Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Adellia Ramadhani
Ditulis oleh Adellia Ramadhani diterbitkan Rabu 10 Des 2025, 21:09 WIB
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)

Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)

Pada salah satu perpustakaan Bandung, tampak hanya segelintir kecil warga yang larut dalam buku masing-masing. Cukup memperlihatkan gambaran nyata bahwa seberapa memadai suatu fasilitas literasi dibangun, minat baca warga Bandung masih tertinggal.

Realitas ini mengundang saya untuk merenungkan satu hal mendasar: bagaimana Pemkot Bandung, di bawah kepemimpinan Wali Kota M. Farhan, turut membangkitkan budaya membaca agar lebih merata dan efektif di seluruh kota?

Meskipun fasilitas perpustakaan dan microlibrary (perpustakaan kecil) sudah tersedia di beberapa titik kota hingga indeks pembangunan literasi masyarakat Kota Bandung 2024 mencapai 86,82 poin, tetapi minat baca hanya di angka 55,25 persen yang menandakan minat baca masyarakat Bandung tetap tergolong rendah. 

Selain itu, menurut Data Open Jabar Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Bandung Raya menunjukkan perbedaan poin, dengan Kabupaten Bandung mencapai 60.3 poin, Kota Cimahi mencapai 75.55 poin, dan Kota Bandung mencapai 86.82 poin. Hal ini menunjukkan fasilitas yang memadai tidak secara otomatis mendorong budaya membaca.

Seorang pengunjung duduk di dekat Street Library sambil menatap gawai, sementara buku-buku di dalam kotak baca dibiarkan menumpuk dan berdebu. Pemandangan ini mencerminkan tantangan literasi Kota Bandung. (Sumber: Adellia Ramadhani)
Seorang pengunjung duduk di dekat Street Library sambil menatap gawai, sementara buku-buku di dalam kotak baca dibiarkan menumpuk dan berdebu. Pemandangan ini mencerminkan tantangan literasi Kota Bandung. (Sumber: Adellia Ramadhani)

Rendahnya minat baca disebabkan bukan karena kurangnya fasilitas, tetapi karena ketidakterbiasaan membaca yang sudah tertanam. Seperti orang tua yang jarang membaca cenderung tidak tertarik dan tidak memanfaatkan fasilitas literasi yang tersedia, hal tersebut berdampak pada pertumbuhan dan pemahaman anak-anak yang akan menganggap baca buku bukanlah bagian dari keseharian.

Karena penyajian literasi yang terlalu monoton dan kaku, generasi muda juga sering kehilangan minat. Seringkali, kegiatan membaca di sekolah terbatas pada perintah untuk "menghafal", "membaca diam-diam", atau bahkan tugas membuat ringkasan. Hal ini membuat mereka tidak memiliki kemampuan dasar membaca yang dipahami dan interaktif, seperti diskusi.

Penggunaan perangkat juga memiliki dampak yang signifikan. Kebanyakan orang, terutama generasi muda, sudah terbiasa menonton video pendek berdurasi 1-2 menit atau membaca 1-2 kalimat di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter. Akibatnya, mereka mudah terdistraksi ketika menghadapi buku dengan 200 hingga 300 halaman yang membutuhkan fokus tinggi. Kebiasaan ini membuat literatur menjadi berat dan tidak menarik.

Selain membaca, kemampuan literasi komprehensif di Bandung seperti kemampuan memahami, menulis, mengolah informasi, dan menganalisis juga sepatutnya menjadi bagian dari literasi sehari-hari yang masih perlu ditingkatkan. Jika kemampuan dan keterampilan literasi tidak ditanam sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, maka rajin membaca pun tidak ada gunanya.

Akses di beberapa area, terutama wilayah pedesaan dan daerah terpencil sering kali menghadapi tantangan seperti terbatasnya sarana baca, kualitas pendidikan yang bervariasi, dan pengaruh media digital yang mungkin menggantikan kegiatan membaca. Meskipun microlibrary ada, mereka masih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Pada akhirnya, kondisi ini menimbulkan kesenjangan literasi terutama kepada generasi muda yang termotivasi untuk belajar dan mengembangkan diri. Budaya dan minat membaca yang inklusif serta produktif di Bandung juga berakhir menjadi angan-angan belaka jika tidak ada intervensi yang tepat dan merata.

Maka dari itu, untuk mengatasi masalah ini, Wali Kota Bandung, M. Farhan, dapat menginisiasi program literasi yang kreatif sekaligus jelas dan sistematis bagi masyarakat, misalnya dengan mengadakan book club atau reading club di setiap kecamatan, workshop literasi bagi anak-anak dan remaja, serta lomba-lomba menulis cerita pendek atau novel.

Untuk mengawali penguasaan literasi komprehensif, Pemerintahan Farhan harus meninjau program latihan membaca sederhana di rumah dan di sekolah. Misalnya, membuat tujuan bagi setiap siswa untuk menyelesaikan setidaknya satu buku setiap minggu sekali atau membuat jadwal membaca wajib selama 15–20 menit di sekolah setiap pagi.

Pemimpin Kota Bandung ini dapat mengawal perluasan microlibrary, pojok baca, ataupun perpustakaan di titik-titik tempat strategis yang mudah diakses dan dijangkau seperti pasar, taman, pusat komunitas, bahkan sekitar minimarket sehingga masyarakat tidak kesulitan mengakses buku.

Pemerintah kota (Pemkot) Bandung bisa memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari pemanfaatan untuk menjangkau warga yang tinggal di daerah sulit akses atau sulit hadir secara fisik dengan tujuan tetap mampu menjaga minat baca meningkat secara merata, tidak hanya di pusat kota. Misalnya dengan membangun perpustakaan digital resmi yang berisi e-book, audiobook, dan platform belajar secara gratis sekaligus mudah diakses menggunakan HP.

Baca Juga: Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Orang nomor satu di Kota Bandung ini juga mestinya mampu memelopori gagasan kegiatan rutin seperti storytelling, book sharing, dan pelatihan menulis melalui kolaborasi dengan komunitas literasi, sekolah, dan kampus untuk menjadikan sebuah langkah agar membaca menjadi aktivitas sosial yang menarik dan menyenangkan.

Pemkot di bawah arahan pria kelahiran Bogor ini, turut perlu membuat program intervensi kepada kelompok yang memiliki minat baca rendah yang dapat diidentifikasi berdasarkan data peminjaman buku di microlibrary atau observasi komunitas literasi di lingkungan sekitar dan sekolah. Program ini dapat dilaksanakan melalui kelas membaca intensif atau workshop literasi digital.

Terakhir, melakukan pemantauan rutin minat baca melalui survei tahunan dan mencatat data buku yang paling sering dipinjam di microlibrary maupun perpustakaan wajib dilakukan oleh Pemkot Bandung, di bawah arahan Wali Kota M. Farhan sebagai evaluasi efektivitas dan kesesuaian program sekaligus strategi literasi secara berkelanjutan untuk warga Bandung. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Adellia Ramadhani
Telkom University, Bandung. Digital Public Relations 2024
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)