Pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat Kota Bandung tengah mengalami kekhawatiran yang signifikan, disebabkan ada berbagai aksi pembegalan yang terjadi di banyak tempat di Kota Bandung, seperti pada kasus penyerangan geng motor kepada pedagang martabak di Jalan Inhoftank, Kota Bandung.
Biasanya warga merasa aman saat beraktivitas hingga malam hari, namun saat ini banyak warga yang melakukan pembatasan diri disebabkan rasa khawatir akan menjadi korban kejahatan di jalan raya.
Banyak cerita yang mulai beredar di masyarakat, dimulai dari pengendara yang didekati segerombolan pelaku sampai kejadian pembacokan yang dapat dilihat di media sosial, hal ini menyebabkan masyarakat merasa tidak aman untuk beraktivitas diluar terutama dimalam hari. Permasalahan ini memperlihatkan bahwa fenomena begal tidak hanya sebuah permasalahan media saja, namun pada kenyataannya hal tersebut dapat dialami warga dalam aktivitas sehari-hari.
Kekhawatiran ini juga banyak diluapkan melalui media lokal. Dibeberapa media Wali Kota Bandung yaitu M. Farhan menyatakan bahwa keadaan begal telah berada di tingkat yang sudah tidak dapat dinilai rendah. Beliau meminta bantuan para aparat kepolisian guna menguatkan patrol kemanan dan cepat mengambil tindakan dengan tegas pada kelompok begal yang mempunyai niatan untuk mencuri motor di jalan raya.
Pernyataan ini dinilai sebagai sinyal bahwa lembaga kota mengakui keadaan ini krusial yang sedang menjadi tantangan masyarakatnya. Namun, bagi kelompok besar yang mengalami secara langsung akan merasa berdampak tidak aman saat sedang melakukan aktivitas di jalan raya. Masyarakat menunggu langkah cepat dan tegas yang dapat mengembalikan rasa percaya terhadap keamanan di Kota Bandung.
Keadaan fisik ruang umum menjadi salah satu faktor yang sering dinilai masyarakat terkait meningkatnya resiko begal. Terdapat banyak jalur atau jalan lingkungan di Kota Bandung yang penerangannya masih sedikit, akibatnya menumbuhkan ruang gelap yang besar bagi pelaku kriminal untuk melakukan aksi tanpa terlihat oleh orang lain.
Selain dari faktor fisik, keadaan sosial juga mempunyai peran yang signifikan. Terdapat banyak fenomena kejahatan yang mengikutsertakan pemuda atau remaja yang putus sekolah, minimnya pengawasan keluarga, atau keikutsertaan ke dalam geng motor.
Pada fenomena yang terjadi di Kota Bandung, hal ini sejalan dikarenakan sejumlah kelompok begal yang ditangkap oleh lembaga kepolisian sebelumnya termasuk bagian dari kelompok motor yang aktif menjalankan aksinya pada malam hari. Dengan tidak adanya pembinaan sosial yang memadai, keadaan para remaja akan menjadi faktor kriminalitas secara berkala.
Faktanya pada tindakan yang dilakukan oleh Wali Kota Bandung dalam pelaporan media AyoBandung.id Wali Kota Bandung menyatakan untuk bertekad menghapus julukan Gotham City di Kota Bandung yang diberikan oleh masyarakat dikarenakan maraknya aksi kriminal di Kota Bandung dan dibeberapa media M. Farhan juga menyatakan bahwa ia mendukung tegas pihak kepolisian untuk menindaklanjuti pelaku kriminal. Tetapi masyarakat menilai terdapat perbedaan antara pelaksanaan dan intruksi yang ada di lapangan. Contohnya patroli yang dilakukan tidak merata, petugas pada jam rawan masih minim, serta publikasi lapangan yang kurang melibatkan warga.
Fenomena begal yang ada di Kota Bandung tidak semata-mata menjadi persoalan keamanan saja, namun juga menggambarkan bahwa tata kelola kota wajib diperkuat. Terdapat ancaman kriminalitas yang dapat terjadi saat penggabungan antar lembaga masih dinilai lemah, kesadaran penduduk tidak mengalami peningkatan, dan ruang umum yang dinilai kurang aman. Lembaga daerah wajib memastikan bahwa peraturan keamanan dapat dijalankan secara terstruktur, tidak hanya pada keadaan yang sedang memanas saja, namun juga dalam waktu yang panjang.
M. Farhan juga harus bertindak secara tegas dalam penguatan kolaborasi antara kepolisian, kelurahan, dan kecamatan, supaya patroli tidak dilakukan secara sia-sia, namun benar-benar mengikuti prosedur dan lokasi yang rawan terjadi insiden. Kolaborasi ini dapat berdampak pada masyarakat agar merasa lebih aman.
Selain tindakan yang dilakukan Wali Kota Bandung, diperlukan pencegahan dalam rentang waktu jangka panjang. Dimana beliau perlu melakukan inisiatif guna membentuk sebuah program pemberdayaan pemudia dilevel kelurahan agar para remaja mempunyai pendampingan sosial, kegiatan positif, dan ruang kreatif yang dapat meminimalkan tindakan kriminalitas.
Baca Juga: Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh
Pemerintah kota juga dapat menciptakan ruang informasi umum yang mudah diakses dan jelas. Sesuai dengan arahan dari Wali Kota Bandung, masyarakat bisa memperoleh perkembangan kasus, nomor darurat, jalur aman, dan update keamanan melalui situs atau aplikasi khusus.
Koordinasi dengan warga pun tidak boleh ditinggalkan. Dikarenakan dengan adanya dukungan dari Wali Kota Bandung, maka pelatihan kemanan mandiri, forum kewaspadaan dini, dan ronda malam dapat dioperasikan lebih teratur. Masyarakat yang terlibat secara langsung dapat merasa mempunyai rasa tanggung jawab bersama dalam memelihara lingkungannya.
Pada akhirnya, saya percaya bahwa dengan adanya kepemimpinan yang tegas dan arahan dari Wali Kota Bandung yaitu M. Farhan, maka kota ini dapat dipulihkan dari banyaknya insiden aksi begal. Keamanan yang menjadi hak seluruh masyarakat Kota Bandung tidak hanya dinilai lebih aman, namun juga sebagai kota yang dibanggakan masyarakat. (*)
