Dari Falsafah ke Konten Digital: Perjalanan Gaya Komunikasi Publik di Jawa Barat

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Kamis 16 Okt 2025, 14:58 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Pemkot Depok)

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Pemkot Depok)

Komunikasi publik selalu menjadi kunci bagi seorang pemimpin dalam menjalin kedekatan dengan masyarakat. Di Jawa Barat, pola komunikasi para pemimpin terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman, dari falsafah sederhana hingga strategi digital. Namun, di balik perubahan itu, ada satu hal yang tetap hadir: jejak kearifan lokal Sunda yang menjadi dasar harmoni sosial.

Pada awal 1970-an, Jawa Barat dipimpin oleh Aang Kunaefi, seorang gubernur yang meninggalkan warisan komunikasi sederhana namun bermakna. Aang memperkenalkan falsafah 4UR: sakasur, sadapur, salembur, sagubernur. Prinsip ini mengajarkan toleransi dan kebersamaan, rukun dalam rumah tangga (sakasur), menjaga harmonisasi antar keluarga (sadapur), mempererat hubungan dengan tetangga (salembur), hingga memperluas persaudaraan ke tingkat provinsi (sagubernur).

Komunikasi publik ini efektif di zamannya. Tanpa mikrofon modern atau media sosial, pesan yang sederhana dan mudah diingat itu mampu menembus ruang-ruang kehidupan masyarakat Jawa Barat. Falsafah tersebut bukan sekadar slogan, tetapi ajakan moral yang menjadi bagian dari perilaku keseharian.

Seiring perkembangan teknologi, komunikasi publik ikut bergeser ke ruang digital. Media sosial menjadi panggung baru bagi pemimpin untuk hadir di tengah warganya. Video pendek, desain visual, dan humor ringan khas menjadi bagian dari strategi komunikasi yang mampu menjangkau jutaan orang dalam hitungan detik.

Di era ini, pemimpin tampil bukan hanya sebagai pejabat di podium resmi, tetapi juga melalui unggahan di media sosial Facebook, Instagram, TikTok, atau platform X yang segera mendapat respons dari warganet. Kehadiran gaya digital ini membuat generasi muda merasa dekat, meski tidak jarang kritik muncul. Publik sering mengingatkan bahwa komunikasi di media sosial harus dibarengi dengan solusi nyata.

Di tengah derasnya arus digital, muncul pula gaya komunikasi publik yang kembali menekankan identitas budaya Sunda. Pemimpin Jawa Barat dalam periode ini menghadirkan narasi tradisi, mengenalkan filosofi leluhur, hingga menjadikan simbol lokal sebagai cara membangun kedekatan.

Blusukan ke desa, berdialog dengan bahasa rakyat, atau menyelipkan cerita wayang dalam pidato menjadi sarana komunikasi yang membumi. Cara ini menunjukkan bahwa meski dunia digital berkembang, sentuhan budaya tetap memiliki kekuatan emosional yang mendalam.

Resonansi Publik dan Dinamika Pelayanan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)

Setiap gaya komunikasi publik meninggalkan kesan tersendiri di mata publik. Pada masa Aang Kunaefi, masyarakat mengenang gaya komunikasinya yang meneduhkan dan membangun rasa “guyub”. Di era media sosial, warga menikmati interaksi langsung dengan pemimpinnya dengan merespons, mengkritik, atau bahkan bercanda di kolom komentar. Komunikasi publik tidak lagi satu arah, melainkan dialog dua arah yang lebih terbuka.

Namun, interaksi yang cepat ini juga memunculkan tantangan baru. Kecepatan komunikasi publik sering kali tidak diimbangi dengan kecepatan birokrasi. Respons pemimpin di media sosial bisa seketika, tetapi realisasi kebijakan dan pelayanan publik tetap harus melewati jalur administrasi yang panjang. Di sisi lain, publik yang terbiasa dengan ritme digital berharap hasil yang instan.

Ketimpangan tempo antara komunikasi dan birokrasi ini berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik. Jika tidak dikelola dengan baik, kredibilitas pemerintah bisa terganggu, karena publik menilai dari kecepatan tanggapan, bukan kompleksitas proses birokrasi.

Dinamika ini menjadi pelajaran penting bagi birokrasi. Aparatur pemerintah harus mampu beradaptasi terhadap cepatnya arus komunikasi publik, tanpa mengorbankan prinsip tata kelola dan akuntabilitas. Transparansi, koordinasi lintas instansi, dan inovasi pelayanan menjadi kunci agar birokrasi tetap relevan di era serba cepat.

Namun lebih dari itu, penguatan literasi numerasi birokrasi menjadi kebutuhan mendesak. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga memahami konteks sosial dari informasi yang beredar, sehingga respons kebijakan menjadi lebih tepat dan empatik. Sementara itu, numerasi membantu aparatur memahami juga menggunakan angka dan data dalam pengambilan keputusan, agar setiap pernyataan publik memiliki dasar yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan bekal literasi numerasi yang kuat, birokrasi dapat menyaring informasi, membaca tren publik, serta merumuskan pelayanan berbasis data yang responsif dan kredibel. Birokrasi yang cerdas bukan hanya cepat menjawab, tetapi juga tepat sasaran dalam menindaklanjuti.

Pegawai pemerintah di era sekarang perlu memahami bagaimana informasi tersebar, bagaimana opini terbentuk, dan bagaimana kepercayaan dibangun. Dengan begitu, kecepatan komunikasi publik dapat diimbangi dengan kecepatan respon kebijakan yang profesional tanpa melanggar aturan, tetapi tetap menjaga ritme kepercayaan publik.

Seperti pesan dari falsafah 4UR, kedekatan bukan sekadar jarak fisik, tetapi juga kedekatan hati dan niat baik. Komunikasi publik yang kuat akan memperkuat jembatan kepercayaan antara pemerintah dan rakyatnya, sementara birokrasi yang adaptif memastikan jembatan itu kokoh dan berfungsi.

Perjalanan komunikasi publik di Jawa Barat menunjukkan bahwa setiap era memiliki wajah dan caranya sendiri dari falsafah yang mudah diingat, konten digital yang viral, hingga simbol budaya yang membumi. Semua bentuk komunikasi itu sejatinya berpijak pada nilai yang sama yaitu kearifan lokal Sunda yang menekankan harmoni dan kebersamaan.

Namun, suara publik selalu mengingatkan bahwa komunikasi bukanlah tujuan akhir. Seperti pepatah Sunda, “caina herang, laukna beunang” komunikasi yang jernih harus berbuah manfaat nyata bagi kehidupan warga.

Tantangan terbesar komunikasi publik hari ini bukan sekadar tampil dekat, tetapi bagaimana membangun trust yang tahan lama. Sebab, pada akhirnya, komunikasi yang paling berpengaruh bukan yang paling cepat, melainkan yang paling tulus dan menunjukan keberpihakan. Seperti pepatah sunda bagi pemimpin, raja mah kudu bisa ngapung, nerus bumi, jeung napak sancang, mampu berpikir tinggi, menjaga keseimbangan, dan tetap berpijak pada rakyatnya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional LAN RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

5 PR Literasi Religi Kita

Ayo Netizen 15 Okt 2025, 20:12 WIB
5 PR Literasi Religi Kita

News Update

Ayo Biz 16 Okt 2025, 20:01 WIB

Warisan Lampau Braga yang Menyulap Bandung Jadi Magnet Wisata dan Bisnis Kreatif

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota.
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 19:00 WIB

Bisakah Mengurangi Korban Banjir dengan Teknologi?

Bisakah sistem prediksi dan peringatan dini banjir mengurangi korban banjir Sungai Citarum?
Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 18:10 WIB

Kalah Lagi di Denmark Open 2025, Senjakala Prestasi Anthony Sinisuka Ginting?

Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, kembali harus terhenti di babak awal.
Anthony Sinisuka Ginting. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 17:28 WIB

5 Bacaan Seru buat Kenal Agama dengan Cara yang Enggak Biasa

Bukan hanya untuk memahami agama yang berbeda, tapi juga untuk memandang ulang agama sendiri dengan cara yang lebih menantang dan seru.
Sampul Buku "Anicca" (Sumber: gramedia.com)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 17:09 WIB

Ketimpangan Akses Kesehatan di Jabar yang Masih Membayangi dan Upaya Menuju Gaya Hidup Sehat

Pemerataan akses pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Jabar termasuk Bandung, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pinggiran dan bekerja di sektor informal.
Pemerataan akses pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Jabar termasuk Bandung, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pinggiran dan bekerja di sektor informal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 16:39 WIB

Kisah Dodit Mulyanto Ikut Bersaing dalam Cerita Film Berdasarkan Thread

Film yang berangkat dari kisah viral yang bertebaran di media sosial menjadi sebuah perjalanan baru bagi perfilman Indonesia
Poster film Rumah Dinas Bapak. (Sumber: Netflix)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 15:19 WIB

Seribu Wajah, Satu Harapan: Anak Down Syndrome dan Jalan Panjang Penerimaan

Di balik wajah khas yang disebut “seribu wajah”, anak-anak Down syndrome menyimpan dunia yang tak semua orang mau menyelami.
Di balik wajah khas yang disebut “seribu wajah”, anak-anak Down syndrome menyimpan dunia yang tak semua orang mau menyelami. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 14:58 WIB

Dari Falsafah ke Konten Digital: Perjalanan Gaya Komunikasi Publik di Jawa Barat

Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan publiknya adalah pemimpin yang akan selalu dikenang sepanjang masa.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Pemkot Depok)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 12:44 WIB

Eskalasi Kekecewaan terhadap MBG: Perspektif Kualitas Kebijakan

Eskalasi kekecewaan terhadap MBG bukan hanya sekadar masalah administratif.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) (Sumber: Pemprov Jateng)
Ayo Jelajah 16 Okt 2025, 11:47 WIB

Sejarah Sanatorium Pacet Cianjur, Pusat Pengobatan TBC Pertama di Priangan

Sanatorium Pacet Cianjur berdiri 1919 sebagai salah satubpusat perawatan TBC paling awal di Hindia Belanda dan pelopor sanatorium paru di Nusantara.
Bangunan Sanatorium Pacet Cianjur. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 10:02 WIB

Akaza di Demon Slayer: Sisi Manusia di Balik Iblis

Akaza di Demon Slayer: Infinity Castle (2025) bukan sekadar antagonis.
Pertarungan sengit antara Akaza dan Tanjiro di Demon Slayer: Infinity Castle (2025) menampilkan visual sinematik memukau dan emosi yang intens. (Sumber: Crunchyroll)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 08:09 WIB

Sejumlah Masalah Timbul dari Jam Operasional Truk yang Melanggar Aturan

Permasalahan jam operasional truk memang belum menjadi perhatian khusus tapi isu ini sangat penting dibahas.
Jam Operasional Kendaraan besar seperti truk seringkali menjadi salah satu penyebab kemacetan di daerah kopo, cibaduyut dan cangkuang (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Jelajah 15 Okt 2025, 21:15 WIB

Sejarah Pindad, Pindah ke Bandung Gegara Perang Dunia

Jejak sejarah PT Pindad dimulai dari bengkel senjata era Daendels di Surabaya hingga menjadi perusahaan pertahanan terbesar Indonesia yang bermarkas di Bandung.
Para buruh sedang bekerja di Artillerie Constructie Winkel (ACW), cikal bakal PT Pindad di Bandung. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 20:12 WIB

5 PR Literasi Religi Kita

Di sinilah letak masalah literasi religi, kita masih punya banyak PR yang belum selesai.
Di sinilah letak masalah literasi religi, kita masih punya banyak PR yang belum selesai. (Sumber: Pexels/Janko Ferlic)
Ayo Biz 15 Okt 2025, 19:25 WIB

Regenerasi Rasa Lokal yang Menghidupkan Bisnis Kuliner Bandung

Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap.
Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 18:22 WIB

Disiplin, Penuntun Kesadaran

Disiplin bukan soal patuh pada aturan, tapi perjalanan panjang menuntun diri menuju kesadaran.
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 17:11 WIB

Event Rakyat dan Tren Konten Horor: Memulangkan Martabat Abangan sebagai Agama Rakyat

Kita sendiri adalah anak kandung dari abangan yang perlahan dipatuhkan lewat pembinaan agama yang sangat masif.
Setelah ’65 abangan dituding ateis, antek komunis, dan dibasmi habis. Namun begitu agama rakyat ini tidak pernah benar-benar hilang. (Sumber: Pexels/afiful huda)
Ayo Biz 15 Okt 2025, 17:07 WIB

Keju Meleleh Masih Jadi Primadona: Tren Kuliner Kekinian yang Menggairahkan Bisnis Resto di Bandung

Mozzarella bukan sekadar bahan pelengkap, tapi telah menjelma menjadi ikon kuliner kekinian yang terus menggairahkan pasar makanan di Bandung.
Mozzarella bukan sekadar bahan pelengkap, tapi telah menjelma menjadi ikon kuliner kekinian yang terus menggairahkan pasar makanan di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 15:39 WIB

Pemotongan Dana Transfer Daerah dan Efisiensi Fiskal Jawa Barat

Krisis fiskal Jawa Barat menjadi momentum reformasi anggaran.
Krisis fiskal Jawa Barat menjadi momentum reformasi anggaran. (Sumber: Unsplash/ Mufid Majnun)
Ayo Biz 15 Okt 2025, 15:31 WIB

Membaca Gen Z di Bandung: Generasi Kreatif yang Rentan Terputus dari Realitas

Generasi Z tumbuh dalam era digital yang serba cepat, di mana teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan bagian dari identitas dan cara hidup.
Generasi Z tumbuh dalam era digital yang serba cepat, di mana teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan bagian dari identitas dan cara hidup. (Foto: Freepik)