Sejarah DAMRI, Bus Jagoan Warga Bandung

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Selasa 16 Sep 2025, 14:15 WIB
Bus DAMRI jadul di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung)

Bus DAMRI jadul di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung)

AYOBANDUNG.ID - Kalau orang Bandung ditanya soal transportasi umum yang paling ikonik, jawaban angkot tentu saja akan banyak muncul. Tapi di balik angkot yang suka ngetem seenaknya, ada satu nama besar yang sejak lama jadi tulang punggung mobilitas warga: DAMRI. Nama ini bukan sekadar rangkaian huruf acak, melainkan singkatan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia. Terasa sekali aroma ejaan lama yang kental dengan semangat republik baru lahir.

Sejarah moda transportasi angkutan massal ini terbilang panjang. Awalnya, DAMRI bukan muncul tiba-tiba di jalanan Bandung dengan bus besar yang berisik knalpotnya. Ia lahir dari sejarah panjang transportasi Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1943, dua lembaga transportasi didirikan: Jawa Un'yu Jigyƍsha untuk angkutan barang, dan Jidƍsha Sƍkyoku untuk angkutan penumpang.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, dua lembaga itu diambil alih Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Namanya pun diubah menjadi Djawatan Pengangkoetan dan Djawatan Angkoetan Darat.

Baca Juga: Hikayat Java Preanger, Warisan Kopi Harum dari Lereng Priangan

Sejarah mencatat tanggal 25 November 1946 sebagai momen penting. Berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No. 01/DAM/46, kedua djawatan itu digabung jadi satu lembaga bernama DAMRI. Tugasnya jelas: menyelenggarakan angkutan darat menggunakan bus, truk, atau kendaraan bermotor lain. Tapi jangan bayangkan DAMRI langsung nyaman seperti bus pariwisata hari ini.

Pada masa awal, bus DAMRI juga ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan. Armada yang mestinya mengangkut penumpang, kadang harus dimanfaatkan untuk mengirim logistik atau bahkan prajurit guna melawan agresi Belanda di Jawa.

Status kelembagaan DAMRI pun ikut berubah-ubah seiring perubahan politik dan birokrasi. Tahun 1961, DAMRI naik level jadi Badan Pimpinan Umum (BPU). Lalu pada 1965 berubah menjadi Perusahaan Negara (PN), dan akhirnya resmi berstatus Perusahaan Umum (Perum) pada 1982 lewat PP No. 31/1984. Penyempurnaan dilakukan lagi pada 2002 dan 2018. Bahkan pada 2023, Perum PPD digabung ke dalam DAMRI untuk menghindari rebutan trayek dan tumpang tindih operasional.

Sejak itu, DAMRI bukan hanya sekadar badan usaha milik negara, melainkan juga simbol transportasi publik nasional. Di berbagai kota besar, termasuk Bandung, bus DAMRI menjadi pemandangan akrab di jalanan.

Baca Juga: Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

DAMRI di Bandung, Dari Percobaan ke Bus Listrik

Bandung, dengan julukan Paris van Java, ternyata juga punya sejarah panjang dengan bus DAMRI. Kehadiran DAMRI di kota ini bisa ditelusuri ke era 1960-an. Pada 1964, DAMRI sempat membuka jalur bus kota di Bandung. Tapi karena masalah teknis, keterbatasan suku cadang, serta kondisi armada yang jauh dari prima, operasi itu tidak berjalan mulus. Beberapa trayek terpaksa berhenti. Bisa dibilang periode ini adalah masa “trial and error”.

Bus DAMRI tahun 1960-an. (Sumber: damri.co.id)
Bus DAMRI tahun 1960-an. (Sumber: damri.co.id)

Tapi Bandung bukan kota yang gampang ditinggalkan. Pada akhir 1970-an, tepatnya 1978, DAMRI kembali dengan gaya baru. Kali ini mereka membawa armada lebih banyak dan siap melayani warga kota. Dalam waktu singkat jumlah bus bertambah pesat. Laporan setempat menyebut peningkatan signifikan armada antara 1978–1979. Sejak itu, DAMRI jadi pilihan utama pelajar, pekerja kantoran, hingga emak-emak belanja ke pasar. Bus berwarna putih-biru ini menjadi bagian dari denyut nadi transportasi kota.

Cabang Bandung berpusat di Jalan Soekarno Hatta No. 787, Babakan Penghulu, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, dengan slogan terkini "Takes You Everywhere".

Baca Juga: Balap Becak Bandung Tahun 1970-an, Fast and Furious ala Raja Jalanan

Peran DAMRI di Bandung semakin jelas ketika terhubung dengan terminal-terminal utama seperti Leuwipanjang dan Cicaheum. Dari sinilah bus-bus DAMRI meluncur membawa penumpang ke berbagai penjuru, baik antar-kawasan Bandung Raya maupun antarkota ke wilayah Jawa Barat lainnya. Pada masa tertentu, DAMRI bahkan dipercaya mengelola Trans Bandung Raya, semacam cikal bakal sistem transportasi massal modern Bandung. Sayangnya, dinamika kebijakan transportasi kota membuat trayek dan jumlah bus berubah-ubah.

Kisah DAMRI di Bandung tidak selalu mulus. Pada 28 Oktober 2021, operasional bus kota DAMRI sempat dihentikan sementara karena merugi. Biaya operasional tak sebanding dengan pemasukan. Warga yang sudah terbiasa mengandalkan DAMRI sempat kelabakan. Untungnya, perusahaan ini tak patah arang. DAMRI kemudian beradaptasi dengan inovasi baru: bus listrik.

Uji coba bus listrik di Bandung dilakukan di rute Terminal Leuwipanjang–Dago, lewat skema buy-the-service. Kehadiran bus listrik ini disambut antusias karena dianggap lebih ramah lingkungan dan sejalan dengan citra Bandung sebagai kota kreatif. Meski jumlah armada listrik masih terbatas, langkah ini menunjukkan bahwa DAMRI tidak mau ketinggalan zaman. Dari bus zaman perjuangan hingga bus bertenaga baterai, perjalanannya memang panjang.

Selain itu, DAMRI juga membuka layanan pemadu moda ke Bandar Udara Internasional Kertajati dari Pool Kebon Kawung. Dengan begitu, warga Bandung bisa lebih mudah mencapai bandara internasional yang letaknya jauh di Majalengka.

Hari ini, DAMRI Cabang Bandung tetap jadi bagian integral dari transportasi publik di wilayah tersebut. Puluhan unit bus masih setia melayani trayek kota dan antarkota. Kehadiran komunitas pecinta bus DAMRI juga menambah warna. Mereka rajin mengarsipkan sejarah, memotret armada, hingga membuat catatan detail soal perjalanan DAMRI dari masa ke masa.

Kini, peran DAMRI di Bandung berdampingan dengan moda bus lain yang juga berkembang. Ada Trans Metro Bandung (TMB) yang sejak 2009 dicoba Pemkot Bandung sebagai layanan BRT dalam kota, dan ada pula Metro Jabar Trans (MJT) yang berperan sebagai operator swasta dalam jaringan transportasi berbasis bus.

Kehadiran dua nama itu tak lantas menenggelamkan DAMRI. Justru sebaliknya, warga Bandung kini punya lebih banyak pilihan moda berbasis bus: DAMRI dengan tradisi panjang dan inovasi bus listriknya, TMB dengan koridor dalam kota, serta MJT yang ikut menggerakkan armada BRT modern. Semuanya sama-sama mewarnai wajah transportasi Bandung hari ini, dengan peran dan segmen masing-masing.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ‘Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng “Mas Iput”? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya “Mas Iput”. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig Café Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)