Warisan Lampau Braga yang Menyulap Bandung Jadi Magnet Wisata dan Bisnis Kreatif

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 16 Okt 2025, 20:01 WIB
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

AYOBANDUNG.ID -- Berbicara tentang Kota Bandung, satu nama yang tak pernah luput dari ingatan wisatawan adalah Braga. Kawasan legendaris ini bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. Sejak masa kolonial Belanda, Braga telah menjadi ikon yang membentuk identitas Bandung sebagai Paris van Java.

Dahulu, Braga hanyalah jalan sempit yang sunyi dan dikenal sebagai tempat rawan kejahatan. Masyarakat menyebutnya sebagai "jalan culik" atau "jalan pedati" karena reputasinya yang menyeramkan. Namun, transformasi besar terjadi saat para pengusaha Belanda mulai membangun toko, bar, dan tempat hiburan malam di sepanjang jalan ini.

Tahun 1920-an menjadi titik balik Braga. Kehadiran butik-butik bergaya Paris menjadikan kawasan ini pusat mode dan gaya hidup elite. Bandung pun mendapat julukan Paris van Java, mencerminkan kemewahan dan keanggunan yang terpancar dari Braga.

Gedung Societeit Concordia yang kini Gedung Merdeka, menjadi simbol kemegahan masa lalu. Tempat ini dahulu menjadi ruang berkumpul para bangsawan dan tokoh penting. Hotel Savoy Homann dan deretan gedung perkantoran lainnya turut memperkuat citra Braga sebagai pusat bisnis dan sosial elite.

Hingga kini, tata letak pertokoan dan arsitektur kolonial di Braga masih dipertahankan. Banyak bangunan tua yang dialihfungsikan menjadi kafe, galeri seni, dan toko cenderamata, namun tetap menjaga estetika heritage-nya. Hal ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer masa lampau.

Berjalan kaki menyusuri Braga adalah cara terbaik menikmati pesonanya. Lampu-lampu jalan yang hangat, fasad bangunan bergaya art deco, dan deretan kafe yang menyuguhkan kopi lokal menciptakan suasana yang eksotis dan romantis.

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id)
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id)

Braga juga tetap menjadi pusat mode dan belanja. Kehadiran Braga City Walk dan kedekatannya dengan kawasan Asia-Afrika menjadikannya destinasi yang strategis. Wisatawan bisa menikmati belanja, kuliner, hingga pertunjukan seni dalam satu kawasan yang terintegrasi.

Menurut data Badan Pusat Statistik Kota Bandung, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bandung mencapai 6,5 juta orang pada semester III tahun 2025. Kawasan Braga menjadi salah satu magnet utama, terutama dalam sektor kuliner dan fotografi.

Ratri, wisatawan asal Yogyakarta, mengaku terkesan dengan suasana Braga. "Braga terkenal banget sebagai pusat dan tempat wisata faovorit di Bandung. Ibaratnya udah kayak Malioboro-nya Bandung," tutur Ratri kepada Ayobandung.

Ratri mengaku tertarik berkunjung ke Braga karena penasaran dengan cerita masa lampau yang dibalut dalam suasana modern. Setelah berkunjung secara langsung, dia mengakui kesan heritage yang eksotis dari Braga memang menjadi daya tarik utama.

"Heritagenya kerasa banget kalau kawasan Braga. Kayak banyak kafe-kafe, jalanannya juga bagus, ramai banyak lampu-lampu jadi ada suasana khasnya gitu," tambah Ratri.

Pengalaman visual dan atmosfer yang kuat membuat Braga tak terlupakan. Hal ini diakui Putri, wisatawan asal Jakarta, yang juga menyampaikan kekagumannya.

"Sekarang bagus aja Bandung udah tertib, udah rapi. Karena ya mungkin kemajuan dari kota Bandung juga. Jadinya daya tarik ke kita itu jadi 'emang gak pernah salah kalau liburan ke Bandung'," ujarnya.

Putri juga menambahkan bahwa suasana lampau yang kuat di Braga menjadi daya tarik unik bagi pemburu fotografi. "Daya tarik dan kesan lampaunya itu kuat banget. Jadi gak aneh kalau Braga banyak dijadikan spot foto sama banyak orang," kata Putri.

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Di balik pesona sejarahnya, Braga juga menyimpan potensi ekonomi yang terus berkembang. Dengan arus wisatawan yang stabil dan meningkat setiap tahunnya, kawasan ini menjadi ladang subur bagi pelaku usaha lokal, khususnya di sektor kuliner, retail kreatif, dan jasa pariwisata.

Keunikan arsitektur kolonial dan atmosfer heritage menjadi nilai jual yang tak dimiliki kawasan lain, menjadikan Braga sebagai ruang bisnis yang berbasis pengalaman. Kehadiran Braga City Walk sebagai pusat belanja modern yang tetap mengusung nuansa klasik menjadi contoh bagaimana bisnis dan sejarah bisa bersinergi. Di dalamnya, pelaku UMKM dan brand lokal memanfaatkan narasi sejarah Braga sebagai bagian dari strategi branding mereka.

Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, sektor kuliner dan fotografi di kawasan Braga menyumbang lebih dari 30% aktivitas ekonomi wisata Bandung pada semester III tahun 2025. Data ini menunjukkan bahwa bisnis di Braga tak hanya bertahan, tapi juga berkembang seiring meningkatnya minat wisata tematik.

Pemerintah Kota Bandung pun mendorong pelaku usaha untuk menjaga nilai heritage dalam operasional bisnis mereka. Insentif diberikan bagi usaha yang mempertahankan fasad bangunan lama, serta bagi program-program kreatif yang mengangkat sejarah lokal sebagai daya tarik utama.

Namun, eksistensi Braga sebagai kawasan heritage tak lepas dari tantangan. Modernisasi dan tekanan komersial kerap mengancam keaslian bangunan tua. Beberapa gedung mengalami renovasi yang mengaburkan nilai sejarahnya, dan gentrifikasi mulai merambah kawasan ini.

Pemerintah Kota Bandung telah melakukan berbagai upaya revitalisasi, termasuk penataan pedestrian, pelestarian fasad bangunan, dan pengaturan zonasi usaha. Namun, tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara pelestarian sejarah dan kebutuhan ekonomi masyarakat modern.

Braga bukan hanya milik masa lalu, tapi juga masa depan. Kawasan ini menjadi cermin bagaimana sejarah bisa hidup berdampingan dengan gaya hidup kekinian. Dengan dukungan masyarakat dan kebijakan yang tepat, Braga akan terus menjadi primadona wisata Bandung.

“Braga tuh ibaratnya bukan cuma soal bangunan tua, tapi soal suasana yang bikin kita betah. Rasanya kayak lagi di tempat yang punya cerita, tapi tetap hidup dan kekinian," ujar Putri.

Alternatif wisata kuliner Bandung atau produk UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/5Ajud5yHVi
  2. https://s.shopee.co.id/2Vj9SDlty4
  3. https://s.shopee.co.id/20msrLqVnV
  4. https://s.shopee.co.id/1gA2Spy5X7
  5. https://s.shopee.co.id/8pdD05QNyI

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 14:08 WIB

Hikayat Soldatenkaffee Bandung, Kafe NAZ yang Bikin Heboh Sekolong Jagat

Kisah kafe NAZI di Bandung yang memicu kontroversi global, dari obsesi memorabilia perang hingga pelajaran sejarah yang terabaikan.
Soldatenkaffee Bandung. (Sumber: Amusing Planet.)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 12:48 WIB

Atasi Limbah Sekam Padi, Mahasiswa Polman Bandung Kukuhkan Organisasi Lingkungan 'BRICLIM'

Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim).
Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim). (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Beranda 17 Okt 2025, 11:27 WIB

Perempuan Penjaga Tradisi: Harmoni dari Dapur Kampung Adat Cireundeu

Kampung adat Cireundeu tidak hanya dikenal karena tradisi makan rasi, tetapi juga karena perempuan-perempuan yang memelihara nilai-nilai ekologis dan spiritual sekaligus.
Neneng Suminar memperlihatkan cara membuat spageti dari mikong (mi singkong). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 10:01 WIB

Ekosistem Disiplin, Fondasi Kuat Profesionalitas ASN

Membangun ekosistem disiplin ASN berarti menumbuhkan budaya kerja yang konsisten, berintegritas, dan berorientasi pelayanan.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Dok. BKN)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 09:27 WIB

Santri: Dunia yang Tak Pernah Selesai Diperbincangkan

Menelusuri asal-usul, makna budaya, dan paradoks dunia santri sebagai cermin identitas dan dinamika bersama.
Ilustrasi santri. (Sumber: Pexels/Khoirur El-Roziqin)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 07:44 WIB

Inovasi Paving Block untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan.
Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan. (Sumber: Pexels/Maarten Ceulemans)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 20:01 WIB

Warisan Lampau Braga yang Menyulap Bandung Jadi Magnet Wisata dan Bisnis Kreatif

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota.
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 19:00 WIB

Bisakah Mengurangi Korban Banjir dengan Teknologi?

Bisakah sistem prediksi dan peringatan dini banjir mengurangi korban banjir Sungai Citarum?
Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 18:10 WIB

Kalah Lagi di Denmark Open 2025, Senjakala Prestasi Anthony Sinisuka Ginting?

Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, kembali harus terhenti di babak awal.
Anthony Sinisuka Ginting. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 17:28 WIB

5 Bacaan Seru buat Kenal Agama dengan Cara yang Enggak Biasa

Bukan hanya untuk memahami agama yang berbeda, tapi juga untuk memandang ulang agama sendiri dengan cara yang lebih menantang dan seru.
Sampul Buku "Anicca" (Sumber: gramedia.com)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 17:09 WIB

Ketimpangan Akses Kesehatan di Jabar yang Masih Membayangi dan Upaya Menuju Gaya Hidup Sehat

Pemerataan akses pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Jabar termasuk Bandung, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pinggiran dan bekerja di sektor informal.
Pemerataan akses pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Jabar termasuk Bandung, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pinggiran dan bekerja di sektor informal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 16:39 WIB

Kisah Dodit Mulyanto Ikut Bersaing dalam Cerita Film Berdasarkan Thread

Film yang berangkat dari kisah viral yang bertebaran di media sosial menjadi sebuah perjalanan baru bagi perfilman Indonesia
Poster film Rumah Dinas Bapak. (Sumber: Netflix)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 15:19 WIB

Seribu Wajah, Satu Harapan: Anak Down Syndrome dan Jalan Panjang Penerimaan

Di balik wajah khas yang disebut “seribu wajah”, anak-anak Down syndrome menyimpan dunia yang tak semua orang mau menyelami.
Di balik wajah khas yang disebut “seribu wajah”, anak-anak Down syndrome menyimpan dunia yang tak semua orang mau menyelami. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 14:58 WIB

Dari Falsafah ke Konten Digital: Perjalanan Gaya Komunikasi Publik di Jawa Barat

Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan publiknya adalah pemimpin yang akan selalu dikenang sepanjang masa.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Pemkot Depok)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 12:44 WIB

Eskalasi Kekecewaan terhadap MBG: Perspektif Kualitas Kebijakan

Eskalasi kekecewaan terhadap MBG bukan hanya sekadar masalah administratif.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) (Sumber: Pemprov Jateng)
Ayo Jelajah 16 Okt 2025, 11:47 WIB

Sejarah Sanatorium Pacet Cianjur, Pusat Pengobatan TBC Pertama di Priangan

Sanatorium Pacet Cianjur berdiri 1919 sebagai salah satubpusat perawatan TBC paling awal di Hindia Belanda dan pelopor sanatorium paru di Nusantara.
Bangunan Sanatorium Pacet Cianjur. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 10:02 WIB

Akaza di Demon Slayer: Sisi Manusia di Balik Iblis

Akaza di Demon Slayer: Infinity Castle (2025) bukan sekadar antagonis.
Pertarungan sengit antara Akaza dan Tanjiro di Demon Slayer: Infinity Castle (2025) menampilkan visual sinematik memukau dan emosi yang intens. (Sumber: Crunchyroll)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 08:09 WIB

Sejumlah Masalah Timbul dari Jam Operasional Truk yang Melanggar Aturan

Permasalahan jam operasional truk memang belum menjadi perhatian khusus tapi isu ini sangat penting dibahas.
Jam Operasional Kendaraan besar seperti truk seringkali menjadi salah satu penyebab kemacetan di daerah kopo, cibaduyut dan cangkuang (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)