Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

Fira Nursyabani
Ditulis oleh Fira Nursyabani diterbitkan Rabu 09 Jul 2025, 10:39 WIB
Suasana di sekitar Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka) tahun 1935. (Sumber: KITLV)

Suasana di sekitar Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka) tahun 1935. (Sumber: KITLV)

AYOBANDUNG.ID - Bayangkan begini: kamu sudah puluhan tahun merayakan ulang tahun setiap tanggal 1 April. Tiup lilin, potong tumpeng, pasang spanduk, dan sesekali bikin konser dangdut di Alun-Alun. Tapi suatu hari, datang sekelompok akademisi lengkap dengan map tebal dan ekspresi serius, lalu bilang: “Maaf, kamu ulang tahunnya salah tanggal.”

Itulah yang terjadi pada Kota Bandung.

Selama lebih dari 90 tahun, Bandung dengan semangat 45 meniup lilin ulang tahun tiap 1 April. Begitulah, Bandung pernah jadi korban prank kolonial yang bukan main lamanya. Bukan karena kesalahan juru ketik Belanda, melainkan dari dokumen resmi Pemerintah Kolonial. Apesnya lagi, tanggal itu jatuh tepat pada 1 April. Ya, April Mop. Hari kelakar internasional. Waktu yang pas buat diprank. Sekarang banyak orang mengingatnya sebagai kecelakaan sejarah yang terlalu ganjil dibilang kebetulan belaka.

Selama puluhan tahun, 1 April jadi tanggal ulang tahun resmi Kota Bandung. Bukan prank. Tapi fakta. Kini, 25 September-lah yang dipeluk mesra sebagai Hari Jadi Kota Bandung.

Cerita dimulai di awal abad ke-20, ketika Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz meneken sebuah keputusan penting. Pada 2 Februari 1906, ia menetapkan bahwa Bandung naik kelas: dari kota biasa menjadi gemeente alias kota yang punya otonomi sendiri. Keputusan ini diundangkan sebulan kemudian, 1 Maret 1906, dan mulai berlaku penuh pada 1 April 1906.

Berpijak pada alasan tersebut, selama bertahun-tahun kemudian, Bandung meniup lilin setiap tanggal 1 April. Tanggal itu menandai pisah ranjangnya Bandung dari Kabupaten Bandung. Secara administratif, tentu. Secara geografis, mereka masih tidur di ranjang yang sama lantaran kantor Kabupaten Bandung masih di dalam Kota Bandung kala itu.

Baca Juga: Sejarah Masjid Cipaganti Bandung, Dibelit Kisah Ganjil Kemal Wolff Schoemaker

Sebelum Bandung jadi gemeente, kota ini hanyalah anak kos Kabupaten Bandung. Dan sebelum sampai ke sana, kisahnya berliku. Awalnya ibu kota Kabupaten Bandung ada di Krapyak, yang sekarang kita kenal sebagai Dayeuhkolot. Tapi, seperti kosan yang sering kebanjiran, Krapyak mulai terasa sempit dan pengap buat pemerintahan. Maka, pada 1810, sang bupati, Raden Adipati Wiranatakusumah II, memindahkan ibu kota ke dekat Sungai Cikapundung.

Gemeentehuis Bandung tahun 1927 yang kini jadi Kantor Wali Kota Bandung. (Sumber: Buku Gemeente Huis oleh Sudarsono Katam)
Gemeentehuis Bandung tahun 1927 yang kini jadi Kantor Wali Kota Bandung. (Sumber: Buku Gemeente Huis oleh Sudarsono Katam)

Tentu saja ini bukan keputusan pribadi. Ada campur tangan dari Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal. Ia menilai Krapyak terlalu jauh dari Jalan Raya Pos yang sedang dibangun. Dan pada 25 September 1810, Daendels resmi mengeluarkan besluit: pindah ke Cikapundung, dan bangunlah pusat pemerintahan baru di sana.

Keputusan itu kemudian bikin wilayah ini naik daun. Bandung makin menggoda. Bahkan ketika Cianjur hancur karena letusan Gunung Gede tahun 1864, Bandung langsung ditarik jadi ibu kota Karesidenan Priangan. Sebuah jabatan ganda: sekaligus ibu kota kabupaten dan karesidenan. Kalau Bandung manusia, dia mungkin butuh vitamin otak dan double espresso tiap pagi.

Status Bandung terus berubah-ubah layaknya hubungan yang belum jelas. Setelah jadi gemeente (1906), Bandung sempat jadi stadsgemeente (1926), lalu Haminte Bandung (1948-1946, jangan tanya kenapa urutannya mundur, ini sejarah Indonesia), Kota Besar (1945), Kotapraja (1957), Kotamadya (1966), Kotamadya Tingkat II (1998), dan akhirnya Pemerintah Kota Bandung (1999).

Semua berjalan baik-baik saja sampai tahun 1997. Saat itu, seperti pasangan yang mulai curiga dengan tanggal lahir kekasihnya di KTP, Pemerintah Kota Bandung mulai mempertanyakan: apa benar kita lahir tanggal 1 April?

Tim riset khusus lantas dibuat, yang diisi para sejarawan dari Unpad dan sejumlah ahli lainnya. Sebuah seminar digelar pada 10 Maret 1997, dan diskusi berlanjut hingga 22 Januari 1998. Pertemuan ini diwarnai banyak pendapat dan debat.

Baca Juga: Dari Bandung Kopi Purnama, Ke Hindia Ku Berkelana

Para ahli akhirnya sepakat: Bandung lahir bukan pada 1 April 1906, tapi 25 September 1810. Mereka mengambil tanggal Daendels mengeluarkan besluit sebagai hari kelahiran Bandung. Tanggal ketika kota ini mulai dirancang sebagai pusat pemerintahan. Sebuah momen yang dianggap lebih sakral ketimbang sekadar naik status administratif.

Keputusan itu lalu disahkan lewat Perda Nomor 35 Tahun 1998. Maka sejak saat itu, Bandung resmi punya ulang tahun baru. Tak lagi dirayakan pada 1 April, tapi 25 September. Dan sejak itu, Bandung resmi pensiun dari merayakan ulang tahun pada 1 April. Tidak mau lagi kena prank. Cukup sekali. Cukup 91 tahun.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)