Regenerasi Rasa Lokal yang Menghidupkan Bisnis Kuliner Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 15 Okt 2025, 19:25 WIB
Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung kembali merayakan rasa lokal. Di tengah geliat industri kuliner yang terus berkembang, makanan tradisional justru menunjukkan gaya hidup baru. Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap.

Salah satu contoh yang menonjol adalah program “Semilir Pagi” dari Ramu Saji Heritage. Setiap akhir pekan, resto ini menyajikan sarapan khas Indonesia dengan pendekatan yang hangat dan perlahan.

“Kami ingin menghadirkan rasa yang familiar dan membumi, sesuatu yang langsung terasa 'rumah' sejak suapan pertama,” ujar pemilik Ramu Saji Heritage, Asoka Remadja.

Menu utama Semilir Pagi adalah nasi kuning yang disajikan dengan pilihan tuna rempah atau cumi asap. Tuna rempah merupakan hidangan khas Ramu Saji Heritage dengan racikan bumbu smoky dan karakter rasa yang kaya.

“Untuk melengkapi pengalaman Semilir Pagi, kami memperkenalkan racikan baru Cumi Asap, dibuat khusus untuk sarapan akhir pekan,” jelas Asoka.

Kehadiran urap segar dan dua pilihan sambal, ijo dan merah menambah kekayaan rasa yang sangat nusantara. Kombinasi asap, rempah, dan sayur menciptakan harmoni pagi yang tidak hanya menggugah selera, tapi juga menghidupkan kembali memori dapur rumah. Menu ini menjadi bukti bahwa tradisi bisa tampil modern tanpa kehilangan esensinya.

Harga yang ditawarkan pun ramah di kantong. Dengan Rp 28.000, pengunjung sudah bisa menikmati sepiring nasi kuning cumi asap dan segelas teh manis. Strategi harga ini menjadikan Semilir Pagi inklusif dan menjangkau berbagai lapisan masyarakaT.

“Pengunjung dapat menikmati aneka sajian Semilir Pagi mulai dari Rp 20.000 saja,” ujar Asoka.

Ramu Saji Heritage bukan satu-satunya pelaku yang mengangkat kuliner tradisional sebagai kekuatan bisnis. Di berbagai sudut Bandung, resto dan kafe mulai mengemas ulang menu klasik dengan pendekatan visual dan narasi yang lebih segar. Tradisi tidak lagi diposisikan sebagai masa lalu, melainkan sebagai identitas yang relevan dan berdaya jual.

Menurut data resmi dari Open Data Kota Bandung, jumlah rumah makan, restoran, dan kafe di Bandung meningkat dari 6.800 pada tahun 2020 menjadi 8.513 pada akhir 2024. Lonjakan ini menunjukkan bahwa bisnis kuliner, termasuk yang mengusung tema tradisional, terus berkembang dan berkontribusi pada ekonomi lokal.

Jam operasional Ramu Saji Heritage pun disesuaikan untuk mendukung pengalaman makan yang tenang dan tidak tergesa. Dari Senin hingga Jumat, resto ini buka pukul 11.00–21.00, sementara akhir pekan dimulai lebih pagi untuk menyambut Semilir Pagi.

“Kami ingin mengajak khalayak Bandung terutama untuk menikmati pagi dengan lebih perlahan, hangat dan tidak tergesa,” jelas Asoka.

Konsep sarapan perlahan ini sejalan dengan gaya hidup urban yang semakin menghargai waktu dan kualitas. Di tengah ritme kota yang cepat, Semilir Pagi menjadi ruang jeda yang menawarkan kehangatan dan rasa. Pilihan menu yang membumi dan penyajian yang estetik menjadi kekuatan utama.

Nasi kuning yang biasanya hadir dalam acara syukuran atau sarapan rumahan, kini tampil sebagai sajian utama yang layak bersanding dengan menu brunch modern. Hal ini menunjukkan bahwa makanan tradisional bisa tampil elegan dan tetap otentik.

Tren ini juga membuka peluang besar bagi pelaku usaha kuliner lainnya. Dengan mengemas ulang menu tradisional secara kreatif, mereka bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Bandung, dengan keragaman kulinernya, menjadi ladang subur bagi inovasi yang tetap berpijak pada akar budaya.

“Kami memilih nasi kuning sebagai elemen utama Semilir Pagi karena kami ingin menghadirkan rasa yang familiar dan membumi,” kata Asoka.

Menurut publikasi tahunan “Kota Bandung Dalam Angka 2025” dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ekonomi kreatif, termasuk kuliner, menjadi salah satu penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kota. Hal ini memperkuat posisi kuliner tradisional sebagai aset ekonomi yang tidak hanya lestari, tapi juga kompetitif.

Semilir Pagi menjadi bukti bahwa kuliner tradisional bukan hanya soal warisan, tapi juga soal adaptasi. Ramu Saji Heritage berhasil mengangkat nasi kuning dari dapur rumah ke panggung utama resto, tanpa kehilangan kehangatan dan makna. Ini adalah bentuk regenerasi rasa yang menginspirasi.

“Kami percaya bahwa masa depan kuliner Indonesia justru terletak pada akar-akar lokal yang dirawat dengan cinta dan kreativitas,” pungkas Asoka.

Alternatif kuliner Bandung atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/9pVfAkwxZK
  2. https://s.shopee.co.id/7KoKCDADO8
  3. https://s.shopee.co.id/10uGedW9y9
  4. https://s.shopee.co.id/30fL2Lk52V
  5. https://s.shopee.co.id/6VFDConCfM

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 15 Okt 2025, 21:15 WIB

Sejarah Pindad, Pindah ke Bandung Gegara Perang Dunia

Jejak sejarah PT Pindad dimulai dari bengkel senjata era Daendels di Surabaya hingga menjadi perusahaan pertahanan terbesar Indonesia yang bermarkas di Bandung.
Para buruh sedang bekerja di Artillerie Constructie Winkel (ACW), cikal bakal PT Pindad di Bandung. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 20:12 WIB

5 PR Literasi Religi Kita

Di sinilah letak masalah literasi religi, kita masih punya banyak PR yang belum selesai.
Di sinilah letak masalah literasi religi, kita masih punya banyak PR yang belum selesai. (Sumber: Pexels/Janko Ferlic)
Ayo Biz 15 Okt 2025, 19:25 WIB

Regenerasi Rasa Lokal yang Menghidupkan Bisnis Kuliner Bandung

Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap.
Dari nasi kuning hingga urap segar, sajian warisan nenek moyang kini tampil sebagai menu utama di berbagai resto dan kafe, bukan sekadar pelengkap. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 18:22 WIB

Disiplin, Penuntun Kesadaran

Disiplin bukan soal patuh pada aturan, tapi perjalanan panjang menuntun diri menuju kesadaran.
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 17:11 WIB

Event Rakyat dan Tren Konten Horor: Memulangkan Martabat Abangan sebagai Agama Rakyat

Kita sendiri adalah anak kandung dari abangan yang perlahan dipatuhkan lewat pembinaan agama yang sangat masif.
Setelah ’65 abangan dituding ateis, antek komunis, dan dibasmi habis. Namun begitu agama rakyat ini tidak pernah benar-benar hilang. (Sumber: Pexels/afiful huda)
Ayo Biz 15 Okt 2025, 17:07 WIB

Keju Meleleh Masih Jadi Primadona: Tren Kuliner Kekinian yang Menggairahkan Bisnis Resto di Bandung

Mozzarella bukan sekadar bahan pelengkap, tapi telah menjelma menjadi ikon kuliner kekinian yang terus menggairahkan pasar makanan di Bandung.
Mozzarella bukan sekadar bahan pelengkap, tapi telah menjelma menjadi ikon kuliner kekinian yang terus menggairahkan pasar makanan di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 15:39 WIB

Pemotongan Dana Transfer Daerah dan Efisiensi Fiskal Jawa Barat

Krisis fiskal Jawa Barat menjadi momentum reformasi anggaran.
Krisis fiskal Jawa Barat menjadi momentum reformasi anggaran. (Sumber: Unsplash/ Mufid Majnun)
Ayo Biz 15 Okt 2025, 15:31 WIB

Membaca Gen Z di Bandung: Generasi Kreatif yang Rentan Terputus dari Realitas

Generasi Z tumbuh dalam era digital yang serba cepat, di mana teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan bagian dari identitas dan cara hidup.
Generasi Z tumbuh dalam era digital yang serba cepat, di mana teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan bagian dari identitas dan cara hidup. (Foto: Freepik)
Ayo Jelajah 15 Okt 2025, 12:35 WIB

Jejak Kerajaan Sumedang Larang, Pewaris Pajajaran yang Lahir di Kaki Gunung Tampomas

Bermula dari pelarian keturunan Galuh, Sumedang Larang bangkit di bawah cahaya Prabu Tajimalela dan menjadi penerus sah kerajaan Sunda terakhir.
Potret Gunung Tampomas di Sumedang tahun 1890-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 12:35 WIB

Critical Thinking sebagai Fondasi Epistemologis Pembelajaran Andragogi

Membangun kesadaran kritis dan transformasi diri melalui critical thinking dan transformative learning sebagai fondasi perubahan.
Membangun kesadaran kritis dan transformasi diri melalui critical thinking dan transformative learning sebagai fondasi perubahan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 09:51 WIB

Tren 10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat, antara Kekerasan Finansial atau Realitas Sosial

Konten 10 Ribu di tangan Istri yang tepat banyak menuai kontra dari sebagian besar pengguna media sosial.
Polemik Tren 10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 15 Okt 2025, 07:09 WIB

Pasar Seni ITB dan Gerak Ekonomi Bandung

Pasar Seni ITB menyimpan potensi ekonomi yang besar bagi ekosistem kreatif kota.
Konferensi Pers Pasar Seni ITB 2025 di International Relation Office (IRO) ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Selasa 7 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 20:07 WIB

Tragedi Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny, Cermin Tanggung Jawab Kita Semua

Duka mendalam atas tragedi ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny memberikan kita banyak pelajaran.
Data sementara menunjukkan, 67 orang tewas dalam ambruknya gedung Ponpes Ponpes Al Khoziny. (Sumber: BNPB | Foto: Danung Arifin)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 18:02 WIB

Budaya, Agama, dan Sepak Bola Arab Saudi

Terlepas pada beredar  pro kontranya, namun kalau melihat pada perkembangan sepak bola Arab Saudi begitu pesat. 
King Saud University Stadium di Riyadh, Arab Saudi. (Sumber: Wikimedia Commons/Alina.chiorean)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 17:30 WIB

Modernisme Linguistik

Elemen bahasa adalah zat sederhana yang berisi pengidentifikasian bahasa yang dibagi menjadi dua bagain yaitu elemen bentuk dan elemen makna.
Ilustrasi seorang pria membaca buku. (Sumber: Pexels/Daniel Lee)
Ayo Biz 14 Okt 2025, 17:20 WIB

Naik Gunung Demi Gengsi: FOMO Generasi Muda yang Menghidupkan Industri Outdoor

Gunung bukan lagi sekadar tempat pelarian dari rutinitas, bagi generasi milenial dan Gen Z, mendaki telah menjelma menjadi simbol gaya hidup, pencarian jati diri, dan eksistensi sosial.
Gunung bukan lagi sekadar tempat pelarian dari rutinitas. Bagi generasi milenial dan Gen Z, mendaki telah menjelma menjadi simbol gaya hidup, pencarian jati diri, dan eksistensi sosial. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 17:02 WIB

Pesantren, Wajah Islam Damai

Inilah pesantren wajah damai Islam yang menjadi cita-cita bersama dalam membangun kehidupan bangsa dan negara yang adil, sejahtera dan beradab ini.
Lomba cerdas cermat, pidato, mewarnai, kaligrafi dan fashion show, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024 yang mengambil tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 16:11 WIB

Sebuah Refleksi Kritis tentang 'Penyebaran Agama' dan Kebebasan Beragama

Pertemuan agama dunia dan lokal selalu perlu dibicarakan ulang, antara hak untuk percaya dan hak untuk dibiarkan dengan keyakinannya.
Kebebasan beragama sejati berarti memiliki kedua hak itu sekaligus, hak untuk berubah, dan hak untuk tidak diubah. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Biz 14 Okt 2025, 15:56 WIB

Ruang Tunggu yang Tak Lagi Menunggu: Gerakan Warga Menghidupkan Halte Bandung

Komunitas ini percaya bahwa halte bukan sekadar tempat menunggu bus, melainkan simpul penting dalam sistem mobilitas kota.
Komunitas Rindu Menanti percaya bahwa halte bukan sekadar tempat menunggu bus, melainkan simpul penting dalam sistem mobilitas kota. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 15:00 WIB

Budaya Mistis yang Menghambat Pemulihan Kasus Skizofernia

Budaya mistis masih mendahulukan pengobatan mental dengan datang ke dukun ketimbang langsung datang ke ahli kesehatan.
Jika merujuk dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, diperkirakan sekitar 450 ribu masyarakat Indonesia merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat. (Sumber: Pexels/Kodi Baines)