Di antara banyaknya pilihan kuliner yang bermunculan, ada satu outlet sederhana di halaman Alfamart Batukarut, Arjasari, yang belakangan ini sering dibicarakan. Aromanya kuat, antreannya panjang, dan rasanya disebut-sebut membuat orang ketagihan. Itulah Lumpia Basah Katadji, kuliner sederhana dengan cita rasa berani yang mampu memikat banyak kalangan, dari anak muda hingga orang tua.
Dari jauh, wangi bawang yang ditumis di atas wajan yang panas memikat siapapun yang lewat. Aromanya gurih, tajam, dan sulit diabaikan, jenis aroma yang membuat orang penasaran untuk mencari sumbernya. Di balik meja kecil di bawah terpal outlet, berdiri seorang pemuda bernama Cecep yang merupakan juru masak dan pemilik usaha tersebut. Tangan Cecep bergerak cepat meracik satu per satu pesanan. Di tempat itulah lahir lumpia basah dengan bumbunya yang medok, teksturnya kaya, dan setiap suapannya terasa penuh dan memuaskan.
Perjalanan Katadji tidak dimulai dari outlet yang ramai seperti sekarang. Cecep memulai usahanya pada 2022 dari depan rumahnya. Ketika rencana membuka online shop tertunda karena modal belum cukup, ia memutuskan mencoba membuat lumpia basah, makanan yang sejak SMA ia sukai dan ia kenal betul rasanya. Ia unggah fotonya ke WhatsApp, dan tanpa disangka responsnya begitu positif.
“Awalnya coba-coba saja, posting di WA, dan alhamdulillah banyak yang suka,” ujar Cecep.
Barulah pada tahun 2023, ia memutuskan pindah ke halaman Alfamart Batukarut, lokasi strategis yang membuat Katadji semakin mudah ditemukan dan dikenal berbagai kalangan.
Kekuatan terbesar Katadji terletak pada rasanya. Berbeda dari lumpia basah Bandung yang cenderung manis dan ringan, Cecep memilih karakter rasa yang lebih tegas: gurih, asin, dan pedas dalam paduan bumbu yang medok. Selain itu, pilihan topping yang beragam juga menjadi ciri khas Katadji. Semua ia mulai dari teknik olahan dasar. Bengkuang direbus hingga dua jam agar juicy dan tidak langu. Tauge dipertahankan tetap crunchy. Telur dimasak hingga matang sempurna untuk memperkuat rasa tanpa aroma bau amis yang menyengat.
“Medoknya itu dari telur, bawang dan penyedap rasa. Itu yang bikin rasanya nempel,” tutur Cecep.
Bumbunya dibuat tanpa takaran khusus, melainkan berdasarkan insting yang terlatih dari ratusan porsi setiap hari. Sejak suapan pertama, lumpia ini langsung terasa berbeda: bengkuang yang juicy, bumbunya yang gurih, sedikit pedas, dan tetap memberikan sensasi keriuk dari taugenya. Untuk topping, tentu banyak pilihannya, ada sosis, bakso, jamur, kwetiau, makaroni, hingga ayam dan ati ampela, semua pemilihan topping dapat disesuaikan dengan selera pelanggan. Dengan harga mulai 9 ribu rupiah, satu porsi menghadirkan rasa yang membuat siapa pun ingin kembali.
Tidak heran jika pelanggan datang dari berbagai daerah dan kalangan. Salah satunya adalah Nia, pelanggan setia yang sudah berkali-kali membeli lumpia bahasa katadji.
“Ini mah enak banget, no peres. Juicy, gurih, ada manis dari olesannya, terus ada crunchy dari tauge. Bumbunya cikruh tapi enggak cawerang. Ditambah si aanya ramah, kalau mau request apa pun selalu diturutin,” ungkap Nia.
Katadji juga menyimpan sejumlah kisah menarik dari pelanggannya. Salah satunya datang dari seorang ibu yang awalnya hanya lewat bersama keluarganya. Ia melihat keramaian di depan outlet, penasaran, dan akhirnya membeli satu porsi untuk dicoba. Beberapa jam kemudian, ia kembali dan kali ini membeli beberapa porsi sekaligus.
“Kadang ada saja pelanggan yang begitu. Penasaran dulu, coba satu, terus balik lagi. Itu bikin saya senang,” ujar Cecep.
Antrean yang selalu ramai setiap hari menjadi bukti lainnya. Menjelang pukul dua siang, pembeli mulai banyak berdatangan, dan puncaknya terjadi pada sore hari saat orang-orang kembali dari aktivitasnya, baik yang pulang kerja, sekolah, kuliah, maupun sekadar selesai bermain. Sehingga, tidak jarang Cecep kehabisan bahan lebih cepat dari yang direncanakan. Selain itu, sudah banyak influencer yang datang mencoba dan memberi penilaian tinggi, membuat Katadji semakin sering muncul di berbagai rekomendasi kuliner lokal. Pesanan online pun meningkat tajam dan banyak pembeli baru dari berbagai daerah berdatangan karena penasaran dengan rasanya yang menggugah selera.
Baca Juga: Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000
Namun di balik terkenalnya lumpia basah katadji, Cecep tetap memegang prinsip: rasa harus konsisten, pelayanan harus tetap ramah.
“Customer balik lagi itu bukan cuma karena enak, tapi karena dilayani dengan baik,” ujar Cecep.
Lumpia Basah Katadji mungkin berawal dari outlet kecil, tetapi rasanya yang medok, topping melimpah, dan tampilannya yang menggugah membuatnya terus diburu banyak orang. Bahkan di kamera, lumpia ini tampak sama lezatnya seperti saat disantap langsung, hingga banyak influencer yang merekomendasikannya. Namun pada akhirnya, yang membuat pelanggan kembali bukan sekadar visualnya, melainkan pelayanannya yang baik dan rasanya yang nikmat hingga suapan terakhir. (*)
