Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Tantia  Nurwina
Ditulis oleh Tantia Nurwina diterbitkan Kamis 11 Des 2025, 10:03 WIB
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)

Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)

Di antara banyaknya pilihan kuliner yang bermunculan, ada satu outlet sederhana di halaman Alfamart Batukarut, Arjasari, yang belakangan ini sering dibicarakan. Aromanya kuat, antreannya panjang, dan rasanya disebut-sebut membuat orang ketagihan. Itulah Lumpia Basah Katadji, kuliner sederhana dengan cita rasa berani yang mampu memikat banyak kalangan, dari anak muda hingga orang tua. 

Dari jauh, wangi bawang yang ditumis di atas wajan yang panas memikat siapapun yang lewat. Aromanya gurih, tajam, dan sulit diabaikan, jenis aroma yang membuat orang penasaran untuk mencari sumbernya. Di balik meja kecil di bawah terpal outlet, berdiri seorang pemuda bernama Cecep yang merupakan juru masak dan pemilik usaha tersebut. Tangan Cecep bergerak cepat meracik satu per satu pesanan. Di tempat itulah lahir lumpia basah dengan bumbunya yang medok, teksturnya kaya, dan setiap suapannya terasa penuh dan memuaskan. 

Perjalanan Katadji tidak dimulai dari outlet yang ramai seperti sekarang. Cecep memulai usahanya pada 2022 dari depan rumahnya. Ketika rencana membuka online shop tertunda karena modal belum cukup, ia memutuskan mencoba membuat lumpia basah, makanan yang sejak SMA ia sukai dan ia kenal betul rasanya. Ia unggah fotonya ke WhatsApp, dan tanpa disangka responsnya begitu positif.

“Awalnya coba-coba saja, posting di WA, dan alhamdulillah banyak yang suka,” ujar Cecep.

Barulah pada tahun 2023, ia memutuskan pindah ke halaman Alfamart Batukarut, lokasi strategis yang membuat Katadji semakin mudah ditemukan dan dikenal berbagai kalangan. 

Kekuatan terbesar Katadji terletak pada rasanya. Berbeda dari lumpia basah Bandung yang cenderung manis dan ringan, Cecep memilih karakter rasa yang lebih tegas: gurih, asin, dan pedas dalam paduan bumbu yang medok. Selain itu, pilihan topping yang beragam juga menjadi ciri khas Katadji. Semua ia mulai dari teknik olahan dasar. Bengkuang direbus hingga dua jam agar juicy dan tidak langu. Tauge dipertahankan tetap crunchy. Telur dimasak hingga matang sempurna untuk memperkuat rasa tanpa aroma bau amis yang menyengat.

“Medoknya itu dari telur, bawang dan penyedap rasa. Itu yang bikin rasanya nempel,” tutur Cecep. 

Bumbunya dibuat tanpa takaran khusus, melainkan berdasarkan insting yang terlatih dari ratusan porsi setiap hari. Sejak suapan pertama, lumpia ini langsung terasa berbeda: bengkuang yang juicy, bumbunya yang gurih, sedikit pedas, dan tetap memberikan sensasi keriuk dari taugenya. Untuk topping, tentu banyak pilihannya, ada sosis, bakso, jamur, kwetiau, makaroni, hingga ayam dan ati ampela, semua pemilihan topping dapat disesuaikan dengan selera pelanggan. Dengan harga mulai 9 ribu rupiah, satu porsi menghadirkan rasa yang membuat siapa pun ingin kembali. 

Tidak heran jika pelanggan datang dari berbagai daerah dan kalangan. Salah satunya adalah Nia, pelanggan setia yang sudah berkali-kali membeli lumpia bahasa katadji.

“Ini mah enak banget, no peres. Juicy, gurih, ada manis dari olesannya, terus ada crunchy dari tauge. Bumbunya cikruh tapi enggak cawerang. Ditambah si aanya ramah, kalau mau request apa pun selalu diturutin,” ungkap Nia. 

Katadji juga menyimpan sejumlah kisah menarik dari pelanggannya. Salah satunya datang dari seorang ibu yang awalnya hanya lewat bersama keluarganya. Ia melihat keramaian di depan outlet, penasaran, dan akhirnya membeli satu porsi untuk dicoba. Beberapa jam kemudian, ia kembali dan kali ini membeli beberapa porsi sekaligus.

“Kadang ada saja pelanggan yang begitu. Penasaran dulu, coba satu, terus balik lagi. Itu bikin saya senang,” ujar Cecep. 

Antrean yang selalu ramai setiap hari menjadi bukti lainnya. Menjelang pukul dua siang, pembeli mulai banyak berdatangan, dan puncaknya terjadi pada sore hari saat orang-orang kembali dari aktivitasnya, baik yang pulang kerja, sekolah, kuliah, maupun sekadar selesai bermain. Sehingga, tidak jarang Cecep kehabisan bahan lebih cepat dari yang direncanakan. Selain itu, sudah banyak influencer yang datang mencoba dan memberi penilaian tinggi, membuat Katadji semakin sering muncul di berbagai rekomendasi kuliner lokal. Pesanan online pun meningkat tajam dan banyak pembeli baru dari berbagai daerah berdatangan karena penasaran dengan rasanya yang menggugah selera. 

Baca Juga: Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Namun di balik terkenalnya lumpia basah katadji, Cecep tetap memegang prinsip: rasa harus konsisten, pelayanan harus tetap ramah.

“Customer balik lagi itu bukan cuma karena enak, tapi karena dilayani dengan baik,” ujar Cecep. 

Lumpia Basah Katadji mungkin berawal dari outlet kecil, tetapi rasanya yang medok, topping melimpah, dan tampilannya yang menggugah membuatnya terus diburu banyak orang. Bahkan di kamera, lumpia ini tampak sama lezatnya seperti saat disantap langsung, hingga banyak influencer yang merekomendasikannya. Namun pada akhirnya, yang membuat pelanggan kembali bukan sekadar visualnya, melainkan pelayanannya yang baik dan rasanya yang nikmat hingga suapan terakhir.  (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Tantia  Nurwina
Seorang mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang aktif menulis berita, artikel dan feature di media digital.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)