Merindu Masakan Mama yang Dibuat Warung Ngonah di Braga

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Rabu 09 Jul 2025, 18:18 WIB
Nasi Rames Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Nasi Rames Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Indonesia adalah alasanku untuk merindu. Merindu akan masakan yang dibuat dengan tangan telaten dan penuh rasa cinta. Berbagai macam jenis rempah yang ditanam sepenuh hati orang para petani, selalu menambah cita rasa ketika lapar datang melanda.

Bagiku, setiap masakan yang mama sajikan berisi penuh dengan doa dan harapan di dalamnya. Mulai dari memilih bahan masakan terbaik kesukaanku, berbagai macam rempah pilihan yang membuat masakan semakin otentik, hingga menjadi sajian yang tak terlupakan di meja makan.

Seberapa pun jauh aku pergi , aku selalu merindukan masakan mama. Jikalau aku belum bisa pulang maka aku selalu mencari makanan yang mirip dengan yang mama buat untuk melepas rindu. Seperti setiap menu masakan yang disajikan di Warung Ngonah, selalu mengingatkanku pada masakan mama di rumah.

Dari radius 50 meter kulihat neon box berwarna putih yang bertuliskan huruf berwarna merah dengan ornamen nampak seperti gambar blek kerupuk , menggantung di atas tiang, menandakan bahwa sebentar lagi aku akan sampai. Dari luar pagar terlihat nampak jelas etalase putih berdiri berisi penuh sajian makanan bertemakan prasmanan.

Di samping kiri terdapat meja khusus yang menyediakan lotek secara dadakan. Makanan khas daerah Pajajaran ini begitu menggoda selera. Berbagai aneka sayuran sudah tersusun rapi dalam nampan yang terbuat dari anyaman bambu. Hijau tua hingga muda, putih, kuning berpadu cantik dengan bumbu kacang berwarna coklat serta hiasan kerupuk pink yang memeriahkan hidangan yang satu ini.

Satu porsi nasi rames yang berisikan ayam rebus jahe, tumis bunga pepaya juga sambal yang merona. Bagiku ayam rebus jahe bukan sekedar makanan yang memenuhi hasrat lapar ketika datang melanda. Ayam rebus jahe memiliki sebuah cerita di dalamnya. Ceritaku bersama mama ketika musim hujan melanda.

Persis seperti Bandung saat ini, perubahan iklim yang tidak menentu akibat adanya kerusakan lingkungan. Belasan tahun ke belakang, memasuki bulan Juni seharusnya kemarau datang.

Tapi kita lihat hari ini, pagi kadang cerah namun seringkali mendung. Menuju siang panas terik matahari membuat siapa saja yang beraktivitas di bawahnya akan merasa haus dan kegerahan. Menjelang sore hingga malam, kadang hujan disertai petir pun mengkilat saling bersahutan di langit.

Ketika dini hari tiba, angin dingin yang menusuk hingga ke tulang, membuat siapa saja ingin berlama-lama membaringkan tubuhnya di kasur, lalu berlindung di bawah hangatnya selimut. Ah sudahlah, kalau membicarakan tentang alam dan kerusakan lingkungan, siapa yang peduli, sebelum semua orang merasakan sendiri akibatnya. Mari kita kembali ke cerita tentang ayam rebus jahe.

Dulu, di kala musim hujan datang, seringkali flu dan batuk datang tanpa di undang. Kondisi ini mengharuskan untuk menjaga stamina dengan baik. Alih-alih memberikan vitamin, mama seringkali membuatkan aku, menu ayam rebus jahe sebagai penangkalnya.

Tak hanya dapat menghangatkan badan, makanan ini berguna untuk meningkatkan vitalitas tubuh di saat cuaca buruk serta membantu mengencerkan lendir saat flu.

Dalam setiap proses pembuatan ayam rebus jahe, mama selalu bercerita mengenai makna dan filosofi yang ada di dalamnya. Contohnya, saat proses marinasi ayam dengan garam. Meskipun jika garam di makan secara terpisah, tentu tidak ada yang berkenan memakannya.

Tapi kekurangannya ini justru bisa menjadi kelebihan, saat garam ditaburkan dan didiamkan ke dalam potongan ayam selama 10-15 menit, maka cita rasa ayam akan meningkat, memperbaiki tekstur ayam menjadi lebih lembut dan mengawetkan makanan secara alami.

Baca Juga: 10 Tulisan Terbaik AYO NETIZEN Juni 2025, Total Hadiah Rp1,5 Juta

Mama bilang, seperti halnya garam, jangan merasa kecil, jika kita belum menemukan kebermanfaatan dalam diri. Mungkin saja kita perlu menemukan objek yang tepat sampai kita benar-benar bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya saat merebus ayam dengan jahe, daun bawang, garam, gula, kaldu jamur dan merica selama kurang lebih 15-18 menit. Mama bilang teknik dalam perebusan ayam ini harus pas, yaitu dengan api yang sedang cenderung kecil.

Kadang dalam hidup kita perlu ditempa dan merasakan sesuatu yang tidak nyaman, agar suatu hari kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita. Mama pun bilang dalam menjalani hidup kadang kita harus lebih fleksibel, supaya kita bisa mengendalikan dunia, bukan justru kita yang dikendalikan oleh dunia.

Akhirnya, tidak perlu menunggu lama sajian nasi dengan ayam rebus jahe, tumis bunga pepaya dan sambal merah merona itu mendarat di meja kayu bulat dengan piring keramik putih, ornamen bunga cantik berwarna biru tua.

Satu suapan nasi yang lembut, tumis bunga pepaya yang pedas dengan sedikit rasa pahit, juga tekstur ayam dengan bumbu jahe yang khas, serta sensasi pedas dari sambal, menggeliat dalam mulut hingga menancap hingga sendi-sendi lidah.

Air mata yang bergumul di sudut, hampir meneteskan alirannya. Namun terhenti oleh satu tekanan tisu yang menyerap ke dalamnya. Rasa haru terpatri dalam hati , karena rasanya mengobati rindu akan masakan mama yang dibuat dengan tangan penuh cinta.

Semilir angin menerpa dedaunan pada pohon yang berdiri tegak di samping kursi. Rimbunnya daun yang memberi keteduhan bagi siapa saja yang sedang berada di bawahnya.

Alunan musik yang menentramkan jiwa , seolah membawa kenangan bersama mama semakin dekat. Ku lanjutkan makan sembari mengulang memori tentang kata-kata, doa serta harapan mama ketika membuat ayam rebus jahe untukku, di Bandung dengan rintik serta semilir sejuk angin musim hujan.

Baca Juga: Huruf Tebal Tak Dapat Dipakai Sembarang, tapi Boleh Memperkuat Pesan dalam Tulisan

Untuk menuju warung Ngonah, tidak begitu sulit. Meski lokasinya berada dalam gang, siapa sangka tempat makanan ini menyimpan begitu banyak cerita dalam setiap sajiannya.

Di tengah hiruk-pikuk Braga yang dipenuhi dengan wisatawan, kalian bisa menepi sejenak ke Jl. Kejaksaan. No.27 Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.

Selain penuh dengan cerita, tempat ini pun penuh dengan kejutan tiap harinya. Menu yang berganti setiap hari, menandakan sebuah pemikiran yang cerdas dan kreatif. Membuat pelanggan kembali pulang untuk merasakan eksplorasi menu lainnya.

Pengunjung bisa datang kapan saja, jam 6 pagi, ketika waktu sarapan tiba atau siang hari ketika jam istirahat kerja tiba, hingga sore menjelang malam untuk sekedar berbincang sambil menikmati segelas kopi yang beraroma semerbak. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 24 Agu 2025, 19:41 WIB

Perempuan, Adat Yappa Maradda, dan Ekspektasi Sosial

Perempuan sering kali menjadi korban dari adat yang masih dipegang teguh bagi lingkungan sekitarnya.
Perempuan Yang Menangis Kepada Bulan Hitam, Karya Dian Purnomo (312 Halaman) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 15:13 WIB

Peran Strategis Bobotoh dalam Ekosistem Sepak Bola Bandung

Bobotoh bukan sekadar penonton, tapi identitas dan energi Persib.
Ribuan Bobotoh memenuhi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat laga Persib, menegaskan peran mereka sebagai identitas dan energi klub kebanggaan Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Kelvin Nopian Zakaria)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 12:13 WIB

Sewa Rahim dalam Perspektif Hukum dan Etika

Sewa rahim adalah wacana lama yang tak habis dibahas. Bagaimana hukum Indonesia mutakhir memandangnya?
Buku Sewa Rahim (Sumber: PT Refika Aditama | Foto: PT Refika Aditama)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 08:43 WIB

Perempuan, Perjuangan, dan Kemerdekaan

Kemerdekaan bagi perempuan bukan soal melampaui batasan hak laki-laki, tapi kemerdekaan adalah hak bagi setiap manusia.
Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)
Ayo Biz 24 Agu 2025, 08:40 WIB

Bakso di Bandung dengan Ulasan Terbaik dari Netizen

Bakso selalu punya tempat istimewa di hati pecinta kuliner Indonesia. Hidangan berkuah ini cocok disantap kapan saja.
Ilustrasi Foto Bakso lezat dan nikmat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 21:46 WIB

Bisnis Kecantikan Tak Pernah Tidur: Strategi Beauty World Menaklukkan Pasar Bandung

Bisnis kecantikan tumbuh dari sekadar gaya hidup jadi kebutuhan, dan Bandung kini bukan hanya kota kreatif, tetapi kota dengan daya beli dan selera estetika tinggi.
Bisnis kecantikan tumbuh dari sekadar gaya hidup menjadi kebutuhan, dan Bandung kini bukan hanya kota kreatif, tetapi kota dengan daya beli dan selera estetika yang tinggi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 20:48 WIB

Semangat Aditya Warman Menyajikan Rasa Nusantara Lewat Bakmitopia

Lewat semangkuk bakmi, Aditya menjadikan kuliner sebagai cara untuk merayakan warisan rasa dan medium pelestarian budaya.
Sejumlah menu bakmi di Bakmitopia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 20:16 WIB

Di Balik Segelas Bajigur: Cerita Rasa, Cuaca, dan Cinta pada Tradisi

Kini, bajigur tak lagi hadir dalam bentuk klasik semata. Inovasi demi inovasi bermunculan, menjadikannya lebih relevan dengan selera masa kini.
Kini bajigur tak lagi hadir dalam bentuk klasik semata. Inovasi demi inovasi bermunculan, menjadikannya lebih relevan dengan selera masa kini. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 12:15 WIB

Kimono Raikeni, Outer Kekinian dengan Nuansa Etnik yang Otentik

Berawal dari ide sederhana saat menunggu penyusunan tesis di MBA ITB, Raidha Nur Afifah mendirikan Raikeni pada Mei 2019. Brand lokal ini lahir dari pemikiran tentang produk yang dibutuhkan orang
Owner Raikeni, Raidha Nur Afifah (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 10:46 WIB

Mau Tahu Toko Kopi Tertua di Bandung?

Di tengah suasana sibuk Kota Bandung, terdapat sebuah toko kopi yang usianya hampir satu abad dan masih berdiri tegak hingga kini. Namanya Javaco Koffie, sebuah merek yang telah menjadi bagian dari se
Toko Kopi Javaco Koffie (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 20:21 WIB

Nama, Doa, dan Tanda

"Sesungguhnya kalian nanti pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian" (HR. Abu Daud).
Viral nama anak hanya satu huruf C, Netizen: terus manggilnya gimana? (Sumber: TikTok | Foto: @_thisisgonec)
Ayo Jelajah 22 Agu 2025, 18:17 WIB

Sejarah Kuda Renggong Sumedang, Tradisi Pesta Khitanan Simbol Gembira Rakyat Priangan

Dari khitanan desa hingga festival, Kuda Renggong Sumedang tetap jadi ikon budaya yang memikat penonton dengan kuda penari.
Tradisi Kuda Renggong Sumedang. (Sumber: Skripsi Nurmala Mariam)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 18:05 WIB

Jamu Naik Kelas: Minuman Herbal Nusantara yang Menjawab Tantangan Cuaca dan Budaya

Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini hadir dengan wajah baru yang lebih segar dan modern.
Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini merambah ke berbagai daerah dengan wajah baru yang lebih segar dan modern. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 17:04 WIB

Etika Profesi dan Perlindungan Rahasia Klien

Pentingnya etika profesi advokat dalam menjaga kerahasiaan klien sebagai fondasi kepercayaan, integritas, dan keadilan dalam proses peradilan.
Pentingnya etika profesi advokat dalam menjaga kerahasiaan klien sebagai fondasi kepercayaan, integritas, dan keadilan dalam proses peradilan. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 16:40 WIB

Warung Nasi SPG dan Jejak Para SPG di Sepiring Ayam Serundeng

Yang paling menarik dari Warung Nasi SPG bukan cuma makanannya, nama “SPG” yang melekat pada warung ini pun punya cerita yang unik.
Warung Nasi SPG, sebuah warung kaki lima yang sudah jadi legenda di kalangan pekerja dan mahasiswa sejak awal 2000-an. (Sumber: dok. Warung Nasi SPG)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 16:18 WIB

Chip dalam Tengkorak, Jiwa dalam Kode: Pada Batasan Neuralink

Inilah janji Neuralink, sebuah terobosan yang mengaburkan batas antara biologi dan teknologi, antara manusia dan mesin.
Inilah janji Neuralink, sebuah terobosan yang mengaburkan batas antara biologi dan teknologi, antara manusia dan mesin. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 15:02 WIB

Payment ID Bisakah Jadi Pintu ke Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia?

Payment ID tidak hanya menyangkut inovasi teknologi, tetapi juga menyentuh aspek strategis dalam mewujudkan ekonomi digital.
Payment ID Sebagai Kunci Masa Depan Ekonomi Digital Foto: (Ilustrasi oleh AI)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 14:41 WIB

Bisnis Bukan Sekadar Jualan: Visi Christine Membangun Makna dan Dampak Lewat Sherpa Indo Project

Christine Wink Surya, pendiri Sherpa Indo Project, menegaskan bahwa memahami target pasar adalah fondasi utama sebelum produk diluncurkan.
Christine Wink Surya, pendiri Sherpa Indo Project. (Sumber: instagram.com/christine_sherpa)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 13:30 WIB

Kritik Sosial dalam Doa Orang Sunda

Doa orang Sunda hadir sederhana di keseharian, jadi pengikat relasi dan tanda solidaritas rakyat.
Doa orang Sunda hadir sederhana di keseharian, jadi pengikat relasi dan tanda solidaritas rakyat. (Sumber: Pexels/Andreas Suwardy)
Ayo Jelajah 22 Agu 2025, 11:27 WIB

Senjakala Sepeda Boseh Bandung: Ramai Saat Weekend, Sepi Saat Weekday

Program sewa sepeda Boseh Bandung hadir sejak 2017, tapi kini lebih ramai dipakai saat akhir pekan ketimbang hari biasa.
Bike on the Street Everybody Happy alias Sepeda Boseh Bandung di salah satu shelter. (Sumber: Ayobandung)