Hikayat Dukun Digoeng Bantai Warga Cililin, Gegerkan Wangsa Kolonial di Bandung

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Jumat 15 Agu 2025, 10:30 WIB
Dukun zaman baheula. (Sumber: Tropenmuseum)

Dukun zaman baheula. (Sumber: Tropenmuseum)

AYOBANDUNG.ID - Pada suatu masa di tahun 1938, Cililin yang biasanya tenang mulai diterpa rasa waswas. Bukan karena perang, bukan pula karena paceklik. Orang-orang di kampung Nanggerang bicara dengan nada pelan, lebih banyak berbisik. Sebab dalam waktu singkat, sebelas warga mereka meninggal dunia. Bukan karena wabah, bukan karena usia. Mereka mati satu per satu tanpa sebab yang jelas.

Warga mulai mengaitkan kematian itu dengan satu istilah: ilmoe. Di tanah Sunda, itu bukan sekadar kata. Bisa berarti racun, bisa juga ilmu hitam. Bisa tak terlihat, tapi mematikan.

Laporan De Koerier, 14 Juni 1938 mencatat secara rinci rentetan peristiwa ganjil dan imbisil yang terjadi. Pemerintah Adat Cililin mencium ada yang tidak beres. Saat sebuah kasus perampokan terjadi pada bulan Mei, penyelidikan mengarah pada sosok tua yang sudah lama dikenal di kampung-kampung: Bapa Digoeng. Ia bukan hanya tokoh adat, tapi juga dukun yang dikenal ampuh. Kabarnya, ia bisa membuat orang jatuh sakit, atau lebih parah, mati dalam diam.

Kepala polisi dan petugas segera diperintahkan menangkapnya. Tak perlu banyak desakan, Digoeng buka suara. Ia mengaku terlibat dalam perampokan, dan lebih dari itu, mengaku sudah “melumpuhkan” orang lain lewat ilmunya.

Baca Juga: Jejak Dukun Cabul dan Jimat Palsu di Bandung, Bikin Resah Sejak Zaman Kolonial

“Karena tindakan yang bijaksana dan penyelidikan yang cermat, lebih banyak kejahatan yang dilakukan oleh Bapa Digoeng terungkap,” tulis De Koerier memuji kerja kepolisian Hindia Belanda.

Pemerintah mencatat, dari pertengahan Maret hingga Mei 1938, empat orang telah dihabisi oleh Digoeng. Itu yang diakui. Tapi di desa, jumlah korban diyakini lebih banyak. Nama-nama dari kampung Nanggerang dibisikkan dengan iba. Sebelas nyawa melayang dengan cara yang tak bisa dijelaskan oleh tabib ataupun polisi.

“Tak kurang dari sebelas penduduk desa tewas berturut-turut,” tulis De Koerier, “yang namanya dibisikkan dengan rasa iba di desa.”

Satu kalimat terus bergema di tengah warga: siapa pun yang ingin menyingkirkan lawannya hanya perlu berpaling kepada sang dukun yang ditakuti.

Dua Puluh Gulden per Jiwa

Dalam interogasi, Digoeng menyebut bahwa keempat korban pertama dibunuh atas pesanan seorang bernama Moentarip, dengan tarif dua puluh gulden per kepala. Ia juga menyerang dua kerabatnya sendiri, Mirjasik dan Moernasik, dengan ilmu yang membuat mereka sakit. Untungnya, dukun lain datang memberi “penawar”.

Duit Gulden Hindia Belanda. (Sumber: Wikimedia)
Duit Gulden Hindia Belanda. (Sumber: Wikimedia)

Yang menarik, nama Moernasik ternyata bukan sekadar korban. Ia adalah mantan menantu Digoeng, sekaligus bekas muridnya. Kini, menurut Digoeng, Moernasik bahkan lebih mahir.

“Diduga Moernasik juga menyediakan ‘ilmunya’ dengan tarif tetap dua puluh gulden per jiwa,” tulis De Koerier, “menggunakan beberapa ‘perantara’ untuk mencari klien.”

Baca Juga: Wajit Cililin, Simbol Perlawanan Kaum Perempuan terhadap Kolonialisme

Jaringan ini tidak kecil. Para makelar bekerja dari desa ke kota, bahkan hingga Bandung. Mereka mencari orang-orang yang ingin “menghabisi” musuh mereka secara diam-diam. Dalam catatan pemerintah, tujuh orang diduga menjadi korban ilmu Moernasik.

Salah satu nama penting lain dalam jaringan ini adalah Soekadma, orang kepercayaan Moernasik yang dititipi jimat. Saat polisi datang menggeledah, ia mengatakan bahwa jimat itu telah dibakar. Karena tak cukup bukti, ia dilepas dari tahanan.

Tapi beberapa hari kemudian, kabar aneh datang.

“Pria tersebut tertimpa pohon tumbang,” tulis De Koerier. “Kali ini, pohon tumbang tersebut menimpanya dan meremukkannya.”

Soekadma memang sedang menebang pohon arborvitae. Ia sudah sering melakukannya. Tapi kali ini, pohonnya seolah membalas dendam.

Sementara itu, Digoeng ditahan di penjara Cililin. Pengawalan diperketat. Tapi suatu pagi, seorang sipir datang tergopoh-gopoh. Ia hendak mengantar sarapan, tapi mendapati sel sudah sepi. Digoeng telah menggantung diri. Tak pakai tali, hanya balok dan sehelai jilbab.

“Ia telah bunuh diri... Balok dan jilbab adalah caranya.”

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)