Di balik hiruk-pikuk jalanan Bandung, terselip kisah sopir online yang menghadirkan budaya Sunda dalam setiap laju kendaraan dan senyum ramah mereka menyambut penumpang. Mereka bukan sekadar pengantar, melainkan perajut peradaban jalanan yang membuktikan keramahan bisa menjadi bahasa universal.
Nilai-nilai khas Sunda seperti silih asih, silih asah, silih asuh, yaitu saling menyayangi, mengingatkan, dan menjaga, tercermin langsung dalam interaksi sehari-hari. Filosofi hidup mereka terangkum dalam prinsip Cager, Bager, Bener.
Saptaji Nugraha, seorang sopir online di Bandung, menjelaskan makna filosofi tersebut:
“Cager berarti sehat dan waras, bager bermakna baik hati, dan dengan keduanya, hasilnya akan bener, yakni benar dan selamat,” ujarnya, (01/11/2025).
Ia menekankan pentingnya persiapan fisik dan mental sebelum bekerja demi menjaga keselamatan dan pelayanan terbaik:
“Yang utama adalah istirahat cukup agar tidak mengantuk, fokus saat mengemudi, juga sabar dalam menghadapi penumpang,” tuturnya.
Kesabaran yang diterapkannya dalam pekerjaan kerap membawa kejutan manis dan berkah tak terduga.

Lucki Hermawan, sesama sopir online di Bandung, memberikan penjelasan berbeda:
“Konsisten menjaga jam kerja dan menghindari pembatalan pesanan sebagai bentuk profesionalisme,” ujarnya.
Ia menyatakan pentingnya memastikan kecukupan makan dan waktu bersama keluarga sebelum bekerja agar hati dan perut tidak kosong. Lucki juga menekankan kemampuan membaca situasi penumpang agar interaksi tetap nyaman.
Kedua sopir ini berbagi pesan untuk rekan-rekan seprofesi. Saptaji menekankan kunci rezeki adalah sabar dan tidak mudah emosi di jalan. Sementara Lucki mengingatkan agar setiap sopir online berniat bekerja untuk keluarga, tetap profesional, serta mematuhi aturan lalu lintas.
Dalam hiruk-pikuk jalanan Bandung, para sopir online ini hadir sebagai penjaga nilai-nilai kesantunan, merajut tenun kebaikan yang membuat kota tetap hangat dan manusiawi. (*)
