AYOBANDUNG.ID - Jalan Braga dikenal sebagai salah satu landmark ikonik Kota Bandung. Selain dipenuhi kafe dan tempat nongkrong yang nyaman, kawasan ini juga telah lama menjadi ruang bagi seni, tempat berbagai karya lukisan dipamerkan di ruang terbuka dan dinikmati oleh siapa saja yang melintas.
Di sepanjang Jalan Braga, lukisan-lukisan dari beragam aliran terpajang di pinggir jalan. Mulai dari karya beraliran surealis hingga realis.
Salah satu ruang seni yang menonjolkan perpaduan bangunan bernuansa kuno dengan sentuhan interior modern adalah Rumah Seni Ropih. Galeri seni lukis yang berlokasi di Jalan Braga, Kota Bandung ini menampilkan karya-karya seni yang seluruhnya merupakan hasil ciptaan keluarga besar Rumah Seni Ropih sendiri.
Karya yang dipajang di Rumah Seni Ropih pun sangat beragam. Mulai dari perbedaan konsep penggambaran, pilihan warna, hingga media yang digunakan. Tidak hanya lukisan konvensional di atas kanvas dengan cat, beberapa karya juga tampil dengan tekstur menyerupai tiga dimensi serta menggunakan media kayu, sehingga memberikan kesan visual yang lebih kaya.

Pemilik toko sekaligus penerus Rumah Seni Ropiah, Tata Sutaryat, menceritakan bahwa nama Rumah Seni Ropih diambil dari nama Pak Ropih, seorang pelukis yang sejak lama memajang dan menjual lukisan di Jalan Braga, sekaligus pendiri tempat tersebut. Kini, rumah seni ini diteruskan oleh anak-anak dan cucu-cucu Pak Ropih.
“Nama Rumah Seni Ropih ini sendiri diambil dari nama pak Ropih seorang pelukis yang sudah memajang dan berjualan lukisan di Jalan Braga dan juga sekaligus pendiri dari tempat ini. Yang kini rumah seni ini diteruskan oleh anak-anak dan cucunya pak Ropih,” ucapnya.
Sutaryat juga menuturkan perjalanan panjang dan penuh perjuangan dalam mendirikan Rumah Seni Ropiah. Ia mengisahkan bahwa keberadaan Rumah Seni Ropiah hingga bisa berkembang seperti sekarang merupakan hasil proses panjang yang telah dilalui ayahnya.
Perjalanan tersebut dimulai dari masa-masa awal berjualan di emperan dengan segala keterbatasan, hingga akhirnya mampu membangun dan mengembangkan Rumah Seni Ropiah menjadi ruang seni yang dikenal luas.
“Itu awalnya dulu itu pelopornya Abah Ropih bapak saya, Abah Ropih namanya. Itu bersama Abah di emper dulu ketika julan di perampatan bjb, disitu mulai emper toko.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa awal mula berdirinya toko lukisan ini hingga mampu bertahan dan berkembang berawal pada awal tahun 2000-an, seiring dengan munculnya pasar lukisan di Jalan Braga. Pada masa tersebut, Abah Ropih mulai mengajak saudara-saudaranya serta rekan-rekan sesama pelukis untuk bersama-sama berkarya dan berjualan di kawasan itu.
Dari upaya yang dilakukan secara perlahan dan penuh kebersamaan, Rumah Seni Ropih terus tumbuh hingga menjelma menjadi salah satu destinasi wisata seni lukis yang ikonik di Jalan Braga.
“Sejak ada pasar lukisan di Braga, kira-kira pertengahan tahun 2000, tahun 2000 itu Abah Ropih mengajak saudara-saudara dan teman-teman lukis, termasuk ada keluarga juga ikut berjualan dan ampai sekarang jadilah tempat wisata lukisan toko sebesar ini disini,” ucapnya.
Ia menambahkan, sebagian besar lukisan yang dipamerkan merupakan hasil karya keluarga besarnya yang secara turun-temurun menekuni dunia seni lukis. Setiap karya memiliki ciri khas dan nilai artistik yang berbeda. Untuk harga lukisan maupun kaligrafi, khususnya ukuran standar sekitar satu meter, dibanderol dengan kisaran harga yang relatif terjangkau, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, bergantung pada tingkat kerumitan karya.
Ini sebagian besar karyaya keluarga besar, kalau misalkan ada yang order lukisan atau kaligrafi biasanya ada standarnya satu per muka, biasanya kalau yang kecil bisa 500an, kalau yang standar 1 meter ke atas itu bisa 5 jutaan per orang.
Sutaryat menambahkan, untuk lukisan-lukisan yang sudah jadi dan memiliki nilai artistik lebih tinggi, harga yang ditawarkan pun menyesuaikan dengan kualitas serta tingkat kerumitan karya. Lukisan tersebut dibanderol mulai dari kisaran jutaan rupiah, hingga puluhan juta, bahkan ada pula karya tertentu yang dihargai ratusan juta rupiah.
“Tapi kalau lukisan yang jadi gini biasanya standar ada yang dibawah lima juta, ada yang dua puluh juta, ada yang sampai seratus juta juga,” ucapnya.
Menurutnya, pembeli lukisan di Rumah Seni Ropih berasal dari beragam latar belakang dan wilayah. Tidak hanya diminati oleh warga lokal, galeri ini juga banyak menarik perhatian kalangan anak muda yang memiliki ketertarikan terhadap seni. Bahkan, sejumlah karya juga diminati oleh pembeli dari luar negeri.
“Kalau dari segi pembeli selain dari warga lokal, ada dari luar negeri, di antaranya kebanyakan Malaysia, Singapura, Australia juga ada, Cina juga ada,” tutupnya.
Lebih jauh, Sutaryat berharap para pengunjung yang datang ke Rumah Seni Ropiah tidak hanya menikmati keindahan visual, tetapi juga mampu memaknai pesan yang terkandung dalam setiap karya. Ia meyakini bahwa seni memiliki peran penting dalam membentuk cara pandang dan cara hidup manusia.
Ia pun berharap, seni yang dihadirkan melalui Rumah Seni Ropiah dapat menjadi sarana untuk menginspirasi perubahan positif, sehingga perlahan mampu berkontribusi dalam mewujudkan dunia yang lebih baik.
“Seni itu bisa berperan untuk mengubah dunia, untuk mengubah cara hidup, mengubah sudut pandang. Mengubah cara untuk mengubah dunia menjadi lebih baik," katanya menutup perbincangan.
