Harga Beras Naik, Warga Perkotaan Jabar Kian Terjerat Kemiskinan

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Senin 28 Jul 2025, 08:56 WIB
Rahmat Kurnia (52) tengah menyiapkan sekantong plastik beras untuk pembeli di Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Rahmat Kurnia (52) tengah menyiapkan sekantong plastik beras untuk pembeli di Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

AYOBANDUNG.ID — Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, dipadati kendaraan bermotor Sabtu, 26 Juli 2025, siang. Agus baru saja menutup dagangannya. Ia bisa beristirahat. Tapi pikirannya riuh oleh harga beras yang naik juga pelanggan yang merosot.

Beras yang ia pakai untuk membuat kupat adalah jenis premium. Dua tahun lalu, harganya hanya berkisar Rp13 ribu per kilogram. Namun saat ini harganya mencapainya Rp17 ribu per kilogram.

"Beli beras yang 17 ribu, jenis ST. Dulu harganya 13 ribu. Udah dua tahun lebih naik. Kalau kosong ya naik harganya," ungkapnya Sabtu, 26 Juli 2025.

Sejak berjualan pada 2020, Agus mematok harga satu porsi kupat tahu sebesar Rp15 ribu. Hingga pandemi Covid-19 berakhir, ia tetap mempertahankan harga tersebut. Bahkan kini harganya pun masih sama.

Dalam sehari, ia bisa mengantongi pendapat kotor sekitar Rp100-200 ribu. Ini belum dipotong oleh modal dan sebagainya.

Di satu sisi, pria 62 tahun itu tak berani menaikkan harga jual. Sebab ia takut pelanggan pada kabur. Meskipun harga beras melonjak cukup drastis.

Untuk mengantisipasi kerugian, ia pun terpaksa mengurangi isi satu porsi kupat tahu. Ini agar usahanya tidak merugi yang bisa membuatnya gulung tikar alias bangkrut.

"Harga jual sama tapi ukuran porsinya dikurangin dari biasanya," ujarnya.

Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Sederhana, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Sederhana, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)

Tak ada yang banyak bisa ia lakukan jika harga beras naik. Menurunkan kualitas beras menurutnya terlalu beresiko untuk usahanya. Alhasil Agus hanya bisa berharap pemerintah bisa segera menemukan solusinya.

"Harapannya ya pemerintah bisa segera mengatasi ini. Apalagi sekarang lagi sulit ekonomi, pelanggan berkurang," ceritanya sekaligus berharap.

Harga Beras Naik, Pedagang Menjerit

Kenaikan harga beras di tingkat eceran menjadi cerita tersendiri. Rahmat Kurnia (52), pedagang beras generasi ketiga asal Cimahi, mengaku harga beras mulai naik sejak awal Juni.

“Naiknya dari Rp200 sampai akhirnya bulet jadi naik Rp1.000. Sekarang beras paling murah Rp14.000 untuk kualitas medium. Yang premium sekarang paling murah Rp18.000,” ujar Rahmat saat ditemui di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Sabtu, 26 Juli 2025.

Menurutnya, mayoritas konsumennya adalah ibu rumah tangga. Keluhan datang hampir setiap hari dari para pembeli.

"Jelas berat, terutama untuk konsumen. Mereka yang biasa pakai beras Rp13.000 sekarang harus beli Rp14.000-Rp18.000. Pasti komplain mah ada lah," katanya.

Kondisi serupa dialami pedagang lain, Aman (69), yang mengaku stok beras di tokonya menipis drastis. Dulu, ia mengakui stok beras bisa mencapai tiga ton.

"(Sekarang) Tersisa cuma tiga kuintal, itu pun stok terakhir," ungkapnya.

Ia menyebut harga beras premium sempat mencapai Rp18.000 per kilogram, naik signifikan dari harga normal sebelumnya di kisaran Rp15.000–Rp16.000.

"Kalau stok terus terbatas, kemungkinan harga bisa naik lagi," ujarnya khawatir.

Dia bilang, kondisi itu diperparah dengan musim panen yang belum terjadi. Berdasarkan informasi yang ia peroleh, para petani baru saja melakukan penanaman padi belakangan ini.

Aman pun berharap Perum Bulog segera mengeluarkan pasokan dengan kualitas layak dan harga terjangkau. Ini agar beras tidak mengalami kenaikkan secara terus menerus.

"Bulog harus peduli. Jangan asal kasih barang murah tapi kualitas tidak memuaskan," tuturnya.

Warga antre untuk menerima bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) di Kantor Pos Cabang Utama, Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Jumat 10 Mei 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Warga antre untuk menerima bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) di Kantor Pos Cabang Utama, Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Jumat 10 Mei 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)

Kemiskinan di Jabar Menurun, tapi di Perkotaan Meningkat

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Barat sebesar 0,06 persen per Maret 2025. Namun, di balik kabar baik itu, muncul sorotan terhadap lonjakan kemiskinan di wilayah perkotaan yang justru meningkat.

Kepala BPS Jabar, Darwis Sitorus, menjelaskan bahwa jumlah penduduk miskin secara total kini berada di angka 3,65 juta orang, atau 7,02 persen dari total populasi Jawa Barat.

Angka tersebut memang lebih rendah dibandingkan 3,67 juta orang pada September 2024. Namun, secara terperinci, wilayah perkotaan justru mengalami peningkatan angka kemiskinan.

"Secara absolut, di perkotaan terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 66,02 ribu orang, sementara di pedesaan turun sebanyak 79,63 ribu orang," kata Darwis dalam keterangannya, Jumat, 25 Juli 2025.

Fenomena ini disinyalir tidak lepas dari memburuknya kondisi ekonomi masyarakat perkotaan yang dibayangi kenaikan harga kebutuhan pokok, termasuk beras. Apalagi saat ini tengah beredar isu adanya beras oplosan. Sehingga Darwis menilai hal tersebut membuat masyarakat memilih beras dengan kualitas premium yang harganya lebih mahal.

"Ya, yang pastinya ngefek, karena harga yang dioplos itu lebih tinggi. Makanya di perkotaan orang cenderung mengkonsumsi beras premium. Kemungkinan ini bisa berkorelasi dengan adanya peningkatan angka kemiskinan," tutur Darwis saat menjawab pertanyaan seputar pengaruh beras oplosan dan kenaikkan harga.

Ia menambahkan bahwa garis kemiskinan (GK) pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp547.752 per orang per bulan, naik 2,29 persen dari periode sebelumnya. Dari total itu, pengeluaran makanan berkontribusi 74,88 persen, dengan GK makanan sebesar Rp410.143 dan GK nonmakanan Rp137.609 per bulan.

Massa dari Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Kota Bandung menggelar Konser Kemiskinan dan Kelaparan sebagai bentuk protes terhadap kemiskinan yang masih membelenggu. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Massa dari Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Kota Bandung menggelar Konser Kemiskinan dan Kelaparan sebagai bentuk protes terhadap kemiskinan yang masih membelenggu. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)

"Kemiskinan yang bermasalah itu di perkotaan dari tingkat kedalaman paparan kemiskinan. Ini mungkin ada hubungannya dengan jumlah pengangguran yang secara jumlah orangnya meningkat, meskipun persentasenya menurun,” katanya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemprov Jabar tengah menyiapkan sebuah aplikasi digital yang mempertemukan pencari kerja dan penyedia lowongan.

"Sehingga nanti bisa dikawinkan antara lowongan kerja dengan pencari kerja. Mungkin itu yang dapat menyelesaikan permasalahan di Jawa Barat,” tambah Darwis.

Dengan naiknya kebutuhan dasar seperti beras, masyarakat miskin di perkotaan kini berada dalam tekanan ganda: harga melambung dan lapangan kerja menyusut. Pemerintah dan pemangku kepentingan diminta hadir lebih dekat untuk menjawab tantangan tersebut.(*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 12:35 WIB

Sendal Perempuan yang Tak Boleh Hanya Nyaman Dipakai

Sandal perempuan berfungsi sebagai alas kaki yang melindungi telapak dari panas, kotoran, maupun permukaan yang keras ketika beraktivitas. Namun sandal juga memberikan kenyamanan karena umumnya ringan
Ilustrasi Foto Sandal Perempuan. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 10:33 WIB

Surga Buku Jadul di Tengah Kota Bandung

Bagi pencinta buku lama dan koleksi majalah impor, Kota Bandung punya destinasi yang layak dikunjungi, Toko Buku Redjo. Toko ini berlokasi di Jalan Cipunagara Nomor 43, kawasan Cihapit, Bandung
Toko Buku Redjo. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 09:37 WIB

Studio Rosid, Tempat Paling Nyaman untuk Menikmati Karya Seni

Di tengah ramainya kehidupan perkotaan, terdapat sebuah ruang seni yang menawarkan atmosfer berbeda. Studio Rosid, yang berdiri sejak 2003 di Jalan Cigadung Raya Tengah No. 40, Kecamatan Cibeunying.
Galeri Seni Studio Rosid. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 06:09 WIB

Apakah Mentalitas 'Modal Janji' Berakar dari Masyarakat ?

Janji manis yang sering kali tidak ditepati membuat seseorang bisa kehilangan mempercayai semua pihak.
Janji manis seseorang yang tidak ditepati sungguh mencederai kepercayaan orang lain. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 18:51 WIB

Bandung Bukan Milik Segelintir: BBFT dan Perjuangan Ruang yang Setara

Mereka ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan.
BBFT ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 18:31 WIB

Huruf Kapital Tak Boleh Diabaikan, tapi Kapan Jangan Digunakan?

Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat.
Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat. (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 17:33 WIB

Sejarah Gempa Besar Cianjur 1879 yang Guncang Kota Kolonial

Catatan sejarah Belanda ungkap 1.621 rumah hancur, dari penjara hingga gudang garam, akibat guncangan berhari-hari.
Dokumentasi kerusakan gempa Cianjur 1879. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 16:48 WIB

Reggae Menggema dari Lereng Bandung, Jejak The Paps dan Generasi Musik Bebas

Dari gang-gang kecil tempat anak muda berkumpul, hingga panggung-panggung komunitas yang tak pernah sepi, Bandung jadi rumah bagi banyak eksperimen musikal yang berani.
The Paps, band reggae asal Bandung yang tak hanya memainkan musik, tapi juga merayakan kebebasan dalam berkarya. (Sumber: dok. The Paps)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 16:10 WIB

Upaya Menyukseskan Program Revitalisasi Sekolah

Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi.
Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi. (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 15:37 WIB

Menyulam Asa di Dapur UMKM: Tiga Kisah Perjuangan, Inovasi, dan Harapan

Tiga sosok tangguh dari Bandung ini membuktikan bisnis kecil bisa punya dampak besar asal dijalani dengan tekad, inovasi, dan dukungan publik yang berkelanjutan.
Produk brownies bites yang gluten free, dairy free, dan low sugar dari Battenberg3. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 15:00 WIB

Kasian, Kota Bandung Tak Punya Gedung Festival Film

Ya, Bandung kota seni yang tak Nyeni. Seperti gadis cantik yang belum mandi.
Kota Bandung tak punya Gedung Festival Film. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 14:15 WIB

Sejarah DAMRI, Bus Jagoan Warga Bandung

Sejak 1960-an, DAMRI mewarnai jalanan Bandung. Dari trial and error, berkembang jadi transportasi publik penting, kini hadir dengan armada bus listrik.
Bus DAMRI jadul di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 12:14 WIB

Mouthwash, Bukan Hanya Sekedar Obat Kumur yang Bikin Napas Segar

Mouthwash atau obat kumur adalah cairan khusus yang digunakan sebagai pelengkap perawatan mulut dan gigi. Fungsinya tidak hanya untuk menyegarkan napas, tetapi juga membantu mengurangi jumlah bakteri
Mouthwash Listerin. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 10:21 WIB

Elastico 7, Cerita Dua Sahabat Membangun Brand Olahraga hingga Go Internasional

Industri fesyen olahraga di Indonesia terus berkembang, dan salah satu merek lokal yang berhasil menorehkan prestasi hingga kancah internasional adalah Elastico 7. Brand asal Bandung ini lahir satu de
Produk Jersey Elastico 7 (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 08:52 WIB

Toko Roti Legendaris di Bandung, Berdiri Sejak 1954

Toko Roti Sidodadi, Legenda Kuliner Bandung yang Tetap Bertahan Sejak 1954Bandung dikenal memiliki deretan kuliner legendaris, salah satunya Toko Roti Sidodadi yang sudah berdiri sejak 1954. Meski usi
Aneka Jenis Roti di Toko Roti Sidodadi. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 08:29 WIB

Menikmati Perkedel Ibu Kokom 3 dan Syahdu Alam Cimenyan

Menikmati perkedel ibu kokom sambil melihat dago dari atas menjadi pengalaman baru yang luar biasa.
Warung Prekedel Ibu Kokom 3 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 15 Sep 2025, 20:00 WIB

Berkenalan Lagi dengan Ayobandung.id, Perjalanan Bulan Keempat AYO NETIZEN

Ayobandung.id ini telah berkembang menjadi rumah bagi 610 anggota saluran WhatsApp (baik penulis ataupun pembaca setia).
Ayobandung.id ini telah berkembang menjadi rumah bagi 610 anggota saluran WhatsApp (baik penulis ataupun pembaca setia). (Sumber: Unsplash/Workperch)
Ayo Biz 15 Sep 2025, 18:01 WIB

Inovasi Kebab Manis dan Strategi Bertahan di Tengah Dinamika Kuliner Bandung

Persaingan yang ketat, perubahan selera yang cepat, dan tuntutan konsumen akan pengalaman makan yang unik membuat pelaku usaha harus terus berinovasi.
Kebab bisa tampil elegan dan tetap relevan di tengah tren kuliner kekinian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 15 Sep 2025, 17:05 WIB

Kecelakaan Bus di Wado Sumedang 2021, Tragedi Study Tour yang Renggut 29 Korban

Suasana riuh study tour berubah jadi duka saat bus rombongan SMP IT terjun ke jurang Wado, Sumedang, 2021. Tragedi maut ini merenggut 29 korban jiwa.
Bus study tour yang terguling dalam kecelakaan di Wado, Sumedang, tahun 2021. (Sumber: Polri)