5 Bacaan Seru buat Kenal Agama dengan Cara yang Enggak Biasa

Arfi Pandu Dinata
Ditulis oleh Arfi Pandu Dinata diterbitkan Kamis 16 Okt 2025, 17:28 WIB
Sampul Buku "Anicca" (Sumber: gramedia.com)

Sampul Buku "Anicca" (Sumber: gramedia.com)

Kita sering merasa sudah akrab dengan agama. Tapi begitu diajak berdialog, atau sekadar mencoba mengenal agama di luar tradisi sendiri, tiba-tiba banyak hal jadi terasa asing.

Sangat wajar, sebab setiap agama punya cara pandang dan bahasanya yang khas. Yang sering terjadi, kita justru membaca agama lain dari kacamata kita sendiri. Lalu salah paham. Padahal mungkin tantangan terbesarnya bukan soal setuju atau tidak, tapi berani mencoba memahami agama lain sebagaimana para penganutnya menghayatinya.

Di titik ini, buku-buku menjadi penting, jadi jembatan. Bukan hanya untuk memahami agama yang berbeda, tapi juga untuk memandang ulang agama sendiri dengan cara yang lebih menantang dan seru.

Ada lima buku yang menurut saya menarik sekali untuk dibaca bagi kita yang ingin mengenal agama-agama dengan cara yang nyentrik. Berikut senarai bacaan yang bisa kita ubek-ubek sendiri.

1. Anicca: Kumpulan Puisi (2022)

Kita bisa memulai petualangan lintas iman ini lewat interaksi dengan dunia sastra. Anicca, antologi puisi karya Liswindio Apendicaesar, adalah salah satu cara paling indah untuk mengenal Buddha Dhamma.

Sampul Buku "Anicca". (Sumber: gramedia.com)
Sampul Buku "Anicca". (Sumber: gramedia.com)

Puisi-puisinya kaya dengan pandangan dunia yang Buddhist banget. Perenungan panjang tentang ketidakkekalan, kesunyian, dan pencarian makna dunia di tengah duka yang melanda segala hal yang ada.

Bagi saya, membaca Anicca bukan hanya soal menikmati keindahan diksi, tapi juga tentang belajar meresapi kebijaksanaan Buddha tanpa harus membaca teks-teks filosofis yang kaku. Buku ini memperlihatkan bahwa ajaran agama bisa hidup melalui estetika yang lembut sekaligus mengguncang. Melalui meditasi dalam kata, melalui narasi yang diolah menjadi karya kontemporer.

2. Kebalian: Konstruksi Dialogis Identitas Bali (2020)

Buku terjemahan dari karya cendikia Prancis, Michel Picard, ini mencoba mengurai soal identitas keagamaan dan kebudayaan Bali terbentuk lewat interaksi panjang antara kolonialisme, modernitas, desakan negara, dan tradisi lokal.

Sampul Buku "Kebalian: Konstruksi Dialogis Identitas Bali". (Sumber: gramedia.com)
Sampul Buku "Kebalian: Konstruksi Dialogis Identitas Bali". (Sumber: gramedia.com)

Yang menarik, Kebalian tidak berhenti di tataran deskriptif, ia mengajak kita untuk berpikir mendalam. Lewat telaahnya, kita diajak melihat bahwa agama bukan sesuatu yang jatuh dari langit dalam bentuk final. Ia tumbuh, bernegosiasi, dan bertransformasi di tengah sejarah dan relasi kuasa.

Di sinilah letak pentingnya buku ini. Ia menegaskan bahwa agama selalu lahir di ruang kritis. Tempat ketika religi, kekuasaan, dan kebudayaan saling menguji dan menafsir ulang. Bacalah, menamatkan buku ini bisa bikin kita merasa agak lebih pede. Dan entah, sedikit keren juga.

3. Labirin Kehidupan (Jilid 1, 2, dan 3) (2016, 2020, 2025)

Pdt. Joas Adiprasetya, seorang profesor teologi Protestan, memintal ajaran Kekristenan dengan cara yang akrab dan membumi. Dalam tiga jilid buku ini, teologi ditempatkan di tengah kehidupan sehari-hari, bukan di menara gading akademis.

Sampul Buku  "Labirin Kehidupan 3" (Sumber: bpkgunungmulia.com)
Sampul Buku "Labirin Kehidupan 3" (Sumber: bpkgunungmulia.com)

Saya selalu suka dan menantikan setiap jilidnya. Susunan bab demi bab terasa penuh tapi tetap ringan, ringan tapi tetap mendalam. Di tangan sang pena, teologi bukan sekadar dogma, ia hadir sebagai praksis, sebagai cara hidup yang melihat dunia dikelilingi oleh keajaiban dan khazanah iman.

Buku ini bisa menjadi rujukan bagi semua orang, baik pembaca awam yang ingin memahami, maupun mereka yang sudah akrab dengan teologi. Tipis, jernih, sederhana, tapi sama sekali tidak “murahan.”

4. Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu (2000)

Dalam peta studi agama di Indonesia, buku ini terasa seperti angin segar. Ia memecah kebuntuan dan menjadi salah satu referensi yang oke tentang Konghucu di negeri ini. Ditulis oleh M. Ihsan Tonggok, seorang akademisi studi agama-agama, buku ini hadir dengan pendekatan yang serius dan sistematis.

Sampul Buku "Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu". (Sumber: berandabaca.bentarabudaya.com)
Sampul Buku "Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu". (Sumber: berandabaca.bentarabudaya.com)

Menariknya, penulis bukan penganut Konghucu. Namun lewat riset, ia menunjukkan bahwa memahami agama lain bukan soal keanggotaan, melainkan soal keterbukaan dan kesediaan untuk mendengar. Spirit ini yang buat saya penting dilakukan oleh kita-kita.

Membacanya membuat saya sadar bahwa Konghucu bukan sekadar agama, filsafat, atau etika, tapi sebuah cara hidup yang terus bergema di masa kini.

5. Ngaji Fikih: Pemahaman Tekstual dengan Aplikasi yang Kontekstual (2020)

Buku ini membawa kita masuk ke dunia fikih Islam dengan cara yang cerdas dan menyenangkan. Gus Nadir, sang penulis, menunjukkan bahwa fikih yang sering dianggap kaku dan penuh hukum-hukum hitam putih, sebenarnya sangat dinamis dan terbuka terhadap perubahan zaman.

Sampul Buku "Ngaji Fikih: Pemahaman Tekstual dengan Aplikasi yang Kontekstual". (Sumber: bukukita.com)
Sampul Buku "Ngaji Fikih: Pemahaman Tekstual dengan Aplikasi yang Kontekstual". (Sumber: bukukita.com)

Dengan gaya tulis yang ringan tapi tajam, ia memadukan teks klasik dengan konteks kekinian. Bagi saya, karya ini penting bukan hanya untuk memahami Islam, tapi juga untuk belajar mengasah nalar dalam membaca ajaran agama.

Buku ini berhasil menyajikan yang paling teoritis hingga contoh-contoh yang kadang bikin “heboh”, tapi justru di situlah letak kesegarannya. Dan percayalah, selesai baca ini kita bisa melihat perbedaan praktik beragama dengan lebih tenang.

Catatan Kecil

Lima buku ini hanya kumpulan bacaan yang acak. Tidak ada urutan khusus, tidak harus dibaca secara sistematis dari satu ke yang lain. Suka-sukalah, diselingi dengan buku lain, atau sambil mencari bacaan pengantar yang lebih dasar pun boleh. Intinya, buku-buku ini hanyalah pemantik kecil dari khazanah besar agama-agama yang perlu kita kenali.

Yang menarik, kelima buku ini menunjukkan bahwa cara belajar agama tidak pernah satu versi. Ia bisa hadir lewat sastra, kajian kritis, atau refleksi yang kadang rumit tetapi menggetarkan. Kadang kita memulai dari hal yang tinggi dulu, baru mundur ke dasar, dan itu tidak apa-apa.

Bagi saya pribadi, buku-buku semacam ini seperti secercah harapan di tengah minimnya literatur tentang agama-agama yang benar-benar “berdaging”, dalam bahasa Indonesia. Kelima bacaan ini juga membuktikan bahwa menyoal agama tidak harus berakhir pada jargon toleransi yang basa-basi atau bahkan yang sok moralis.

Nilai-nilainya justru menyelinap halus, mengajak kita membuka diri, berpikir ulang, dan kadang, ya, sedikit terguncang oleh kenyataan-kenyataan yang disodorkan. Namun di situlah letak serunya. Barangkali di situ juga spiritualitas kita menemukan bentuknya yang paling jujur. Bukan di puncak keyakinan, melainkan di ruang baca yang penuh rasa ingin tahu. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Arfi Pandu Dinata
Menulis tentang agama, budaya, dan kehidupan orang Sunda
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

5 PR Literasi Religi Kita

Ayo Netizen 15 Okt 2025, 20:12 WIB
5 PR Literasi Religi Kita

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)