Budaya, Agama, dan Sepak Bola Arab Saudi

Encep Dulwahab
Ditulis oleh Encep Dulwahab diterbitkan Selasa 14 Okt 2025, 18:02 WIB
King Saud University Stadium di Riyadh, Arab Saudi. (Sumber: Wikimedia Commons/Alina.chiorean)

King Saud University Stadium di Riyadh, Arab Saudi. (Sumber: Wikimedia Commons/Alina.chiorean)

Menarik melihat Arab Saudi yang ditunjuk sebagai tuan rumah pada putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026, khusus untuk zona AFC. Terlepas pada beredar  pro kontranya, namun kalau melihat pada perkembangan sepak bola Arab Saudi begitu pesat. 

Sudah hampir 20 tahun, sepak bola di Arab Saudi menjadi salah satu hiburan yang menarik dan mendapat perhatian masyarakat Arab Saudi yang luar biasa. Animo masyarakat Arab Saudi terhadap sepakbola tidak lepas dari prestasi timnasnya yang berhasil lolos World Cup  6 kali sejak tahun 1994 di Amerika Serikat. Kemudian tahun 1998 di Prancis, 2002 di Korea Selatan dan  Jepang,  tahun 2006  di Jerman, tahun 2018 di Rusia, dan tahun 2022 di Qatar.

Ada keunikan sepakbola Arab Saudi, yang tidak bisa lepas dari budaya setempat dan agama yang dianut masyarakatnya. Arab Saudi yang mempunyai basis pendukung sepakbolanya beragama Islam, menjadikan agama ini sebagai tuntunan dan rujukan moral, etika, dan aturan dalam agama Islam sebagai bagian dalam menjalankan kegiatan olahraga sepak bola. 

Sebagaimana bisa dilihat pada perhelatan setiap pertandingan, seperti penyesuaian jadwal pertandingan dengan waktu salat jangan sampai bertabrakan, tradisi doa bersama para pemain dan suporter di stadion, sampai pengaturan cara berpakaian para penonton, dan perilaku yang sesuai dengan syariah di ruang publik selama perhelatan berlangsung.

Sepakbola di Arab Saudi juga merupakan media yang sangat penting masyarakat Arab Saudi dalam mengekspresikan identitas agama Islam. Klub-klub besar yang bermain di liga Arab Saudi, maupun tim nasional Arab Saudi, sering kali dilihat bukan sebagai negara, melainkan sebagai representasi umat muslim pada level dunia. 

Para fans ketika mendukung timnya senantiasa membawa berbagai atribut yang merupakan bagian dari ikon keagamaan, dan kalau timnya meraih kemenangan, maka secara otomatis akan dianggap sebagai kemenangan umat Islam, khususnya umat Islam di Arab Saudi. Bukan sebatas kemenangan tim sepakbola Arab Saudi. Kesan agamalah yang kuat mengemuka.  

Sadar akan hal itu, wajar kalau pemerintah Arab Saudi sekarang melakukan investasi besar-besaran dalam mengembangkan liga domestiknya, dalam rangka mempromosikan budaya juga agama pada skala yang lebih luas, yaitu ke berbagai belahan dunia. Pemerintah Arab Saudi sadar betul kalau cabang olahraga sepak bola bisa dijadikan media untuk membangun brand sebagai negara muslim yang modern, terbuka, dan memiliki pikiran visioner. 

Oleh karena itu, liga-liga domestiknya banyak mendatangkan para pemain bintang yang sudah malang melintang di berbagai kasta kompetensi elit dunia. Setingkat Christian Ronaldo sudah lama bermain di Arab Saudi, yang jejaknya diikuti oleh sederet bintang sepakbola top lainnya, seperti  Karim Benzema, N’Golo Kanté, Riyad Mahrez, Sadio Mané, Rúben Neves, Sergej Milinković-Savić, Moussa Diaby,  dan Darwin Núñez.

Ilustrasi fans sepak bola di Jazirah Arab. (Sumber: Pexels/Eslam Mohammed Abdelmaksoud)
Ilustrasi fans sepak bola di Jazirah Arab. (Sumber: Pexels/Eslam Mohammed Abdelmaksoud)

Program pemerintah ini juga didukung oleh manajemen klub sepakbolanya yang sudah mengadopsi pola-pola manajemen klub elit Eropa, yang membuat para penggemarnya semakin mencintai dan memberikan dukungan penuh pada tim-timnya ketika bermain. 

Para penggemar fanatiknya juga senantiasa menunjukkan identitas lokal, budaya dan kekhasan lainnya, dipamerkan pada publik. Seperti klub di Riyadh dan Jeddah yang kental dengan atribut kedaerahannya. Mereka membuat lagu-lagu yang khas, yel-yel berbahasa Arab yang unik, simbol-simbol ciri khas daerah, merchandising dan jingle suporter yang kreatif dan penuh unsur kearifan lokalnya.

Meskipun memiliki kecintaan yang fanatik pada klubnya, namun para penggemar dan pengelola sepak bolanya, tetap saja taat dan patuh pada norma dan agama. Norma, budaya lokal, dan aturan sosial benar-benar ditaati oleh para suporter di dalam maupun di luar stadion. 

Ada banyak batasan interaksi fisik, mulai dari pelukan, sampai ciuman, cara berpakaian sangat sopan dan bahkan masih banyak yang menggunakan pakaian khas Arab Saudi, pelarangan meminum minuman yang beralkohol, sebagaimana kebanyakan pendukung sepak bola yang begitu kental dengan minuman beralkohol. 

Inilah cara bangsa Arab Saudi yang bisa menjaga keseimbangan, antara mempertahankan identitas budaya mereka, dengan tetap mengikuti perkembangan dunia, dan terus konsisten memajukan sepak bola, yang terus bisa berpartisipasi pada hajat akbar sepakbola sejagat, World Cup. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Encep Dulwahab
Dosen Ilmu Komunikasi UIN Bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)