kehidupan kota Bandung yang semakin cepat, perawatan kulit wajah telah bertransformasi dari sekadar rutinitas menjadi kebutuhan utama.
Perawatan kulit di MS Glow Aesthetic Clinic Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)